Satu Hantaman

3.3K 396 93
                                    



"astaga kepalaku sakit....."

Terkapar di antara batu dan pepohonan bukanlah hal yang menyenangkan. Itulah yang Teka rasakan saat ini. Yang dia ingat, dia ke sungai dan tiba-tiba seseorang menyerangnya bahkan tanpa bisa ia lakukan perlawanan dan karena itu pula dia sekarang seperti ini.

"Apa yang terjadi....." Teka menyandarkan punggungnya, masih memegangi kepala dan perutnya yang sakit.

"Yui! Haruno-san! Akkh! Ittai..." Ringis Teka. Sepertinya kepalanya sempat terbentur. "Sial kepalaku sakit sekali..." Meski meringis tapi dia tetap bergerak. Dia berjalan sambil memegangi kepalanya sebelum akhirnya berlari juga.

Dia tidak sadarkan diri di seberang sungai, sementara Yui dan Sakura seingatnya berada di seberang yang satunya.

Keadaan cukup tenang, entah berapa lama ia tidak sadarkan diri tapi dia yakin dia belum melewatkan banyak hal karena suasana langit sebelum dan sesudah dia pingsan tidak jauh berbeda.

"Semoga Yui dan Haruno-san baik-baik saja..." Meski mengeluhkan sakit tapi Teka cukup merasa tidak becus menjadi satu-satunya lelaki di kelompok mereka, jangan sampai dirinyalah yang terluka lebih dulu dan membuat rekannya dalam masalah karena kelengahannya. Mungkin dia akan merasa tidak enak hingga kembali nanti.

Baru saja ia sampai di tempat Yui, dia mendapati pemandangan yang cukup unik.

"Yui?" Panggilnya ragu. Dia agak kaget dan bingung melihat sosok Yui menggeledah tas milik Teka, Sakura dan miliknya sendiri dengan begitu penasaran.

"Oh?" Mereka saling tatap cukup lama. "Kau....kau dari mana saja?? Astaga kau tahu aku pikir kau pergi juga." Tanyanya menatap Teka tanpa menghentikan kegiatan menggeledahnya.

"Terjadi sesuatu di sungai...ya begitulah."

"Sesuatu apa?" Yui melirik.

"Kecelakaan kecil. Ah Apa yang kau lakukan dengan tas-tas itu?" Teka berjongkok. Pergerakan tangan Yui sempat terhenti saat mendengar pertanyaan Teka.

"Hei?"

"Ah a-aku...memastikan barang-barang, tadi ada perampok dan ketua mengejar mereka." Teka mengerutkan keningnya.

"Ketua?" Batinnya. "Sejak kapan Yui..."

"Astaga...." Teka memijat kepalanya. "sial aku ketinggalan banyak hal. Semoga 'ketua' menemukan mereka. Coba periksa baik-baik tas kita, kita membawa cukup uang jangan sampai di rampok juga. Ah sialan aku rasanya ingin menyusul." Sosok Yui itu mengangguk.
"Kau tidak apa-apa?? Apa yang terjadi saat aku pingsan?"

"Aku juga sempat pingsan, saat sadar ketua sudah ingin mengejar mereka." Teka menyimak.

"Syukurlah kau baik-baik saja. Aku harap aku bisa menyusul ketua." Teka menatap hutan.

"Kau....kau ingin pergi?" Mereka kembali saling bertatapan. Entah apa yang mereka pikirkan tapi sepertinya Yui cukup tenggelam dalam pikirannya sendiri sampai sadar saat Teka memutus kontak mata mereka duluan.

"Sepertinya." Teka memperhatikan reaksi Yui ketika dia bilang dia hendak pergi. Seolah gadis itu terlihat memikirkan banyak hal.

"Tapi Kau sendiri tidak apa-apa??" Teka menatap tangan sosok Yui didepannya. Memperhatikan gerakan tangan itu.

"Aku? Haahh....tidak. Aku tidak baik-baik saja...." Yui menghentikan acara menggeledahnya.

"Kau terluka?" Teka mengangguk dan Yui kembali menatapnya. "sangat parah?"

Sakura? Where stories live. Discover now