[ 6 ] ❤

35.2K 2.3K 123
                                    

Tangan Max terasa kaku mencubit pipinya, mungkin Azura yang harus memberi contoh apa lagi posisinya di untungkan saat ini saling berhadapan tangan azura terulur menyentuh rahang tegas Max kemudian mencubit gemas pipi tirus itu.

"seperti ini Lian jangan ragu jika kamu selalu ragu atau segan melakukan sesutu justru itu yang membuatku tak nyaman seakan kamu membenciku"ucap Azura serius menatap dalam manik mata biru Max yang terlihat terkejut karena ucapannya.

Perlahan Azura menarik tangannya sebelum di hentikan oleh Max yang menggenggam tangannya"saya hanya takut kamu terluka kulitmu putih, seputih susu bila saya mencubitnya kemungkinan akan memerah "tangan Max terulur mengusap pipi Azura dengan lembut"di bandingkan mencubitnya saya lebih suka seperti ini, dan lagi saya tidak membencimu Azura"

Azura wajahnya merah merona mendapatkan perlakuan manis dari Max.

Max mengarahkan tangan Azura dengan lembut di sebelah pipinya"Saya suka kamu melakukan hal tadi" ucap Max seperti kucing membutuhkan Elusan dari pemilkinya hal itu sukses membuat Azura mengulum bibirnya gemas.

Max menghilangkan perasaan ragu dalam dirinya jika istri kecilnya mulai maju dalam hubungan ini maka dirinyapun harus lebih maju.

Ia tak mau istrinya berpikiran sempit seperti tadi di bandingkan rasa benci justru sebaliknya rasa cintalah yang Max miliki untuk Azura.

Azura mencubit gemas pipi Max di sertai tawa"aku ingin hubungan kita semakin dekat Lian"Max yang menikmati tawa istrinya di buat bahagia dengan ucapan Azura, tangan Azura yang berada di pipinya ia alihkan mendekati bibirnya kemudian ia kecup"saya juga menginginkan hal yang sama Azura revalia Harisson"

                             *****

Jantung Max benar benar tak baik baik saja saat ini tangannya yang berada di pinggang istri kecilnya sedikit bergetar.

Iya setelah pembicaraannya tadi sore mereka menghabiskan waktu berdua lebih tepatnya Azura lebih banyak bertanya apa yang di sukainya.

Seteleh tanya jawab selesai, Max mengajak Azura untuk makan terlebih dulu,saat makanpun Azura melayaninya dengan baik mengambil lauk pauk untuknya hinngga ia benar benar merasa di perlakukan layaknya suami.

Ia kira pernikahan yang terjalin karena hal bisnis akan semakin membuat Azura menjauhinya.

Atau bahkan membencinya ternyata hal yang di pikirkannya salah tak terbukti justru istri kecilnya ingin pernikahan ini berjalan normal layaknya pasangan.

Perlahan pertahananya runtuh sejak kata itu terucap dari bibir istrinya perlahan ia akan terbiasa dengan skinship yang coba ia lakukan pada Azura.

Keinginannya dan Azura sama bahkan Maxmillian menginginkan hal lebih tapi ia pahan semuanya harus memerlukan waktu untuk saat ini cukup baginya.

Azura membiarkan tangan Max melingkar di pinggangnya yang ramping saat ini mereka berjalan berdampingan.

Hari sudah Malam dan dirinya benar benar sudah mengantuk terlalu kenyang memakan beberapa lauk membuatnya ingin cepat cepat sampai tempat tidur.

"kenapa, Apa kamu sudah mengantuk Azura?"Max menyadari, kamar mereka masih cukup jauh dari sini.

Azura mendongak jelas perbedaan tinggi mereka, Azura hanya sebatas bahu suaminya." hem iya Mansionmu terlalu luas seperti lapangan golf bahkan lebih Lian"gerutunya, Max tersenyum menaggapi.

"aku benar benar mengantuk, mataku tak bekerjasama, Lian gendong "ucapnya di seratai cengiran bercanda menatap lagi kedepan Malulah permintaan yang sangat nyeleneh.

