Invitation

26.1K 305 25
                                    

dedicated to Putriarnita29

Thanks a lot for the support, All :) <3 yeayy akhirnya AIY udh >500k views!!!

Thanks a lot juga udh mau nungguin update.an dari aku. 

Kalian sehat-sehat selalu ya, happy terus, dan apa pun yg kalian inginkan bisa terwujud, luv <3

***

Ya, di sinilah saat ini Natasha berada. Duduk di kantin dengan diapit oleh Carla di sebelah kanan, Stevan di sebelah kiri, di depan ada Sean, dan di samping mereka ada teman-teman Stevan. Natasha tidak habis pikir dengan para cowok ini, bisa-bisanya mereka berkumpul di mejanya, seperti tidak ada meja yang lain saja. 

"Maaf, ya," kata Natasha tanpa suara kepada Carla. Ia merasa tak enak hati dengan situasi ini. Awalnya di meja itu hanya Carla dan Natasha, tiba-tiba gerombolan cowok mostwanted ini turut bergabung di mejanya. Alhasil, kini mereka menjadi sorotan para siswa. Belum lagi Stevan dan teman-temannya mengobrol dan bercanda begitu ramai. 

"It's okay," bisik Carla. Walaupun Natasha tahu sebenarnya Carla not okay sama sekali.

Natasha lebih tidak habis pikir lagi dengan Stevan yang tidak peka dan Sean yang membisu seolah-olah tidak terjadi apa pun kemarin. Bagus! Ingin rasanya Natasha menggeplak kepala Sean dengan panci. Kalau dipikir-pikir, ah lebih baik tidak usah dipikirlah.

Gara-gara peristiwa kemarin, Natasha harus susah payah menahan kantuk untuk tetap belajar karena hari ini ada 3 ulangan. Belum lagi rasa bersalah yang terus membuncah terhadap Stevan, ya meskipun pada akhirnya dia merasa keenakan juga, eh?

'Memang Sean brengsek! Brengsek! Brengsek! Brengsek!' batin Natasha. Hah, memaki-maki Sean nih jadinya. Sedangkan yang dicaci maki lempeng-lempeng aja. 

"Stevan, lo jadi kan ngajak Natasha?" tanya Naufal, cengengesan dan mengangkat sebelah alisnya.

"Ke mana?" tanya Natasha heran. Pasalnya Stevan tidak memberi tahu apa pun padanya.

"Oiya, Sorry, gue lupa," kata Stevan seraya menepuk dahinya, "Ini si Naufal ada acara ulang tahun nanti malem. Lo mau kan temenin gue?"

Natasha hanya memandang datar mereka semua. Inginnya sih menolak ya karena Natasha tidak begitu dekat dengan teman-teman Stevan. Lagian, biar saja mereka memiliki acara boys party, gitu, iya kan?

"Dateng, dong, Nat. Lo kan temen kita juga," ucap Naufal.

"Iya, dateng aja, Nat. Biar pacar gue ada temennya juga nanti," timpal Kevin.

"Nnngg.. gimana ya," ujar Natasha bingung.

"Mau, ya?" tanya Stevan kalem, "Masa cuma gue yang gak ada gandengannya."

"Jagain si Stevan, Nat. Kalo nggak ada lo, bisa lirik kanan kiri tuh dia," goda Jehan.

"Kenapa mendadak sih?" tanya Natasha mengerutkan keningnya.

"Lha, masa gue mau ngatur kapan gue dilahirkan, Nat?" timpal Naufal cepat, disambut gelak tawa yang lainnya.

"Eh, bukan," jawab Natasha yang tertawa juga, "Maksud gue, kenapa mendadak ajakannya?"

"Salahin laki lo noh, pikun kali dia," jawab Kevin. 

"Oke deh," jawab Natasha final setelah didesak oleh Stevan dan teman-temannya.

***

Natasha bolak-balik di depan cermin untuk memastikan penampilannya sudah oke. Ia tidak ingin mengecewakan Stevan. Dress pink sedikit di atas lutut dengan rample di bagian bawah dan pundak mempermanis penampilan Natasha. Tak lupa high heel berwarna senada semakin melengkapi penampilan Natasha. 

"Nat, Stevan udah dateng nih," kata Mama Natasha.

"Iya, Maaa.." jawab Natasha. Buru-buru ia merapikan kembali rambut yang sudah ia catok sehingga sedikit bergelombang. 

"Tante, saya izin ajak Natasha, ya," pamit Stevan saat Natasha sudah berada di sampingnya. 

"Iya, hati-hati, ya," jawab Mama Natasha. 

"Ayo, berangkat, kenapa masih diem?" tanya Natasha heran saat Stevan tak kunjung menyalakan mesin mobilnya.

