12. Bos besar?

118 59 8
                                    

                  *Selamat Membaca Guys!*

Sebelum baca sempatkan Follow terlebih dahulu!

Dan hati-hati banyak Typo!

______________________

Arsy sekarang berada di kamar nya lebih tepatnya di balkon kamar.

Matanya menyipit kala tak sengaja melihat seseorang tengah duduk di atas pohon yang tinggi.

Jika dilihat sepertinya mereka adalah laki-laki.

Suasana yang hanya ada penerangan lampu dari dalam kamarnya tapi ia masih bisa melihat mereka yang seperti memantau kediaman Adiwijaya.

Tapi dirinya bersikap tenang seolah tak melihat mereka. Salah satu yang di duga laki-laki lebih pendek mengarahkan sesuatu benda kearah dirinya? Pistol?

Arsy berjaga-jaga karena meskipun begitu ia masih anak-anak.

Mata Arsy menajam kala Pria itu mulai menekan pelatuknya. Dengan sigap Arsy berdiri dan hendak berlari memasuki kamar namun sesuatu terjatuh dari atasnya membuat dirinya berjengkit kaget.

Sontak ia melihat ke atap balkonnya yang sudah rusak bolong.

Kembali kesadaran nya, ketika dirinya melihat seseorang yang sudah bersimbah darah di dekat kakinya ia dikejutkan oleh dua orang laki-laki bertopeng.

"Siapa kalian?!." Ujar nya tenang dengan tatapan intimidasi membuat dua orang bertopeng tersebut berkeringat dingin.

"Siapa kalian?!!." Ujarnya sekali lagi karena tak mendapatkan respon tak lupa mata elang nya.

Dua pria bertopeng sedikit gentar melihat nona muda di depannya terlebih mata tajam yang sangat mirip dengan Tuan besarnya.

"M-ma-af kan k-ami Nona." Ucap salah satu dari mereka gugup yang memiliki tubuh tinggi kekar.

"Ka-kami tidak bermaksud jahat pada anda, kami hanya menjalankan tugas dari Bos besar kami." Lanjut nya Pria bertubuh lebih pendek namun tak kalah kekar. Berusaha menjelaskan

"Bos?." Bingung Arsy.

"Ya Nona, sekali lagi maaf kan kami." Jawabnya lalu pergi dari sana dengan melompat dari balkon kamar Arsy yang berada di lantai dua.

Arsy mematung sejenak ketika melihat kejadian beberapa menit yang lalu kala salah satu dari mereka menjatuhkan tubuh seseorang yang sempat jatuh dari atap ke bawah dengan santai.

Hey! Siapa yang tidak terkejut ketika melihat hal adegan yang membuat Jantung tidaklah aman.
Dipastikan orang tersebut sudah mati.

Segera ia melihat mereka yang sudah menghilang dalam beberapa detik saja?? Bahkan Arsy memandang segala arah namun ia tak menemukan keberadaan mereka.

"Bos besar? Siapa yang mereka maksud?. " Ucapnya pelan dan berfikir keras.

Dirinya yakin jika seseorang yang jatuh dari atap balkon nya telah tiada karena melihat dada kiri orang tersebut terdapat peluru. Ia melihatnya sendiri.

Jangan heran ya guys kalo Arsy nggk takut terlebih dia masih kecil.

Karena sebenarnya Arsy sudah pernah melihat aksi pembunuhan seperti itu bahkan lebih sadis sebelum Daddy nya meninggal.

Ia melihat Lois, Daddy nya berada di ruang bawah tanah yang awalnya Arsy tidak mengetahui nya, karena melihat Ayahnya berjalan kesana ia inisiatif mengikuti nya. Dan ternyata sedang membunuh seseorang penyusup yang hendak membunuh keluarga nya, tak segan Lois mengobrak-abrik isi perut orang itu dengan kejam, juga mencongkel bola mata penyusup tersebut bahkan ia melihat sendiri Daddy memenggal kepala Orang itu yang telah tewas terlebih dahulu ketika masih disiksa.

Di depan matanya, Arsy melihat sosok kejam Daddy nya beberapa tahun lalu ketika masih hidup. Saat itu Arsy berumur 4 tahun.

Lama melamun berkutat dengan pikirannya akhirnya ia tersadar dan mulai memasuki kamarnya tak lupa menutup pintu balkon kamar nya.

***

Suasana di meja makan hening karena sebenarnya peraturan yang di buat Dika ketika makan adalah Diam agar tidak tersedak.

Tapi karena Sean dan Samuel suka sekali bercanda jadi ia hanya menghela nafas kasar.

"Arsy selesai." Ucap nya sembari mendorong piring kotor nya.

"Ean / El juga udah." Kata Sean dan Samuel kompak.

"Yasudah, ayo berangkat Ayah yang nganter nanti pulang nya di jemput sama pak Romat ya." Ujar Dika sambil berdiriberdiri dan di angguki oleh tiga bocah itu.

"Arsy, ini bekal nya ya sayang." Kata Airin memberikan bekal warna hijau biasa yang sering di bawakan oleh Almarhum ibu nya.

"Makasih Mah." Jawab Arsy.

"Sama-sama nak." Balas Airin tersenyum.

Setelah berpamitan pada Airin mereka memasuki mobil milik Dika yang akan mengantar mereka sekolah.

Beberapa menit kemudian akhirnya mereka sampai di depan gerbang sekolah dimana tiga bocah tersebut mencari ilmu.

Bukan nyari Crush, masih kecil!

"Makasih Ayah, kita sekolah dulu." Kompak mereka bertiga.

Dika terkekeh pelan melihat kompaknya mereka. Ia berharap semoga anak-anaknya selalu bahagia.

"Iya, Sama-sama Boy, Girls." Kata Dika.

"Sekolah yang pinter ya, Ayah berangkat kerja dulu." Lanjutnya dengan mengecup dahi anak-anaknya satu persatu.

"Siap Yah. Hati-hati!." Kompak mereka lagi.

Dika mengangguk dengan memberikan jempol tangannya lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Setelah melihat mobil Ayahnya tak terlihat mereka mulai memasuki kawasan sekolah dan berjalan dengan Arsy berada di tengah-tengah Sean dan Samuel.

    

                                          ***

Jangan lupa sempatkan Vote dan Komen! Terimakasih

Yang udah paket lengkap semoga nikah sama Crush nya, Aamiin!

Sampai jumpa di Chapter selanjutnya, Byee

TBC

ig; @_errr7

Queen Devil's  [On-Going]Where stories live. Discover now