Chapter 11

151 9 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

Sejak awal perjalanan, senyuman Jaemin merekah indah di bibirnya, menari riang di wajahnya yang wanis sambil matanya mengembara di setir mobilnya, menuju gedung SMA yang sejak dulu ia impikan, sejak masa remaja mula.

Sejak awal perjalanan, senyuman Jaemin merekah indah di bibirnya, menari riang di wajahnya yang wanis sambil matanya mengembara di setir mobilnya, menuju gedung SMA yang sejak dulu ia impikan, sejak masa remaja mula

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dalam kebahagiaan yang meluap-luap, Jaemin meresapi udara pagi yang segar ketika tiba di halaman sekolah. Matanya tersihir oleh kemegahan bangunan sekolah seni yang bergaya klasik dan begitu mengagumkan di kalangan seniman dunia. Ia takjub melihat persatuan yang terjalin erat di antara murid-murid dari berbagai jurusan, yang dengan semangatnya memperkuat teman-teman di departemen musik. Di saat itulah, memori Jaemin membawa ia merenung pada khayalan masa kecilnya yang selalu mengidamkan menjadi bagian dari jajaran elit SMA ini. Namun, segala cita-citanya terhenti, terhimpit larangan keras orang tua. Dalam sepi, Jaemin hanya bisa memandang dari jauh.

Dengan hati yang berbunga-bunga, Jaemin menghirup udara segar ketika tiba di pekarangan sekolah. Pandangannya tersihir oleh keagungan bangunan sekolah seni bergaya klasik yang mendunia di Korea, tak ia sangka sekarang dirinya menikahi putra pemilik yayasan sekolah ini. Mata pemuda itu terpesona dengan solidaritas yang terjalin di antara murid-murid dari berbagai departemen, yang dengan penuh semangat mendukung teman-teman mereka di departemen musik. Saat itu, ingatan Jaemin merambat pada mimpi-mimpi masa kecilnya yang selalu menghendaki dirinya sebagai bagian dari SMA elit ini. Namun, segala upaya yang ia lakukan terasa sirna ketika terhalang oleh larangan keras orang tua tanpa alasan yang jelas. Dalam kesunyian, submissive kecil itu hanya bisa memandangnya dari jarak jauh.

Tapi tak apa, jika dirinya sudah mempunyai anak, dirinya akan mendukung penuh cita-cita anaknya apapun itu.

Dengan kaki jenjangnya, Jaemin berjalan santai masuk, ia lagi-lagi terkagum oleh suasana bangunan sekolah ini

Dengan kaki jenjangnya, Jaemin berjalan santai masuk, ia lagi-lagi terkagum oleh suasana bangunan sekolah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HERA [NOMIN]🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang