"Ke apartemen aja pak." Ucap Alena ke sopir yang di anggukki sopir tersebut dan menjalankan mobilnya ke apartemen Mahesa.

Saat perjalanan Alena melihat Mahesa dari kaca mobil, Mahesa yang sering mengerutkan dahinya dan juga tangannya sekali-kali akan memijit kecil kepalanya.

"Bapak yakin gak mau ke rumah sakit?" Tanya Alena merasa khawatir dengan keadaan Mahesa dan melupakan sedikit kekesalannya dengan Mahesa setelah melihat kondisi Mahesa.

"Hmm..." Dehem Mahesa tetap menutup matanya.

Sampai di apartemen Mahesa, Alena langsung turun dari mobil dan membantu Mahesa untuk membuka pintu mobilnya.

"Pak." Panggil Alena. "Kita sudah sampai ayo turun." Lanjut Alena sedikit khawatir melihat Mahesa yang masih menutup matanya.

"Hmm..." Dehem Mahesa membuka matanya dan melihat Alena yang sedang menatapnya dengan khawatir.

Melihat itu, entah kenapa Mahesa sedikit senang dengan tatapan Alena kedirinya dan ada sedikit senyuman di wajah pucat Mahesa.

"Ternyata sakit itu juga menyenangkan." Ucap Mahesa di dalam hati.

Turun dari mobilnya, Mahesa tidak lupa memasukkan kotak kecil yang ada di tangannya kedalam jasnya.

"Bapak." Panggil Alena kaget melihat Mahesa hampir saja terjatuh saat turun dari mobilnya.

Melihat itu Alena dengan refleks menggenggam tangan sebelah kiri Mahesa dan memegang bahu Mahesa.

Mendapat sentuhan dari Alena tiba-tiba, Mahesa kembali merasakan kenangan selama ini yang dia lupakan dan tubuhnya terasa kaku.

Mahesa berusaha untuk tidak menepis tangan Alena yang ada di tubuhnya dan nafas Mahesa juga merasa tidak teratur dengan sentuhan Alena yang tiba-tiba kedirinya.

"Buk, biar saya bantu pak Mahesa untuk masuk." Ucap sopir Mahesa yang sadar akan perubahan tubuh Mahesa.

Alena yang kembali sadar kalau Mahesa tidak bisa bersentuhan dengan perempuan langsung melepaskan tangannya dari Mahesa dan melihat ke arah Mahesa yang sekarang tubuhnya sudah kaku dan ada sedikit khawatir yang dilihat Alena di wajah Mahesa.

Melihat itu Alena merasa bersalah dengan Mahesa, niat membantu Mahesa tapi malah tambah masalah baginya.

Setelah sopir membantu Mahesa, Alena juga mengikuti Mahesa untuk masuk ke apartemen dan juga membantu Mahesa untuk membawah kopernya masuk.

******

Masuk kedalam apartemen Mahesa untuk pertama kalinya, Alena merasa kagum melihat apartemen Mahesa yang begitu bersih dan juga rapi.

"Disini aja." Ucap Mahesa ke sopirnya setelah dia sampai di kursi ruang tamu.

Mahesa paling tidak suka dengan orang lain memasuki kamarnya, dari pada menyuruh pembersih untuk membersihkan kamarnya, Mahesa lebih suka membersihkan sendiri.

"Baik pak." Balas sopir tersebut membantu Mahesa untuk duduk di kursi. "Kalau gitu saya pergi dulu pak." Lanjut sopir tersebut.

"Tunggu pak." Ucap Alena. "Kopernya, saya tarok disini juga ya pak." Lanjut Alena mengikuti sopir untuk keluar dari apartemen Mahesa tapi langsung di hentikan Mahesa.

"Jangan pergi." Ucap Mahesa ke Alena.

"Kalau gitu saya duluan buk." Ucap sopir tersebut langsung keluar dari apartemen Mahesa tanpa menunggu Alena untuk membalas ucapannya.

Transmigrasi Jadi Sekretaris CEO Where stories live. Discover now