SOUL - 9

3K 608 96
                                    

"Kenapa Lisa mandi lebih cepat daripada Nini.. seharusnya kita mandi bersama-sama." Ucap Jennie sambil memajukan bibirnya, Lisa menunggu dirinya dengan duduk di sebuah batu besar karena Jennie tidak berani jika harus mandi sendirian.

"Aku juga tidak mandi terlalu lama, Nini. Airnya sangat dingin." Ucap Lisa, dia memberikan pakaian untuk Jennie, rasanya meski keduanya saling telanjang bulat di depan satu sama lain, tidak ada lagi kecanggungan di antara mereka, hanya ada keduanya di hutan yang kosong ini bukan?

"Lisa sudah menyikat gigi?" Tanya Jennie dan Lisa mengangguk, untung nya dari dalam koper Jennie, mereka memiliki satu buah pasta gigi yang cukup besar, cukup untuk dipakai berdua bahkan sampai berminggu-minggu ke depan.

"Ayo kembali ke gubuk jika kau sudah selesai, aku ingin memeriksa apakah ada yang salah dengan kaki gubuk karena kemarin gubuk cukup bergoyang di malam hari, seperti akan rubuh." Ucap Lisa dan Jennie langsung membulatkan matanya.

"Gubuk nya akan rusak?" Tanya Jennie dan Lisa mengangkat kedua bahunya, "semoga saja tidak, itu kenapa aku harus memeriksanya terlebih dahulu." Jawab Lisa, dia kembali melangkahkan kakinya untuk mengajak Jennie kembali, beginilah keduanya setiap hari, setelah mandi, mereka hanya akan menunggu sampai malam tiba, kemudian kembali lagi membuka mata.

"Jika rusak, kita akan tidur dimana, Lisa?" Tanya Jennie, "tidak rusak, Nini." Balas Lisa sambil menggelengkan kepalanya, karena dia memberikan ijin untuk Jennie memeluknya sebelum tidur, kini setiap tidur, Jennie akan memeluknya terlebih dahulu meski saat di pagi hari, Lisa akan bangun dengan posisi yang berbeda.

"Baiklah, tidak rusak." Ucap Jennie, Lisa membiarkan Jennie untuk merapikan barang-barang mereka sedangkan dia sendiri berjongkok untuk memeriksa kaki-kaki gubuk yang terbuat dari bambu.

"Seharusnya ada kayu yang bisa digunakan untuk menyanggah bagian ini." Gumam Lisa karena ada satu bagian gubuk yang memang tampak tidak lagi kokoh, pasti gubuk ini usianya sudah tua, ditambah harus menampung beban setiap malamnya.

Lisa memperhatikan sekeliling, sebenarnya mudah untuk menemukan ranting atau batang pohon dari hutan, hanya saja, dia perempuan dan dia seorang diri untuk melakukan semuanya, tenaganya juga jelas tidak sekuat laki-laki.

"Lisa. Nini boleh makan buahnya?" Lisa mengangguk saja begitu Jennie muncul sambil menunjuk buah yang mereka petik kemarin, masih ada banyak pohon buah kersen di daerah yang tidak sengaja mereka temui kemarin dan mereka bisa mengambil berapapun yang mereka inginkan.

"Makan saja, Nini." Balas Lisa, dia merasa senang karena baginya Jennie mengetahui sopan santun, setiap ingin memakan sesuatu, si mata kucing itu pasti akan meminta ijin terlebih dahulu dengan dirinya.

"Lisa mau juga?" Tanya Jennie pada Lisa yang masih berjongkok di bagian belakang gubuk, "makan saja, Nini. Jika habis, kita pergi memetik buahnya lagi siang nanti." Balas Lisa, dia kemudian membersihkan tangannya dan bangkit berdiri, memeriksa bagian atap gubuk, untungnya hujan tidak lagi turun setelah malam itu.

Lisa mengerutkan keningnya begitu setelahnya dia mendengar suara dari semak-semak, seperti suara bebatuan yang diinjak dan berantakan.

"Lisa! Suara apa itu?" Jennie yang juga mendengar suara yang sama dengan panik langsung menghampiri Lisa, Lisa langsung maju, membawa Jennie ke belakang tubuhnya karena dia juga tidak tahu darimana usul suara yang dia dengar tadi.

"Sepertinya suaranya muncul dari tanda help yang kita buat." Ucap Lisa, Jennie memegang lengan Lisa dari belakang, keduanya takut itu adalah binatang buas atau semacamnya.

"Aku akan pergi kesana untuk melihat." Ucap Lisa namun Jennie langsung menahannya, "jangan Lisa. Bagaimana dengan Nini nanti?" Tanya Jennie.

"Kau tetap disini, aku akan kembali dengan cepat." Jennie menggeleng lagi, "Lisa sudah berjanji tidak meninggalkan Nini." Ucap Jennie.

SOUL - JENLISA [G×G]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang