5. Sean marah

130 76 5
                                    

*Selamat Membaca*

_________________

Di sekolah R'Bintang lebih tepatnya di kelas 1A, dua anak laki-laki tengah gelisah pasalnya seseorang yang sedari tadi di tunggu belum juga menampakkan batang hidung nya.

Sean dan Samuel.

"Aduh el, Arsy mana ya kok belum dateng sih. Bentar lagi juga gurunya masuk kelas." Cemas Sean.

"El nggk tau Ean, kalo tau El udah bilang ke Ean dari tadi." Jawab El polos.

"Iya juga ya." Sean mengangguk membenarkan perkataan El.

"Arsy kayak nya telat deh Ean."

"Nanti kalo Arsy dihukum sama bu guru gimana dong El, kasihan Arsy." Ucap bertambah cemas.

"Gimana kalo nanti Arsy dihukum kita juga ikutan buat di hukum biar Arsy nggk sendirian." Ujar El memberikan ide.

"Bener juga, wah pasti seru deh kalo di hukum bareng-bareng deh El." Antusias nya.

"Iya pasti seru banget kan kita nggk ikut pelajaran nya bu galak itu." Balasnya ikut semangat.

"Tapi Ean masih nggk tenang El kalo belum liat Arsy, harusnya tadi Ean berangkat sama Arsy aja.

"Kalo gini Ean jadi khawatir terus kalo belum liat Arsy sehari aja, kaya ada yang hilang disini El." Ucap nya polos sembari menunjuk dada kanan nya yang terdapat Hati.

El mengangguk paham. Ia tahu jika Ean akan terus mencari Arsy jika dalam beberapa menit, jam bahkan satu hari saja tidak bertemu. Karena di manapun ada Arsy di sana ada Sean, yang intinya Sean tidak bisa berjauhan dengan Arsy.

"Ean tenang ya, pasti bentar lagi Arsy dateng kok." Ucap nya menenangkan Sean.

"Tapi El, nant- ."

"Assalamu'alaikum anak-anak." Ucapan Sean terpotong karena suara guru mapel masuk kelas. Sean dan Samuel mematung.

Tetapi mata mereka membulat sempurna kala melihat Arsy yang ikut memasuki kelas setelah guru tersebut masuk.

Sean dan Samuel menghembuskan nafas lega karena Arsy yang tidak terlambat.

"ARSYYY."

Teriakan membahana tersebut membuat kelas 1A menutup rapat telinga mereka. Sedangkan Arsy menatap bingung kearah Sean yang berlari kecil kearah nya.

"Ean kira Arsy terlambat karena jam nya udah siang, Ean khawatir sama Arsy tau. Takut kalo Arsy di hukum sama bu guru galak itu." Kata Sean di akhiri dengan cicitan sembari memeluk Arsy.

Arsy yang melihat kebiasan Sea tersenyum.

"Maaf ya Ean." Sesal nya telah membuat adek kembar nya khawatir hingga matanya memerah hampir menangis.

Sean hanya mengangguk.

"Jangan gi- ."

"Arsy, Sean! Cepetan duduk kenapa malah pelukan gitu kaya teletabis aja kalian hah." Celetuk Guru tersebut menegur.

Sean cemberut kesal karena 2 kali perkataan nya terpotong oleh guru mapel yang di ketahui bernama Wati.

"Iya maaf dong bu, kan Sean khawatir sama Arsy karena belum dateng juga." Ucapnya sedikit sinis.

"Sean juga takut kalo Arsy di hukum sama bu galak karena telat masuk sekolahnya. Gitu loh bu galak." Lanjutnya dengan polos.

Semua teman sekelas mereka mencoba menahan ketawa dengan tangan mungil nya karena melihat wajah bu Wati memerah seperti menahan ingus yang akan keluar.

Queen Devil's  [On-Going]Where stories live. Discover now