Don't Tell | Chapter 10

49 17 7
                                    

Tak ada yang harus dipaksakan-Liberta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tak ada yang harus dipaksakan
-Liberta

****

Sudah dari tadi Adrian menunggu panggilan telpon maupun pesan singkat dari perempuan bernama Kayren. Namun, semua notifikasi itu tak kunjung datang ke gawai lelaki itu. Padahal sekarang sudah menunjukkan pukul jam 13.00-WIB.

Karena tak kunjung mendapatkan pesan maupun panggilan telpon dari gadis itu, Adrian berniat untuk menghubunginya lebih dulu. Namun, belum sempat lelaki itu menekan tombol telpon, gadis yang akan dirinya telpon sudah menelponnya lebih dulu.

"Assalamualaikum, ka Adrian, maaf tadi aku pulang enggak minta jemput, malah naik grab," ucap Kayren dari balik sambungan telepon seluler.

"Om Swastiastu, Kay, yes, that's okay, tapi kamu sampai dengan selamatkan?" kata Adrian melalui sambungan telepon seluler.

"Aku masih di jalan ka," ucap gadis itu di balik telpon. "Oh ya, bisa enggak kita ketemuan di mestro cafe? ada yang mau aku bicarakan."

"Bisa, saya akan segera ke sana," ucap Adrian sebelum akhirnya sambungan telpon benar-benar terputus.

Laki-laki itu langsung beranjak dari duduknya, saat ini Adrian sedang berada di apartemen Defrian yang berada di lantai 20, bersama teman-temannya yang lain.

"Mau kemana, Dri?" tanya Defrian, sebelum menyeruput gelas berisikan coca-cola yang suda ia pegang ke dalam mulutnya.

"Jemput, dedek dedek SMA, ya lo?" sambar Haikal.

"Waduh sejak kapan Adrian deket sama anak SMA, ko gue sampai
tidak tahu," Aldo pun langsung menyalakan kamera di handphonenya, seolah olah menjadi seorang wartawan di televisi.

Sang empu hanya berdiam diri mendengarkan perkataan perkataan yang dilontarkan oleh sahabat-sahabatnya, dan seperkian detik setelah semuanya berhenti berbicara Adrian berkata, "Saya sama dia hanya sebagai teman."

"Tapi, hati-hati Dri, jangan sampai anak orang jadi baper," sambung Defrian setelah mengingat sudah ada berapa banyak perempuan yang terbawa perasaan dengan sahabatnya itu.

Namun, itu bukanlah keinginan Adrian untuk membuat mereka menaruh hati padanya, lelaki itu hanya bersikap semestinya, menjadi lelaki yang dapat berperilaku baik kepada siapapun terutama pada perempuan yang harus mendapatkan perlindungan, dan rasa kasih sayang dari seorang pria.

Lagi pula sebenarnya hati lelaki itu masih ada pada gadis kecilnya, Esta. Gadis yang banyak orang bilang sudah meninggal dunia, akibat kebakaran hebat menimpa kota London.

_____

Sekarang dua insan sedang saling bertatap muka, dan belum ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kedua manusia itu kecuali sapaan saat pertama kali mereka bertemu di sini.

Liberta [ON GOING] Where stories live. Discover now