"Ya gimana mau berangkat. Di sampingku ada bidadari cantik," puji Stevan yang terang-terangan mengagumi Natasha yang rupawan.

"Apaan sih, gombal banget deh," jawab Natasha malu-malu. Ia tak berani membalas tatapan mata Stevan yang begitu dalam dan meneduhkan.

"Beneran. Nanti jangan lama-lama ya di pestanya Naufal."

"Kenapa?" 

"Takut kamu dipinang jadi menantu."

Natasha tertawa, "Ada-ada aja kamu."

"Iya. Soalnya kamu kelewat cantik. Aku yakin di sana tidak ada perempuan yang lebih cantik dari kamu," kata Stevan seraya menyalakan mesin mobilnya, "Wah bahaya ini. Bisa-bisa kamu dikarungin. Apa kita nggak usah dateng aja ya?" tanyanya dengan ekspresi jenaka sehingga mengundang gelak tawa dari Natasha.

"Jangan, dong. Aku kan udah dandan cantik-cantik gini masa nggak jadi dateng sih."

"Berarti kamu dandan cantik untuk Naufal, nih?" tanya Stevan pura-pura ngambek.

Natasha tertawa, "Ya iya sih. Tapi kan supaya aku nggak malu-maluin kamu."

Stevan terenyuh mendengar perkataan Natasha. Ia meraih tangan Natasha dan digenggamnya. Kemudian ia kecup tangan Natasha dengan tulus.

"Makasih ya udah mau menerima aku apa adanya. Aku beruntung banget dapet bidadari secantik dan sebaik kamu," ucap Stevan.

'Harusnya aku yang ngomong gitu, Stev, walaupun kamu nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi sama aku.'

Natasha menggandeng lengan Stevan saat memasuki rumah Naufal. Di dalam sana suasananya sudah sangat meriah. Terlihat banyak teman-teman Naufal, baik cowok maupun cewek, yang memenuhi ruang tengah rumah Naufal. Namun, pandangan Natasha tertuju pada 1 titik, yaitu seorang cowok yang tengah memakai jas hitam yang tidak terkancing rapi, berdiri tepat di samping Naufal. Bahkan cowok itu pun memandangnya tajam sejak ia memasuki rumah Naufal. Natasha mengalihkan pandangannya. Entah kenapa justru ia merasa malu dan pipinya terasa hangat?

"Widih, udah dateng nih pasangan fenomenal kita!" sambut Jehan meriah saat Natasha dan Stevan mendekati mereka.

"Cantik banget lo, Nat," puji Naufal.

"Iya, beruntung banget lo, Nyet, dapetin Natasha," timpal Kevin pada Stevan.

"Ya rezeki gue. Kalian jangan iri. Natasha cuma punya gue," sombong Stevan.

"Kita mulai aja acaranya, ya?" tanya Naufal.

"Jadi acaranya belum dimulai karena nunggu kami?" tanya Stevan tidak enak hati, "Sorry ya."

"Nggak juga, sih. Ya pengen mulai acaranya sekarang aja. Gak usah geer lo," jawab Naufal yang disambut gelak tawa oleh orang-orang.

Natasha memicingkan matanya karena sepertinya ia mengenal cewek yang tengah digandeng oleh Jehan. Ya, itu Dinda. Natasha tersenyum ramah saat Dinda menatapnya balik. Tapi, otaknya tengah berpikir, kenapa pakaian Dinda sedikit terbuka. Ah, sudahlah, bukan urusannya juga.

Acara dimulai dengan pembukaan dari MC, kemudian tiup lilin, potong kue, membuka beberapa kado, dan permainan yang dipandu oleh MC. Natasha hanya duduk dengan anggun dan sesekali tertawa terbahak-bahak. Bisa dibilang ia sangat menikmati acara ini. Tapiiiii.... kalau dipikir-pikir kenapa makhluk yang bernama Sean ini selalu menguntitnya. Malah kini ia duduk tepat di samping Natasha.

Daripada Natasha hanya berdiam diri, duduk berdua dengan Sean, dan Stevan entah ke mana perginya, ia beranjak menuju kamar mandi. Saat akan memasuki kamar mandi, Natasha seperti mendengar suara. Ia berbalik dan sedikit mengintip ke arah ruangan yang pintunya sedikit terbuka. Natasha terbelalak dan sedikit terhuyung dengan tangan menutup mulutnya yang terbuka. Lidahnya terasa kelu dan tubuhnya tidak dapat digerakkan sama sekali. Ia begitu terkejut dengan apa yang dilihatnya saat ini. 

[PUBLISHED] Addicted into YouWhere stories live. Discover now