Child's Instincts | Chapter 13

24 2 3
                                    

Adrian memasukkan kembali gawai yang berukuran tak terlalu besar ke dalam saku celananya, setelah membaca satu pesan dari seorang perempuan bernama Catherine Aledina

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Adrian memasukkan kembali gawai yang berukuran tak terlalu besar ke dalam saku celananya, setelah membaca satu pesan dari seorang perempuan bernama Catherine Aledina.

Nomor tidak diketahui
Kamu kenapa ngga bales chat aku🥺?
Kamu terharu ya aku chat lagi, sampai-sampai ngga bisa berkata-kata.
Btw wait for my presence, Baby.

Namun, Adrian hanya mengabaikan pesan dari perempuan itu, bahkan nomornya pun belum sempat laki-laki itu simpan. Adrian justru kembali berkumpul dengan komunitas-nya. Ya ... hari ini mereka akan membagikan brosur seminar ke Sekolah SMA/SMK yang berada di daerah Jakarta dan sekitarnya.

Tujuan diadakannya seminar tak lain ... untuk memperkenalkan lingkungan universitas bina Indonesia kepada calon-calon mahasiswa baru.

Perwalian komunitas yang akan ikut serta membagikan brosur seminar sudah berkumpul, dan akan segera melakukan perjalanan. Sekitar pukul setengah sembilan mereka mulai berangkat. Adrian berangkat bersama, Kanaya, Defrian, dan David dari komunitas himpunan. Mereka berangkat menggunakan mobil ... Adrian berada di kursi pengemudi, Defrian di sebelahnya sedangkan Kanaya dan David ada di kursi belakang.

"Ini untuk kedua kalinya gue berada diantara anak BEM, apa jangan-jangan takdir gue harusnya join BEM kali ya?" celetuk David dengan wajah gamblangnya.

"Jangan-jangan lo ini emang dibuang di himpunan, Dav," gurau Defrian menimpali ucapan David.

"Kejam amat ... hati ane tergores nih," ucap David dengan ekspresi yang dibuat-buat seolah menjadi manusia paling tersakiti. "Dra, ajarin bawahan lo yang satu ini, supaya tidak menyakiti hati kecil gue yang suci."

"Cih...," decih Defrian.

Bukannya meladeni Adrian justru terkekeh mendengar pergelutan antara dua manusia yang berbeda komunitas ini.

"Dav, tapi apa yang dikatakan Ian ada benarnya, bukan ‘kah kamu dulu sempat ingin bergabung bersama BEM-FBMT, bahkan itu kamu tulis sendiri di kertas yang saya minta pada saat ospek," timpal Adrian.

David menyunggingkan senyumnya hingga menampakkan deret gigi-giginya. "He..he.. tapi gue tiba-tiba kepincut Hima, gara-gara waktu itu gue diajak gabung himpunan sama salah satu kating-FBMT."

"Dia anaknya emang gampang tergiur tawaran manis," timpal Kanaya, "Tapi kinerja hima di-FBMT emang terkenal bagus," lanjutnya.

"This right kinerja mereka sebagai seorang Hima memang bagus-bagus," kata Adrian.

Setelah kurang lebih 10 menit di perjalanan, akhirnya sampailah mereka di Sekolah menengah atas Karya Bakti. Mereka pun mulai turun, dan berjalan menyusuri sekolah, Adrian–ketua komunitas badan eksekutif mahasiswa memimpin perjalanan, Defrian–badan eksekutif mahasiswa bagian departemen seni budaya berada di sebelahnya, Kanaya–wakil ketua badan eksekutif mahasiswa berjalan di belakang Adrian dan Defrian, bersama dengan David–komunitas himpunan mahasiswa.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 23 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Liberta [ON GOING] Where stories live. Discover now