Tanpa diduga tubuhnya terasa melayang terkejut reflek melingkarkan tangannya pada leher Maxmillian dengan melotot" Eh a- aku hanya bercanda Lian turunkan"mencoba memberontak dari gendongan,sedangkan Max tak mendengarkan "kamu sendiri yang meminta Azura dan aku hanya ingin membantu istriku apa itu salah?"

Wajahnya terlihat panik"hahaha aku hanya bercanda loh tadi Lian kenapa kamu serius menaggapinya"

Tak menyangka candaannya di anggap serius oleh Maxmillian ia lupa satu hal bahwa Max selalu serius menanggapi sesuatu.

"saya ingin melakukannya"ucap Max tak ingin di bantah. Azura tidak bisa lagi berkutik memilih menyandarkan kepalanya di dada bidang suaminya sesekali menyembunyikan wajahketika berpapasan dengan para Maid.

Sampai di depan pintu, Max belum juga menurukannya"Lian kamu akan kesulitan membuka pintu jadi turunkan aku sekarang"

Max, mengkode salah satu bodyguard untuk membuka pintu untuknya. Bodygord lansung mengerti membuka pintu" kamu harus terbiasa mulai sekarang Azura. setiap ada kesempatan saya akan melakukannya tanpa kamu pinta mengerti"bertepatan pintu tertutup.

"Apa?!"kagetnya

                                        *****

"bund pelan pelan jika makan nanti tersedak"ucap Devan lasung menyerahkan minum pada Elizabet.

"terimakasih putraku"mengusap suarai putranya.

Sang suami hanya menggeleng dengan kelakuan istrinya di pagi hari"sayang, aku berangkat kerja dulu"menutup pamggilan telepon.

"punya suami sibuk mulu sudah janji mau pergi menjenguk putri kita loh " Elizabet menatap suaminya jengkel.

Sementara Devan menikmati kembali makanannya, padahal baru juga sehari adiknya pergi sudah heboh ibunya ini.

"sayang biarkan mereka membiasakan diri berdua beri waktu untuk saling mengenal jangan ganggu, baru juga sehari putri kita tinggal di sana dan iya keluarga Bagaskara tadi menghubungiku"

"Apa? kenapa mereka menghubungimu apa Azura melakukan kesalahan atau membuat onar"Elizabet benar benar khawatir.

Mengusap pelan bahu istrinya mencoba mengerti Azura paling dekat dengan istrinya"bukan sayang tapi kabar bagus mereka mendengar dari bodyguard bahwa Azura dan Max melalukan hal pendekatan bahkan mereka sempat berkencan"

"berkencan setelah menikah Adikku dan Max"Davin tak bisa menahan tawanya lagi si pria kaku dan adiknya yang manja.

Sedangkan kedua orang tuanya menatap putranya dengan pelototan" Apa yang lucu Devan?!" Elizabet.

"kamu ini jika adikmu tau dia pasti akan mendiamkanmu mau?"ucap sang Ayah.

"sudah, sayang besok keluarga Bagaskara mengajak kita bertemu jadi jangan ganggu putri kita sekarang"

"yah, padahal sudah mau siap hadiah spesial khusus untuk adek"lesunya.

"jangan memberi kado yang membuat adikmu menagis"peringat Dario pada putranya.

Devan melirik sang Ayah jengkel "bukanlah aku menyayangi adikku, yakin kelurga Bagaskara juga senang mendegar hadiah dariku nanti"

"halah paling juga mobil biasa"ucap sang bunda menyendir.

"ayah sudah telat berangkat dulu sayang"pamitnya sebelum keduanya terlibat cekcok akan panjang urusannya nanti.

"hem iya hati hati Mas"Elizabet menoleh kembali pada putranya" katakan pada bunda apa hadiahmu Devan!"melototi putranya yang jail.

"okey okey bunda baju dina--"



••••••••


Spam nexnya √√√

Gimana Chapter ini? Ada kemajuan😘

Day gak up kemarin istirahat jeyeng + makan obat Maag jadi bablas tidur lupa update😁

350 + spam nexnya 100


Votenya❤
See you nex time🖐

 My Husband Is Possessive [novel]  ~ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang