PROLOG

141 31 0
                                    

Happy Reading!!

Malika berjalan menyusuri koridor sekolahnya. Mencari kelas yang akan ia tempati untuk menimbah ilmu. Hari ini adalah hari pertama Malika Masuk SMA, tentu pasti akan banyak hal-hal baru yang akan terjadi.

Malika memasuki kelas yang bertuliskan X IPA 2 di atas pintunya. Malika mengedarkan pandangannya ke setiap bangku yang ada disana. Mata Malika terpanah dengan bangku yang berada di pojok depan. "Pasti disitu nyaman!" Gumam Malika dilanjut dengan langkah kakinya.

Malika mendudukkan pantatnya pada kursi dan kembali mengedarkan pandangannya. Melihat teman-teman barunya yang memasuki kelas dengan senyum khas mereka masing-masing. Namun, tak sedikit yang menampakkan wajah malas mereka.

"Kok orang-orang pada akrab, ya?" Batin Malika melihat segerombolan teman perempuannya pada satu bangku. Malika benar-benar tak mengenal siapa-siapa disana. Jadi, ia tak dapat berbuat apa-apa lagi selain diam.

Bel masuk berbunyi, seluruh siswa duduk pada tempat masing-masing untuk berdoa.  "Adik-adik kelas 10 dimohon untuk segera berkumpul ke lapangan utama, karena apel pagi akan segera dimulai," ucap seseorang dari central ruang staff.

Malika berdiri dari duduknya dan segera pergi meninggalkan kelasnya. Malika berdiri pada barisan, tak ada yang ia kenal. "Hei?! Nama kamu siapa?" Tanya seorang gadis menepuk pundak Malika dari belakang. Malika menoleh ke belakang dan melihat siapa yang menepuk pundaknya tadi.

"Eh? Nama gue Malika, lo bisa manggil gue Lika," jelas Malika mengulurkan tangannya. "Gue Ola!" Ucap gadis bernama Ola tersebut dengan menjabat tangan Malika. Malika dan Ola berteman mulai detik itu.

*****

Saat ini Malika sudah kembali kedalam kelasnya. Rasanya sangat lelah berdiri di lapangan yang sangat panas. Malika mengambil air di dalam tasnya dan segera meminumnya. "Gue duduk sini, ya?" Tanya Ola yang tiba-tiba datang. Malika hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan Ola.

Pembelajaran berjalan dengan baik. Tak ada kendala sedikitpun. "Ke kantin, yuk?" Ajak Ola pada Malika yang tengah membereskan buku-bukunya. Malika tersenyum menganggukkan kepalanya. Mereka berdua menuju kantin bersama, sesekali melihat-lihat area sekolah barunya.

Mereka berdua sudah sampai di kantin. Pesanan mereka sudah ada di depan mata dam waktunya untuk menyantap makanan mereka. Sesekali mereka membahas masa-masa SMP mereka berdua. "Lo dulu di SMP punya banyak temen, gak?" Tanya Ola pada Malika yang tengah menikmati makanannya.

"Enggak!" Singkat Malika yang membuat Ola mengernyitkan dahinya.

"Alasannya?" Ucap Ola penasaran.

"Setiap gue punya temen baru, mereka gak pernah bertahan lama. Ada aja alasan mereka buat pergi ninggalin gue, emang bener adanya people come and go orang-orang bakalan singgah tapi gak menetap," jelas Malika panjang lebar yang membuat Ola melongo.

"Satu pun gak ada yang masih temenan sama lo?" Tanya Ola masih penasaran.

"Enggak, La! Kayak yang gue bilang tadi, dan lo harus inget bahwa semua orang itu munafik. Ada waktunya orang-orang yang lo sayang bakalan munafik mau sedeket apapun itu!" Jelasnya kembali.

Lagi-lagi Ola hanya menganga mendengar pernyataan Malika. Ia kira Malika adalah orang yang mempunyai banyak teman karena wajahnya yang benar-benar ramah. Tapi, nyatanya banyak yang mengkhianati manusia seperti Malika.

*****

Bel pulang sudah berbunyi sedari tadi, yang tandanya pembelajaran sudah usai. Malika masih duduk di halte bus depan sekolahnya, menunggu ojek online yang ia pesan. Malika berdiri ketika ojek online pesanannya datang. "Mbak Malika?" Tanya driver ojek tersebut yang hanya di angguki oleh Malika.

Malika dan Luka [TERBIT]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant