Chapter 3

225 15 1
                                    

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

.

.

.

.

Pada hari pertama Jaemin merajuk dengan tidak mau makan walaupun dengan bujukan yang telah dikeluarkan, membuat Yuta naik pitam. Ia mendobrak pintu kamar anaknya, hanya untuk memberitahu bahwa Jaemin akan dijodohkan dengan pria pilihannya. Jaemin tentu menolak keras namun kuasa sang ayah begitu besar, ia rela melakukan apapun agar sang anak mau menurutinya....













Termasuk mencambuknya secara perdana.

Namun walau begitu, Jaemin masih begitu mencintai ayahnya, dan keberadaan Jaemin menunggu disini adalah bukti.

Pintu ruang operasi terbuka, menampilakan seorang pria berpakaian dokter yang berjalan menghampirinya. Dokter itu menunduk sopan dan penuh hormat didepan Winwin.

"Bagaimana suamiku dok?"

Dokter itu mengisyaratkan senyum samar untuk menyembunyikan kecanggungannya menyadari siapa yang berada di depannya. Winwin adalah pasangan hidup Nakamoto Yuta, yaitu pria yang mengatur susunan batu-bata hingga membentuk struktur dinding di fasilitas medis ini. Maksudnya Yuta bukan sorang kuli, tetapi sebuah kontribusi besar yang telah diberikan Yuta untuk pembangunan rumah sakit ini.

"Syukurlah operasi tuan Yuta berjalan dengan baik, sekarang tuan Yuta sedang dipindahkan keruang inap dan mungkin akan sadar ketika tengah malam nanti,"
Dokter tersebut tersenyum dan pamit untuk pergi.

Setelah itu, Winwin dan Jaemin melangkah menuju lantai bawah, merasa lapar dan berencana untuk makan di kantin rumah sakit. Suasana ramai, meskipun malam telah larut, mengingat status rumah sakit ini sebagai yang terbaik di Seoul.

Dengan langkah mantap, Jaemin bercerita tentang rencananya untuk menyetujui perjodohan sambil menikmati hidangan di meja mereka.

"Aku akan menyampaikan semuanya kepada ayah begitu dia pulih," ucap Jaemin, dijawab dengan senyum dari Winwin.

"Apakah ini benar-benar yang kau inginkan, Jaemin? Bunda tidak pernah memaksa mu untuk menyetujui perjodohan ini! Apakah ini hanya kehendak ayah yang menyusahkanmu?"

Jaemin mengulum bibirnya sebentar sebelum kembali berucap.

"Iya, awalnya iya tapi mendengar kalian berdua akan sangat bahagia jika aku menikah dengan jodoh yang kalian pilih maka aku akan menurutinya, aku belum pernah membuat kalian bahagia bukan?"

Winwin menatap Jaemin dengan senyuman tipis yang terpatri diwajah cantinya.

"Kau adalah kebahagiaan terbesar sayang, Bunda selalu ada dipihak mu apapun itu keputusan mu!" Keduanya tersenyum manis, menatap kearah wajah masing-masing yang begitu menghanyutkan.




***



Mata Yuta terbuka perlahan, menyesuaikan diri dengan cahaya yang membanjiri indra penglihatannya. Yang pertama kali diperhatikannya adalah sang istri, yang tengah tertidur lelap di kursi panjang. Sebuah senyuman mengembang di wajah Yuta, namun cepat tergantikan oleh kekhawatiran saat ia melihat sekeliling, mencari sosok Jaemin. Di mana bocah itu? Apakah Jaemin masih merajuk di rumah? Apakah Winwin tidak memberitahunya?

HERA [NOMIN]🔞Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz