After

10.8K 302 13
                                    

"Sudah siap?" tanya Sean seraya menatap Natasha yang duduk di sampingnya. Sudah beberapa menit mereka hanya diam di parkiran. Sean tak ingin memaksa Natasha dan memberikan waktu pada cewek itu untuk menyesuaikan dirinya kembali. Ia paham dengan kondisi Natasha.

Natasha tak menjawab. Matanya selalu menatap siapa pun yang lewat di depan mobil. Kedua tangan Natasha saling bertaut. Setelah sekian lama, ini baru pertama kalinya ia masuk sekolah lagi. Mau tak mau ia harus memulainya lagi dari nol.

Sean tersenyum dan menggenggam tangan Natasha. "Lo tenang aja. Mereka gak akan ngomongin lo. Kalo sampe ada yang mencemooh lo atau macam-macam sama lo, lo wajib lapor gue, okay? Di sini ada gue. Gue janji akan lindungin lo dan gak akan kecolongan lagi.

Natasha menatap Sean. Tatapannya masih memancarkan rasa takut.

"Yuk!" ajak Sean.

Sean menggandeng Natasha dan mengantarkannya ke kelasnya. Selama perjalanan menuju kelasnya, jantung Natasha berdegup sangat kencang. Genggaman tangannya pada Sean begitu erat hingga Sean mengusap tangan Natasha dengan ibu jarinya.

"Nat!!!!" seru suara cempreng tiada tanding. Sang empunya suara menyongsong Natasha dan langsung memeluknya.

"Nat!!! Akhirnya lo kembali lagi!" sahut sebuah suara yang lain, turut memeluk Natasha.

"Carla, Maudy, gue sesak nafas nih," kata Natasha seraya tersenyum.

"Eh sorry, sorry," kekeh Carla melepas pelukannya. "Aaaaa gue kangen banget sama lo!" Carla mengayunkan tangan Natasha dengan mata yang berkaca-kaca.

Sean tersenyum tipis melihat kebersamaan mereka bertiga. Ia berdehem. "Gue titip Natasha," ucapnya singkat.

"Siapp!" seru Carla dan Maudy berbarengan seraya mengacungkan jempol, membuat Natasha terkekeh.

"Gue ke kelas dulu," pamit Sean pada Natasha. Tangannya bergerak membelai puncak kepala Natasha.

"Emang boleh sekiyowo itu?" goda Carla usai Sean hilang dari pandangan mereka.

"Enak banget ya punya pacar yang ngerangkap supir, baby sitter, dan body guard," timpal Maudy yang menyenggol pundak Natasha dengan bahunya.

"Apaan sih kalian," Natasha merespon dengan salah tingkah.

"Cie, cie, ciee.." goda Maudy dan Carla sembari membimbing Natasha menuju bangkunya.

"Hidup gue hampa tanpa lo, Nat," Carla memelas.

"Dih! Lebih ke bingung mau nyontek siapa, kan?" cetus Maudy seraya menjawil rambut keriting Carla.

"Syirik aja!" judes Carla. "Eh tapi lo beneran udah membaik kan, Sha? Atau masih ada yang sakit nggak?" tanya Carla yang memastikan kondisi Natasha.

"Heboh banget, sih! Yang ada nanti Natasha malah tambah sakt lo uwel-uwel kek gitu."

"Ngomen mulu dah lu!" sebal Carla.

Natasha terkekeh melihat perdebatan sahabatnya. "Gue udah gapapa kok. Makasih banyak ya atas supportnya selama ini. Mmmm.. temen-temen yang lain pasti pada ngomongin gue, ya?" Nada suara Natasha semakin memelan.

Mereka bertiga kompak melirik sekitar. "Nggak sih, Nat. Kabar lo emang udah nyebar, tapi gue gak pernah denger mereka ngomongin lo." jelas Maudy. "Mungkin udah disetting sama Sean?" Maudy mengangkat sebelah alisnya. "Ya lo tahulah siapa Sean."

"Hush, hush, kembali ke habitat lo sana," usir Carla sembari mendorong Maudy saat bel masuk berbunyi. "Demen banget nangkring di sini."

***

[PUBLISHED] Addicted into YouWhere stories live. Discover now