15. Senyum Batavia

97 6 2
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Selamat petang

Jangan dibaca sekarang ya, minimal sholat dulu...
Maafkan update di jam tanggung, hehehe

Kami Kak Ola dan Nda mengucapkan
"Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1445 Hijiriah

Tahun ini, Indonesia kembali memulai Ramadhan di hari yang berbeda. Tapi semoga dengan perbedaan ini, kita menjadi lebih kuat dan saling peduli.
Aamiin...

Seperti biasa kalo sudah baca jangan lupa untuk vote, komen dan share!!!

🐨🐼, 10 Maret 2024

Bab 15

Zaidan masih saja berkutat dengan laptopnya, saat merasa lelah barulah dia memilih untuk beristirahat sebentar. Ketika memejamkan mata, bayangan gadis yang dilihatnya dua tahun yang lalu kembali muncul dan sekarang dia kembali bertemu dengan gadis itu sesuai harapannya dulu. Hati Zaidan mulai resah, dia khawatir dengan perasaannya yang semakin tumbuh seiring berjalannya waktu.

Ketika tengah malam, Zaidan selalu berdoa setelah selesai sholat malamnya, berharap agar perasaan itu hilang darinya. Namun, bukannya hilang perasaan itu semakin tumbuh tanpa bisa ditangani olehnya lagi. Zaidan mengerang frustrasi karena tidak tahu harus berbuat apa. Dia masih bimbang, apakah dia sungguh jatuh cinta atau hanya sekedar rasa tertarik sesaat karena kembali bertemu?

Lelah dengan pikirannya, Zaidan segera menelepon adiknya. Tidak butuh waktu lama, panggilannya langsung tersambung.

"Assalamualaikum," salam Zaidan pelan.

"Wa'alaikumussalam. Abang kenapa?" tanya Jihan saat mendengar suara kakaknya yang lemah.

"Abang gapapa. Adek lagi gak sibuk kan?"

"Iya, selama di sini Jihan jadi manusia gabut. Emang kenapa, Bang?"

"Temani Abang jalan-jalan. Abang lagi butuh udara segar, mau kan?"

"Ya sudah, Jihan siap-siap dulu. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Setelah panggilan berakhir, Zaidan menghela napas lega. Dia segera merapikan meja kerjanya sebelum pulang, tidak lupa juga dia berpamitan pada Nando. Walau belum jam pulang, tapi Zaidan sangat membutuhkannya saat ini.

Setelah menempuh perjalanan selama 30 menitan. Zaidan akhirnya sampai dan langsung turun dari mobilnya. Saat dia masuk, dia tidak mendapati siapa pun di dalam rumah. Tidak ingin terlalu memikirnya, Zaidan langsung naik ke kamar untuk berganti pakaiannya ke baju yang lebih santai. Setelah itu dia mengetuk pintu kamar Jihan dengan pelan. Tok tok tok....

"Dek? Udah selesai?" tanya Zaidan di depan kamar Jihan.

Jihan yang mendengar suara kakaknya langsung membuka pintu. "Udah, ayo!" ajak Jihan yang sudah siap.

"Ayo! Aba sama Umma ke mana?" tanya Zaidan penasaran.

"Jalan-jalan katanya," jawab Jihan sambil memperhatikan kakaknya.

"Utututu.... Kasihannya Adek ku yang gak diajak sama Umma-Aba," ujar Zaidan dengan sedikit nada ejekan.

"Enak aja, Jihan diajak kok. Cuma karena Jihan udah janji dulu sama abang, jadinya Jihan gak ikut Umma sama Aba."

Senyum Batavia [END]Where stories live. Discover now