Tekanan

1K 124 28
                                    

"Oh kau Sasuke Uchiha rupanya." Kizashi kembali menyipitkan matanya memperhatikan Sasuke. "Kau anak yang berbakat dari klan Uchiha."

"Tapi kau sepertinya cukup sering membuat Sakura menangis."

Deg

"Tou-san!" Pekikan nyaring Sakura mengalihkan perhatian kedua lelaki itu ke arah pintu. Sakura tengah berdiri membawa nampan yang diatasnya terdapat beberapa gelas dan teko teh.

"Aku kan sudah bilang jangan mengatakan hal-hal aneh." Omel Sakura. Dia tentu saja mendengar apa yang ayahnya katakan pada Sasuke tadi.

"Ayah tidak mengatakan hal aneh." Ujar Kizashi sambil melirik ke arah lain, dia menghindari tatapan tajam istri dan putrinya.
Sakura lekas duduk disebelah Sasuke dan meminta maaf pada pemuda itu. Dia yaki Sasuke pasti merasa kurang nyaman.

"Maaf Sasuke-kun." Ujar Sakura. Sasuke hanya tersenyum tipis memaklumi. Kizashi menyipitkan matanya melihat interaksi anak muda dihadapan.

"Tidak masalah." Jawab Sasuke tenang. Kizashi mengerutkan keningnya melihat interaksi putrinya.

"Tidak usah mengasihaninya." Ucap Kizashi dan Sakura kembali menatapnya dengan cemberut.

"Dan juga ..Ayah hanya mengatakan fakta kan?" Sambung Kizashi, Sakura benar-benar menatao ayahnya dengan datar sekarang.

"Tou-san..." Peringat Sakura sambil menyipitkan matanya, namun Kizashi tidaklah sesantai biasanya kali ini. Dia hanya menatap datar ke arah Sasuke tanpa peduli putrinya nampaknya kesal sekarang.

"Baiklah. Kau rekan putriku dan berteman dengannya. Jadi langsung katakan saja apa tujuanmu kemari? Aku harap bukan seperti yang aku duga." Mebuki mencubit pelan pinggang suaminya; untuk menegurnya. Dia sedikit kasihan pada pemuda dihadapannya ini.

"Apa? Aku bahkan tidak mengatakan apa dugaan ku." Ujar Kizashi. Sasuke cukup peka. Ucapan Ayah Sakura terdengar seperti bahwa dia sudah menduga tujuan Sasuke datang dan tidak mengharapkan hal itu terjadi.

Jujur saja. Ucapan Kizashi agak mempengaruhinya sesaat. Bisa kau bayangkan? Kau seperti tertolak sebelum mengucap lamaranmu. Dan Sasuke berusaha menepis pikiran itu sekarang walau dia terlihat tenang. Hal yang dia sadari tidak akan dia biarksn mempengaruhi dirinya.

"Jangan berlebihan begitu." Dia hanya cemberut ketika ditegur istrinya. Sayangnya wajah cemberut pria paruh baya itu berubah beberapa saat setelahnya setelah mendengar sesuatu yang enggan dia yakini menjadi alasan pemuda tampan dihadapan datang kerumahnya malam-malam begini.

"Aku ingin melamar Sakura."

Sakura terdiam dan entah kenapa malu sendiri  mendengarnya lagi tangannya bahkan sempat gemetar namun dia meremasnya dengan  pelan.

Mebuki menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya, wajah terkejutnya tidak bisa dia sembunyikan. Mata hijaunya membulat kaget menatap tidak percaya dengan apa yang barusan dikatakan putra bungsu Mikoto itu.

Sementara Kizashi? Jangan ditanya wajah cemberutnya hilang sekarang. Dia kaget tapi sisa wajah cemberutnya masih ada seolah tertulis diwajahnya "aku tidak habis pikir kau berani mengatakannya, nak."

"Oh astaga... aku tidak percaya ini." Mebuki berucap pelan melirik putrinya dan Sasuke bergantian. "Kalian berpacaran???"

"Berpacaran?!" Kizashi menatap kaget Mebuki.

"Eh??"

"Oh ayolah Anata. Sakura menyukai Sasuke sejak kecil, jangan pura-pura lupa." Mebuki memutar bola matanya malas. Kizashi terdiam.

"Kaa-san!" Pekik Sakura malu.

"Apa? Ibu hanya mengatakan fakta." Yang benar saja. Sakura lagi-lagi dibuat merasakan malu, terlebih lagi ibunya sendiri yang mengatakannya dihadapan Sasuke. Lantas bagaimana dengan Sasuke? Dia hanya diam setelah mengucap tujuannya tadi namun sekarang dia sedikit merasa geli mendengar penuturan ibu Sakura. Itu hal yang sudah dia ketahui tapi dia tertarik untuk mendengar ceritanya lain kali.

Sakura? Kde žijí příběhy. Začni objevovat