Bab 10. Mimpi Buruk

45 17 0
                                    

Kayla memutuskan untuk merantau ke Jakarta seperti rencananya setelah wisuda. Dirinya telah mendaftarkan diri dan mendapat panggilan interview di perusahaan yang dia masuki surat lamaran pekerjaan.

"Kamu hati-hati ya di perjalanan. Setelah sampai di Jakarta langsung kabari kakak atau kak Aisyah, ya," ucap Faiz yang mengantar Kayla di Stasiun. Dia menemani Kayla di cafe Stasiun sampai kereta Kayla berangkat.

 Dia menemani Kayla di cafe Stasiun sampai kereta Kayla berangkat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Visual Faiz Wiratama Arrasya

"Ya, kakak doakan Kayla, ya."

"Pasti, kakak akan selalu mendoakan yang terbaik buat kamu. Semoga kesuksesan selalu menyertaimu," ucap nya membelai kerudung adiknya itu.

Kayla masih nyaman dalam pelukan sang kakak. Dia sangat manja sekali pada kakaknya, karena hanya kakaknya saja yang dia miliki setelah kepergian Ayah dan Ibu mereka.

Faiz yang selalu ada untuk Kayla, merawat Kayla, dan memenuhi segala kebutuhan Kayla. Kayla pun tidak akan pernah melupakan itu. Dia selalu meminta doa kakaknya, membantu kakaknya, dan menuruti semua perkataan Faiz.

"Ah ya, Kak. Ada sesuatu yang ingin Kayla katakan pada kakak. Menurut kakak, apa Kayla terima saja perjodohan itu?" tanya Kayla serius.

"Senyamannya hati kamu, bilamana hatimu merasa nyaman akan perjodohan itu, ya terima saja. Dan kalau enggak nyaman ya enggak usah dipaksakan. Mereka pasti ngerti kok," ujar Faiz.

"Kayla istikharah dulu deh, Kak. Dan kalau menurut kakak menerima perjodohan itu adalah yang terbaik, Kayla akan nurut sama kakak." Faiz tersenyum mendengar ucapan sang adik.

"Tuh, keretamu sudah datang. Masuklah, nanti ketinggalan. Jaga selalu kesehatan kamu di sana ya."

Kayla pun menaiki gerbong kereta. Dia duduk di dekat jendela, sambil terus menatap keluar melihat sang kakak dan orang-orang yang bergerombol mengantar sanak saudara mereka. Kayla melambaikan tangannya ke arah Faiz.

***

Kini Kayla benar-benar melanjutkan hidupnya di kota orang. Dia di terima di salah satu perusahaan yang cukup besar. Dengan manager yang super ramah dan baik. Managernya masih cukup muda, mungkin usianya 2 tahun lebih di atasnya.

Setiap hari Kayla melakukan pekerjaannya dengan penuh semangat. Tiada hari tanpa senyum bagi Kayla. Perihal jodoh sudah Kayla pasrahkan pada Allah SWT. Biar Allah saja yang menentukan jodohnya. Saat ini Kayla hanya berusaha untuk memperbaiki dirinya.

"Kayla, terima kasih ya. Presentasi kamu hari ini sangat luar biasa," puji Dio selaku manager Kayla.

"Pak Dio, bisa saja. Kayla masih harus banyak belajar, Pak."

"Jangan panggil Pak, dong. Aku enggak setua itu," ucap Dio dengan santai.

"Tapi, Pak..."

"Kita kan lagi enggak ada di kantor jadi santai aja, enggak usah formal-formal banget, hehee," cengir Dio.

Stay with Me, Please! (REVISI)Where stories live. Discover now