16. Senyum Batavia

76 6 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Selamat sahur :D

Masih lancarkan puasanya? Kan masih awal Ramadhan.
Hari ini Senyum Batavia kembali update untuk menemani puasamu hari ini.

Seperti biasa, jangan lupa klik vote sebelum baca. Lalu komen yang banyak dan share!!!

🐼🐨, 13 Maret 2024

Bab 16

Sejak pagi Aira hanya berguling di atas kasurnya. Dia malas untuk keluar karena masih merasa kurang enak badan, tapi dia sudah merasa sangat bosan. Ingin bermain ponsel juga tidak bisa, mengerjakan tugas apa lagi. Karena itu Aira sudah berhasil selesai membaca novel yang baru saja dia beli.

"Huwa, bosan banget. Ini mau ngapain lagi? Bantu Bunda juga pasti enggak boleh, masih agak lemes juga."

Aira kembali berguling-guling sampai bantal dan gulingnya jatuh. Tapi dia tidak peduli karena rasa bosan sangat mendominasinya. Sampai dia tidak sadar dengan kehadiran Zero.

"Ngapain sih Ai guling-guling itu?" tanya Zero yang memunguti bantal dan guling Aira lalu meletakkannya kembali di atas kasur.

Aira langsung duduk menghadap Zero yang juga duduk di pinggir kasur. "Kakak kenapa baru pulang?"

Zero menatap Aira bingung karena nada bicara Aira seperti seorang pacar yang sedang merajuk. "Kan biasanya juga jam segini. Kamu aja kan emang lagi sakit."

"Udah tahu Adeknya lagi sakit malah ditinggal kerja," omel Aira.

Zero gemas langsung mengacak rambut Aira. Ya Aira tidak menggunakan kerudungnya karena sedang di dalam kamar, dia juga belum memiliki niat untuk keluar.

"Kamu juga dibilangin ngeyel," ujar Zero santai tidak merasa bersalah sama sekali. Malah terkesan ini adalah hal yang biasa.

"Eh Kakak mau tanya deh," celetuk Zero karena Aira hanya mendiamkannya.

"Apa?" respons Aira yang penasaran dengan pertanyaan kakaknya.

"Misalkan nih ya, besok ada yang datang ke rumah Aira bakal di-," ucapan Zero di potong lebih dulu oleh Aira. "Ya disambut Kakak. Kan namanya tamu, masa enggak di sambut."

Zero menatap malas ke Aira membuatnya meringis pelan, "Monggo dilanjutkan Kak."

"Misal ada yang datang ke rumah berniat melamar kamu, apa bersedia?"

"HAH?" Aira terkejut dengan pertanyaan random dari kakaknya dia menatap Zero dengan kesal.

"Kakak enggak jelas!"

𓅪𓅪𓅪

Disisi lain, di sebuah rumah yang diselimuti oleh suasana hangat dan damai, mereka terlihat berbagi momen hangat di ruang tamu saling berbagi cerita dan keinginan.  Pembicaraan mereka terus berjalan, tapi tidak bagi Zaidan yang terlihat gelisah di tengah-tengah hangatnya suasana keluarganya. Jihan melirik ke arah Kakaknya sambil memberi kode untuk mengatakan niatnya. Tapi yang Jihan lihat hanyalah wajah memelas Kakaknya.

Senyum Batavia [END]Where stories live. Discover now