Bab 15

15K 933 14
                                    

Sudah tiga hari Mahesa perjalanan bisnis, selama tiga hari ini dia sibuk dengan perusahaannya di luar negeri.

Semenjak pulang dari rumah sakit, Mahesa dengan sengaja menyibukkan dirinya dalam pekerjaan. Sampai Gino terkadang merasa kasihan melihat Mahesa yang seperti ini.

Seperti saat ini, padahal sekarang sudah jam 1 dini hari, Gino dan Mahesa masih berada di perusahaan di luar negeri.

"Bos." Panggil Gino yang sudah lesu, bagaimana tidak sekarang Gino sudah seperti zombie bekerja dengan Mahesa selama tiga hari ini. "Saya sudah ngantuk bos, mendingan kita pulang." Lanjut Gino ke Mahesa yang di depannya.

"Kamu pulang aja." Balas Mahesa dingin tanpa mengalihkan pandanganya dari laptop di depannya.

"Bos, gak baik bekerja seperti ini terus tanpa istirahat." Ucap Gino mengigat Mahesa yang tidur cuma dua jam selama tiga hari ini.

"Berisik." Ucap Mahesa melihat kearah Gino dengan matanya sudah memerah. "Bagaimana perusahaan di Indonesia?" Lanjut Mahesa.

Saat ini  Mahesa kembali teringat tentang Alena, bagaimana Alena pergi mengantarkan kopi kepadanya dengan senyum yang terkadang tulus dan juga di paksakan, dan bagaimana Alena yang marah pada waktu itu kedirinya dan juga Alena yang berdebat dengannya.

Gino melihat Mahesa seperti itu cuma bisa menghela nafas.

"Baik-baik aja bos, malahan lebih baik dari sebelumnya." Ucap Gino setelah di beritahukan oleh Diki, Dani dan Pandu serta Alena di grup. "Selama bis disini, gak ada yang berani melalaikan pekerjaan mereka bos, selama tiga hari ini juga banyak karyawan yang datang ke perusahaan lebih cepat dari biasanya." Lanjut Gino juga merasa heran dengan antusias karyawan, walaupun tidak ada yang berani macam-macam di perusahaan, tapi saat tidak ada Mahesa di perusahaan mereka akan sedikit lebih bersantai.

Dalam waktu tiga hari ini selain menemani Mahesa kerja di perusahaan luar negeri, Gino juga terpaksa membalas satu-satu email yang masuk kedalam telponya.

"Baguslah." Ucap Mahesa santai. "Kalau keadaan sekretaris disana bagaimana?" Tanya Mahesa yang pura-pura tidak peduli, padahal dia ingin tahu bagaimana keadaan Alena.

"Semuanya baik-baik aja bos." Balas Gino santai. "Kerja mereka semua bagus." Lanjut Gino.

"Hmm..." Dehem Mahesa yang menatap Gino dengan tatapan dinginnya, karena tidak puas dengan jawaban Gino.

Gino yang melihat Mahesa menatapnya dingin merasa ada tekanan di punggungnya. Dia tidak tahu dimana ucapannya yang membuat Mahesa tiba-tiba tersinggung.

Melihat Mahesa yang terus melihat ke arah laptopnya sambil mengetukkan tangannya. Melihat itu gini jadi teringat bagaimana Mahesa selama tiga hari ini yang mudah tersinggung setelah keluar dari rumah sakit, membuat Gino tahu apa yang membuat Mahesa yang menatapnya seperti ini.

"Bagaimana kalau besok kita pulang aja bos. Supaya kita tahu bagaimana keadaan perusahaan di Indonesia selama kita tinggali." Ucap Gino yang mempunyai ide supaya Mahesa cepat pulang dari perjalanan bisnisnya."Lagian disini juga gak ada yang harus kita selesaikan lagi bos." Lanjut Gino.

Gino tidak sabar ingin bertemu dengan pacarnya dan menyelesaikan masalah mereka, apalagi disini mereka tidak ada lagi hal penting yang harus mereka selesaikan.

Mendengar ucapan Gino, Mahesa membayangkan bagaimana Alena akan tiba-tiba melihat dia yang sudah di perusahaan dengan wajah kagetnya.

Mengigat hal itu tanpa sadar Mahesa tersenyum sendiri.

"Bos." Panggil Gino karena tidak ada tanggapan dari Mahesa. Tapi dia malah melihat Mahesa yang tersenyum sendiri yang membuat Gino bergidik ngeri.

"Oke, besok kita pulang." Ucap Mahesa dingin dan menutup laptopnya. "Sekalian besok kamu bantu saya untuk membelikan barang yang di sukai perempuan." Lanjut Mahesa.

Transmigrasi Jadi Sekretaris CEO Where stories live. Discover now