Possessive

16K 356 6
                                    

Usai dari kantin, Carla dan Maudy dengan semangat menarik Natasha untuk segera ke kelas. Walaupun Maudy di kelas yang berbeda dengan mereka, ia sering sekali nongkrong di kelas mereka. Siswa yang lain menatap mereka aneh karena sepanjang jalan Carla dan Maudy begitu heboh, sedangkan Natasha terlihat pasrah.

"Kalian ini kenapa sih? Gue berasa mau didaftarin kerja rodi," jawab Natasha malas saat sudah duduk tepat di bangku paling pojok. Entah itu bangku siapa, yang pasti Carla sudah berhasil mengusir si empunya dengan gaya cerewetnya.

"Kalo nggak gini, kami nggak bakal bisa interogasi lo, ya nggak?" tanya Maudy pada Carla.

"Betol!" jawab Carla penuh semangat. "Sekarang lo jawab dengan jujur, lo udah pacaran sama Sean?" tanyanya dengan mencondongkan tubuhnya pada Natasha, berusaha mengintimidasi Natasha.

"Nggak," jawab Natasha yang memutar matanya melihat gaya Carla yang bersedekap dan duduk di atas meja.

"Beneran?" kali ini Maudy yang bertanya.

"Beneran."

"Tapi kok..." Maudy menggerakkan telunjuknya ke kanan dan ke kiri, "Kalian deket banget? Hampir tiap hari pulang pergi sama Sean. Terus ke rumah Sean, hang out bareng Sean," lanjutnya dengan suara semakin memelan untuk mendramatisir suasana. Maudy menatap kuku-kukunya dan berkata, "Keknya lo lupa deh punya temen kami."

"Apa sih? Kok mulai posesif ya."

"Jangan mengalihkan topik, Nat," sembur Carla galak.

"Gue beneran gak pacaran sama Sean, Guys, gu-"

"Tapi saling suka?" potong Maudy.

Natasha bingung dan tidak tahu harus menjawab apa. Ia jadi kepikiran apakah memang mencintai Sean? Karena wajar saja jika banyak orang berpandangan mereka berpacaran dengan melihat kedekatan mereka.

Tepat saat Natasha ingin menjawab, saat itu juga ia melihat Sean dan temannya berjalan melewati kelasnya. Tanpa sengaja mereka bertatapan dan Natasha menatap Sean hingga cowok itu melewati kelasnya, hanya lewat, menatap, dan tak ada senyuman sedikit pun. Hanya beberapa detik, namun mampu membuat Natasha tersenyum salah tingkah. Posisi Natasha yang menghadap pintu begitu leluasa untuk melihat ke arah luar.

"Hmmm.. fix ini mah ada sesuatu," sahut Maudy yang menyadari perubahan sikap Natasha.

"Iya nih. Lo jujur aja kenapa sih, Nat," cerocos Carla yang menowel pipi Natasha.

"Carla! Lo dipanggil Lia!" teriak salah satu teman sekelas mereka. "Disuruh ke ruang jurnalistik buat diskusiin majalah."

"Ish ada-ada aja deh," kesal Carla.

"Udah sono, Bu Redaksi," goda Natasha dengan mendorong-dorong tubuh Carla.

"Awas lo ya," Carla menanggapi dengan menunjukkan telunjuk dan jari tengah ke arah matanya dan mata Natasha, kemudian berjalan keluar kelas.

"Nat," panggil Maudy dengan mimik serius.

"Hm?" Natasha begitu santai menanggapi Maudy.

"Gue percaya lo nggak pacaran sama Sean, mungkin belum atau gimana, ah gak tahu deh," kesal Maudy.

"Apa sih?!" Natasha gemas sendiri.

"Tapi gue yakin lo tahu semua tentang Sean kan?" tanya Maudy memelankan suaranya.

"Maksud lo?" kini Natasha menatap tajam Maudy.

"Lo tahu maksud gue."

Mata Natasha melebar. Maudy mengetahui sisi kelam Sean? Artinya, itu merupakan rahasia umum dan dengan naifnya Natasha berasumsi bahwa hanya orang-orang terdekat Sean yang mengetahuinya, termasuk dirinya.

"Lo tahu dari mana?" tanya Natasha gugup. "Atau lo udah pernah.." Natasha tak bisa melanjutkan ucapannya. Ada sedikit rasa sakit di hatinya. Ia tak ingin mendengar bahwa Sean dan Maudy.. ah sudahlah.

"Lo tenang aja. Gue dan Sean gak pernah begituan," kata Maudy. "Gak penting juga gue tahu dari mana. Tentang Stevan pun gue kaget dan kesel banget. Tapi..."

"Ya?" Natasha menunggu kelanjutan perkataan Maudy.

Maudy menghela napas dan dengan seksama menatap Natasha, "Gue harap lo jawab jujur, ya. Lo sama Sean udah pernah..?" Maudy menelan ludah.

Natasha mengerjap dan mengangguk pelan. Ia merasa tidak akan bisa menyembunyikan ini lebih lama lagi dari Maudy. Ia percaya Maudy tidak akan menyebarkannya ke siapa pun.

Maudy memejamkan matanya sebentar. "Sudah gue duga."

"Ya.. gue gagal jaga diri gue sendiri." Natasha menjawab dengan lemas.

"Sorry, gue juga gak bisa jaga lo. Jaga diri gue sendiri aja kadang gue gak bisa. Tapi, Nat, apa pun yang terjadi sama lo, lo bisa cerita ke gue. Gue gak mau lo menghadapi ini sendirian. Gue tahu gimana perasaan lo. Gue juga mau berbuat baik sama lo layaknya lo begitu baik sama gue."

Natasha mengangguk lemah. Ia memijat pelipisnya karena mulai memikirkan masa depannya.

"Sebenarnya perasaan lo ke Sean gimana sih?"

"Gue juga gak tahu," jawab Natasha sekenanya.

"Menurut gue sih kalian ini ada rasa. Lebih baik lo pastiin dulu aja perasaan lo, Nat."

Beberapa part dihapus untuk kepentingan penerbitan.

[PUBLISHED] Addicted into YouWhere stories live. Discover now