Bab 7. Toko Buku

46 19 0
                                    

Setelah Abidzar meminta maaf pada Kayla, dia pun mengajak Kayla pergi ke toko buku sesuai dengan rencana mereka hari ini.

"Jika kamu tidak keberatan, saya ingin mengajakmu ke toko buku seperti rencana awal. Umm..., maksud saya menemani Alin. Alin ingin membeli buku cerita," ajak Abidzar hati-hati.

Kayla berpikir sejenak. Hari ini, adalah hari terakhir promo di sebuah toko buku langganannya. Dari pada dirinya harus meratapi ucapan julid orang-orang, lebih baik dia mencari udara segar dengan pergi ke toko buku.

"Oke, Kayla tidak akan menyia-nyiakan hari ini. Mumpung ada banyak diskon," ucapnya dengan semangat.

"Kalau begitu Kayla pamit dulu ya, Pak," tambahnya. Abidzar mengangguk dan Alin merasa senang.

***

Di toko buku mereka memilih-milih buku yang akan dibeli. Terutama Alin, dia sangat bersemangat memilih buku cerita dengan gambar yang menarik, buku mewarnai dan sejenisnya. Sedangkan Kayla, asik memilih novel, dia bimbang harus beli yang mana. Jika beli semua, dia tidak ada uang saku untuk besok.

Abidzar tertarik pada buku tentang manajemen bisnis lalu mengambilnya dan menaruhnya pada keranjang. Dia pun menyusul Alin dan Kayla. Mereka tengah asyik memilih buku cerita Alin.

"Kayla, katanya kamu ingin membeli buku, mana bukunya?" tanya Abidzar.

"Ini, Pak."

"Cuma satu? Bukannya tadi semangat sekali karena diskon."

"Hehe, satu juga sudah semangat kok, Pak," jawab Kayla tersenyum.

Abidzar menaruh buku yang dipilih Alin dan Kayla ke dalam keranjang bersama dengan bukunya.

"Jadikan satu saja bukunya," ucap Abidzar.

"Biar Kayla bayar sendiri saja, Pak," ucap Kayla saat Abidzar akan mengambil buku di tangannya.

"Ya, tapi bukunya taruh sini saja sekalian."

Mereka pun menuju kasir, Abidzar mengambil satu buku lagi lalu membayarnya di kasir.

"Jadikan satu saja semuanya, Mbak," ucap Abidzar pada pegawai kasir tersebut.

Kayla hendak berkata, tapi Abidzar menyuruhnya diam. Setelah membayar mereka pergi ke sebuah cafe untuk sekedar menghilangkan dahaga.

***

"Ayah, jangan pergi!" ucap lelaki kecil itu sambil menangis.

"Maaf, ayah harus pergi. Ayah tidak bisa bersama kalian lagi."

"Kalau ayah pergi, aku dan mama gimana?"

"Kamu harus jaga mama, jadi anak yang berbakti untuknya. Ayah harus pergi," ucap laki-laki yang disapa ayah itu pergi meninggalkannya.

Blurr ~

"Astaghfirullah, mimpi itu? Kenapa mimpi itu selalu hadir? Kenapa? Aku tidak ingin mengingatnya lagi," gumam Abidzar yang bangun dari tidurnya.

Abidzar bermimpi kejadian 25 tahun yang lalu. Dimana ayahnya pergi meninggalkan dia dan sang mama. Ayahnya menikah lagi dengan perempuan pilihannya.

Abidzar trauma akan kejadian itu, tetapi kini dia pun mengalaminya. Mantan istrinya lebih memilih bersama pria lain dari pada dirinya dan anak perempuannya. Padahal sang putri sangat membutuhkan sosok ibu.

Abidzar kini merasakan seperti yang dulu mamanya rasakan. Rasanya begitu menyesakkan. Namun, mamanya tidak pernah mengeluh sama sekali setelah kejadian itu.

"Mama, Abidzar tahu rasanya ada di posisi mama, waktu itu. Mama kuat banget, mama enggak pernah mengeluh," gumam Abidzar.

"Abidzar juga akan belajar seperti mama. Abidzar pasti akan kuat, mama doain Abidzar ya," tambahnya.

Stay with Me, Please! (REVISI)Where stories live. Discover now