Bab 4

18.4K 1K 10
                                    

Pagi harinya, Alena sudah sampai di perusahaan. Alena pergi lebih cepat dari karyawan lainnya, sehingga saat dia sampai di perusahaan masih belum ada karyawan yang hadir, kecuali cleaning service perusahaan Mahesa.

Masuk kedalam ruangannya, Alena langsung membuka komputer dan mempelajari apa yang harus dia lakukan sebagai sekretaris Mahesa.

Diki, Dani dan Pandu yang baru sampai di ruangannya, tidak menyangka melihat Alena yang ternyata lebih dulu sampai dari pada mereka dan juga fokus melihat kearah komputer sampai dia tidak sadar kalau mereka sudah memasuki ruangan.

Mereka tidak merasa canggung lagi dengan Alena semenjak kemaren, menurut mereka Alena cukup mudah untuk bergaul.

Malahan melihat Alena yang fokus ke komputernya membuat mereka ingin mendekatinya.

"Woww..."Kagum Diki setelah melihat Alena, bagaimana tidak selama dua hari sebelumnya, mereka melihat Alena sering datang terlambat untuk ke perusahaan.

"Biasa aja." Ucap Alena yang mendengar suara Diki. "Owh.. kalian sudah datang." Lanjut Alena.

"Gila kamu Alena, pagi-pagi sudah ada di perusahaan." Ucap Dani mengabaikan ucapan Alena."Ada angin apa kamu?" Lanjut Dani.

"Betul." Ucap Pandu. "Seingat saya selama dua hari kemaren kamu datangnya terlambat." Lanjut pandu.

Diki Dani dan pandu berjalan ke arah Alena dan melihat apa yang di lakukan Alena di komputernya.

"Saya tahu..." Ucap Dani. "Pasti semalaman kamu di tegur sama bos kan?" Lanjut Dani yang ingat kalau semalam Alena pergi dengan bos mereka.

"Alena, cerita dong sedikit, bagaimana rasanya bisa dekat dengan bos." Ucap Diki penasaran. "Karena selama ini saya gak pernah melihat ada perempuan di sekitar bos." Lanjut Diki.

"Kepo." Ucap Alena melihat tatapan penasaran dari mereka.

"Ayok la Alena, kami sangat... sangat... penasaran bagaimana kamu dengan bos di acara kemaren." Desak Diki tidak sabar.

Mereka bertiga memang penasaran dengan bosnya, setahu mereka kecuali Alena belum ada yang memasuki ruangan bos nya dan dekat dengannya.

"Saya dengar kamu kemaren tertidur saat rapat." Ucap Pandu tiba-tiba yang buat Diki dan Dani kaget.

"Serius Lo Ndu." Tanya Diki melihat ke arah pandu. "Lo tahu dari mana?" Lanjut Diki.

"Hmm..." Dehem pandu sambil memasukan tangannya ke dalam saku. "Gue tahu dari grup perusahaan, emangnya kalian belum buka grup?" Lanjut pandu.

"Belum." Ucap Diki dan Dani serta langsung melihat grup di handphonenya.

"Benar, memang ada berita kamu  tidur di ruangan rapat." Ucap Diki melihat handphonenya ke Alena.

Dari komentar yang dia baca banyak yang membalasnya kagum melihat Alena dan ada juga yang komentar negatif tentangnya.

"Biarin aja, kemaren saya kelelahan." Ucap Alena.

"Kamu gila Alena, baru mulai kerja sudah buat ulah dengan bos dan gilanya lagi kamu masih bisa duduk santai disini." Ucap Dani karena seingat mereka semua orang yang membuat masalah dengan bos mereka akan langsung di pecat. "Saya curiga jangan... jangan... kamu pacar bos ya..." Lanjut Dani melihat Alena penuh selidik.

"Jangan bercanda mana mau bos sama saya." Bantah Alena. "Menurut peraturan yang saya baca..."

"Stop jangan bahas tentang itu." Ucap Dani. "Kami sudah capek mendengarnya dari Gino." Lanjut Dani.

"Peraturan itu hanya berlaku saat kita dihadapan bos." Ucap Diki.

"Di ruangan ini kamu santai aja." Ucap Diki. "Kita gak perlu kaku seperti bos dan Gino." Lanjut Diki yang di anggukki Dani dan Pandu.

Transmigrasi Jadi Sekretaris CEO Donde viven las historias. Descúbrelo ahora