Bab 10

15.7K 939 31
                                    

Sudah satu minggu Alena belajar mengunakan buku yang di berikan Mahesa kepadanya, selama seminggu ini juga Alena juga menempelkan kertas-kertas kecil di ruangannya dalam tiga bahasa yaitu, bahasa inggris, Mandarin dan Indonesia.

Selama satu minggu ini Alena fokus untuk belajar bahasa inggris dan Alena sudah mengerti beberapa kata dalam bahasa inggris, walupun dalam pengucapannya masih ada yang salah.

Seperti saat sekarang ini Alena menjabat rambutnya kesal. "Dasar, bos gila, kejam dan gak berperasaan." Ucap Alena meletakkan kepalanya di atas meja sambil menutup kepalanya dengan buku, dia tidak peduli lagi dengan Mahesa yang melihat kelakuannya. Bagaimana tidak selama seminggu ini Alena lebih sering tidur larut malam dan pergi ke kantor lebih cepat karena harus belajar bahasa bahasa inggris.

Sedangkan Mahesa yang memperhatikan Alena selama seminggu ini, berpikir perlakukan Alena selama seminggu ini sengaja untuk menggodanya.

Apalagi saat dia melihat Alena di ruangannya. Bagaimana Alena dengan serius menulis di buku kecilnya sambil mengigit ujung penanya buat dia yakin Alena benar-benar menggodanya, di tambah dengan Alena sekali-kali melihat kearahnya dengan tersenyum yang buat dia ada perasaan aneh di hatinya.

Mengambil telpon di atas mejanya, Mahesa langsung menghubungi Alena.

Melihat Alena yang menatap kearahnya, Mahesa langsung menunjuk ke telpon di ruangan Alena yang sedang berbunyi.

Alena benar-benar kesal dengan Mahesa, baru mau semangat untuk belajar bahasa inggris lagi malah Mahesa menelponnya dengan tiba-tiba.

Tarik napas dalam-dalam dan keluarkan itu yang dilakukan Alena sebelum mengangkat telpon di atas mejanya.

"Hmm...ada yang bisa saya bantu bos?" Tanya Alena lembut dengan senyum tipis di wajahnya dan melihat Mahesa dari kaca ruangannya.

"Keruangan saya." Ucap Mahesa kembali meletakkan telponya di atas meja.

Alena mendengar ucapan Mahesa langsung pergi ke ruangan Mahesa.

Baru keluar dari ruangannya, Alena melihat pandu yang sedang berjalan ke ruangan Mahesa juga dengan membawa file di tangannya.

"Kamu mau keruangan bos juga?" Tanya Pandu melihat Alena keluar dari ruangannya.

"Hmm..." Dehem Alena tidak bersemangat.

"Sepertinya kamu tertekan." Ucap Pandu melihat Alena.

"Bukan tertekan lagi sudah hampir gila saya karena kelakuan bos." Ucap Alena langsung jongkok di depan Pandu, untung hari ini Alena memakai celana.

Melihat itu Pandu tertawa kecil melihat kelakuan Alena. "Belajar bahasa inggris itu jangan terlalu di paksa, di bawah enjoy aja dan sukai apa yang kamu lakukan saat ini. Pasti itu akan membuat kamu mudah untuk mempelajarinya." Ucap Pandu sambil mengulurkan tangannya ke Alena.

"Hmm..." Dehem Mahesa yang sedang berdiri di depan pintu ruangannya dan melihat pemandangan yang menurutnya merusak matanya.

Dimana dia melihat Alena yang berjongkok di depan Pandu sambil menjulurkan tangannya kearah Alena. "Uhuk." Batuk Mahesa melihat Alena yang akan menjabat tangan Pandu.

Mendengar suara Mahesa, Pandu menarik tangannya kembali sedangkan Alena sudah kembali berdiri dan langsung mengubah ekspresinya tersenyum kearah Mahesa.

"Masuk." Ucap Mahesa dingin dan kembali masuk keruangannya.

Pandu dan Alena yang masih diluar juga mengikuti Mahesa keruangannya.

Masuk kedalam ruangan Mahesa, mereka melihat Mahesa yang sedang fokus melihat laptopnya dan mengabaikan mereka.

Melihat itu Pandu dan Alena saling pandang.

Transmigrasi Jadi Sekretaris CEO Where stories live. Discover now