17. Grandpa

74 32 1
                                    

Selamat Membaca!

Jangan lupa Vote dan Komen ya!!
________________________

                   New York, Amerika Serikat.

Di sebuah kamar bercat hitam-abu terdapat gadis kecil yang sedang tidur, tidak! Lebih tepatnya dia koma.

Sudah 2 minggu lamanya, mata bernetra coklat tersebut juga belum tampak ingin membuka mata nya.

Badan yang kurus dan selang infus terpasang di tangannya serta beberapa alat menempel di tubuhnya membuat Dua orang Pria menghela nafas gusar.

"Kapan dia akan bangun?!." Ujar nya Pria paruh baya.

"Entah." Jawab Mr. D

Keheningan terjadi di kamar bernuasa hitam-abu itu.

Mereka melakukan aktivitas masing-masing namun sama-sama menatap layar Laptop. Tanpa pegal mata yang terus melotot dan jari yang terus bergerak cepat hingga berjam-jam lamanya.

Eunggh

Suara lenguhan dari gadis kecil tersebut membuat Dua Pria yang tadinya fokus ke Laptop mengalihkan atensi nya.

"Ada yang sakit Baby?." Tanya Pria paruh baya. Sedangkan Mr. D memanggil Dokter pribadi mereka.

Arsy memandangkan bingung pada Paruh baya tersebut.

Arsy? Ya!

"Siapa?." Batinnya

Ia melepaskan rangkulan Pria itu dan mencoba hendak duduk.

"Jangan, bentar lagi Dokter kesini." Cegah nya.

Arsy hanya menurut dan diam.

Clek

Arsy mengalihkan pandangan nya ke pintu yang baru saja di bukak, terlihat lah Dokter Laki-laki dan Pria yang tak asing menurut nya.

Alisnya berkerut.

"Cepat priksa!." Kata Mr. D

Dokter itu mengangguk dan mulai mendekat untuk memeriksa nya.

"Permisi Tuan dan Nona muda." Kata Dokter tersebut dengan sedikit membungkuk.

"Ya, silahkan Fer." Balasnya.

"Bagaimana keadaan nya Fer?." Tanya Mr. D setelah beberapa saat.

"Alhamdulillah Tuan, Nona muda sudah mendingan dan luka Nona akan segera mengering jika rutin memakai salep. Dan saya sarankan agar Nona juga menjaga pola makan mengingat ia memiliki penyakit Maag." Jelas Dokter tersebut yang bernama Fernan Anansyah, Dokter muda yang masih berusia 23 tahun dengan lulusan S2 di universitas Oxford yang terletak di negara Inggris.

Dua Pria tadi mengangguk paham.

"Terimakasih Fer." Ucap Pria paruh baya seraya menepuk pundak Ferdi pelan.

Ferdi tersenyum simpul dan mengangguk.

"Sama-sama Tuan, itu sudah tugas saya." Jawab nya.

"Kau boleh kembali Fer."

"Baik Tuan."

Setelah Dokter Fernan berlalu, Pria paruh baya segera menghampiri Arsy yang sekarang masi terdiam dengan Mr. D di samping nya mengelus surai Arsy.

"Baby, apa kamu sudah merasa lebih baik hm?." Tanya Pria itu.

Arsy diam. Ia hanya memandang lekat kearah mereka berdua.

"Sepertinya dia masih shok Dadd." Celetuk Mr. D dan di angguki Pria itu.

"Baiklah, mari kita berkenalan terlebih dahulu."

Queen Devil's  [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang