SOUL - 16

3.2K 657 189
                                    

"Lisa.. Lisa bangun! Cepat, panggil dokter!"

Lisa tidak pernah merasakan kedua kelopak matanya sangat sulit untuk dia buka, sekujur tubuhnya terasa kaku, telinga nya seperti tidak bisa mendengar suara dengan jelas, rasanya dia seperti berada di dalam air, namun ada begitu banyak suara yang memanggil namanya.

"Lisa.. sayang.. lihat kemari, kau akhirnya sadar, hey.."

Lisa mencoba untuk mencerna segala hal yang terjadi setelah dia membuka matanya dengan sempurna, pemandangannya kali ini berubah, bukan di sebuah gubuk yang gelap dan pengap, bukan lagi pepohonan yang menghiasi hari-harinya, namun kali ini, dia berada di sebuah ruangan yang didominasi dengan warna putih.

Beberapa orang mendekat ke arahnya dan tubuhnya langsung dipegang, ada cahaya yang begitu terang menusuk matanya, Lisa tahu apa benda kecil yang sedang disorot ke kedua pupil matanya, senter.

"Kesadarannya kembali, kami akan melanjutkan pemeriksaan lebih lanjut tentang kondisinya."

"Detak jantung normal, nafasnya normal, paru-parunya dapat bekerja dengan baik."

Lisa baru menyadari jika ada kedua orang tuanya yang sangat dia rindukan selama ini, ibunya menangis di pelukan ayahnya yang lebih tinggi darinya, rasanya seperti mimpi, Lisa menyadari dia berada di dalam ruang rawat, dia berada di rumah sakit, bahkan wajah dokter dan perawat yang menangani nya sekarang juga familiar di matanya.

"Keadaanya sudah stabil, tapi mungkin dokter Manoban masih sulit menggerakkan tubuhnya, kami akan memeriksa setiap beberapa jam sekali."

Lisa harap, dia sedang tidak bermimpi sekarang karena hal terakhir yang dia ingat adalah dia berada di sebuah hutan, mengejar hewan yang terlihat seperti tikus besar itu karena hewan itu membawa kabur boneka milik Jennie.

Dan Lisa terjatuh ke dalam sebuah lubang tanpa disengaja, Lisa sendiri tidak tahu kenapa dia bisa jatuh, lalu begitu membuka matanya, dia tiba-tiba berada di sebuah ruang rawat.

"Nini." Lisa mengeluarkan suaranya dengan sangat lemah, dia tidak mengerti kenapa dia begitu sulit untuk menggerakkan tubuhnya, begitu juga dengan berbicara.

"Ya.. Dokter Manoban, apa yang ingin kau sampaikan?" Lisa menggerakkan bola matanya, dia mengenal dokter yang sedang menanganinya sekarang, seorang dokter senior yang usianya jauh lebih tua darinya, Dokter Chang Wook.

"Nini." Lisa kembali mengeluarkan suaranya, dokter pria itu menatap kedua orang tua Lisa, "dia menyebutkan Nini, apa kalian mengenal seseorang bernama Nini?" Dokter itu juga segera memberikan akses bagi kedua orang tua Lisa untuk mendekat.

"Siapa Nini, Lisa?" Tanya ibunya, Mommy Manoban langsung berdiri di samping Lisa dan menyentuh tangan putrinya.

"Mommy.. Daddy..." Lisa memanggil dengan lemah, rasanya dia tidak percaya karena dia berhasil keluar dari hutan itu dan kembali bertemu dengan orang tuanya! Dia dan Jennie berhasil melakukannya.

"Ini Mommy sayang.. Ini Mommy. Apa yang kau inginkan?" Tanya Mommy Manoban, Lisa sampai berkaca-kaca karena bisa mendengar suara ibunya sekarang.

"Kau ingin minum, Lisa?" Lisa mengangguk saja dan seorang perawat mengatur tinggi kasurnya, oksigen di mulutnya kemudian dilepas dengan lembut, Lisa meminum satu gelas air tanpa ragu meski setelahnya, dadanya terasa sakit.

"Apa yang terjadi?" Tanya Lisa, dia sudah jauh bertenaga sekarang, namun Lisa bisa melihat ada gips yang terpasang di kaki kanannya, sedetik kemudian, Lisa juga merasakan perih di belakang telinga nya, ada perban di tangannya, ini yang membuat Lisa kesulitan menggerakkan tubuhnya, rasanya kaku.

SOUL - JENLISA [G×G]Where stories live. Discover now