"Sudahlah kalau Alena gak mau, jangan di paksa." Ucap Pandu. "Lagian kalian juga sudah biasa makan di kantin kalau gak di order." Lanjut Pandu.

"Kamu jangan sok-sokan gak mau, padahal yang cepat habisnya juga kamu." Ucap Diki melihat Pandu yang dari tadi cuma diam dan tidak membantu mereka untuk membujuk Alena.

"Bukannya aku gak mau, menurut aku Alena akan kesusahan untuk memasak untuk kita." Ucap Pandu. "Alena harus masuk pagi untuk kerja dan dia pasti akan kesusahan untuk memasak untuk kita." Lanjut Pandu.

"Betul, kalian gak ada pengertiannya ke aku." Ucap Alena. "Untung ada Pandu yang pengertian." Lanjut Alena.

"Owh iya kami lupa tapi sekali-kali boleh le Len." Ucap Diki yang masih tidak menyerah untuk memakan masakan Alena.

"Hmm..." Ucap Alena pasrah melihat tatapan Diki dan Dani yang melihatnya dengan memohon.

"Gitu kek dari tadi." Ucap Diki dan Dani senang sampai ingin memeluk Alena tapi malah kera bajunya di pegang oleh Gino dari belakang.

Saat Gino baru keluar dari lift dengan Mahesa di lift ekslusif, dia melihat Mahesa yang langsung berhenti dan melihat ke depan dengan tatapan tajamnya.

Melihat itu Gino langsung melihat Alena, Diki, Dani dan Pandu yang sama-sama keluar dari lift dan mereka terus berbicara tanpa menyadari kalau ada dia dan Mahesa tidak jauh dari mereka.

Melihat kearah Mahesa disampingnya, Gino merasakan aura dingin dari Mahesa.

"Ternyata walaupun bos lagi sakit dia tetap menakutkan." Ucap Gino dalam hati sambil memegang bulu kuduknya yang merinding. "Diki, Dani dan Pandu saya sudah memperingatkan kalian dari awal." Lanjut Gino dalam hati.

Gino yang akan berjalan mendekat kearah mereka langsung di hentikan Mahesa.

"Jangan." Ucap Mahesa dingin. "Ini yang kamu sebutkan baik-baik aja." Lanjut Mahesa dingin melihat Alena yang semakin akrab dengan Diki, Dani dan Pandu.

"Bos, ini masih jam istirahat." Ucap Gino dengan takut-takut melihat aura yang di pancarkan Mahesa.

Setiap kata yang di keluarkan Diki, Dani dan Pandu ke Alena semakin Gino merasakan aurat dingin yang di pancarkan Mahesa semakin kuat, apalagi lagi melihat Mahesa yang menatap tajam ke arah di depannya.

Mahesa yang mendengar Alena memasakan mereka makanan merasa cemburu ingin sekali cepat-cepat berjalan ke arah mereka dan memisahkan jarak mereka dengan Alena.

Gino yang tahu Mahesa lagi cemburu mengabaikan larangan Mahesa dengan cepat berjalan ke arah mereka.

Gino tidak tahu kalau masih lama dia membiarkan interaksi Alena dengan Diki, Dani dan Pandu. Dia tidak tahu bagaimana nasib Diki, Dani dan Pandu di tangan Mahesa selanjutnya bisa-bisa mereka langsung di pecat.

Berjalan menuju mereka, memihak Diki dan Dani akan memeluk Alena dengan cepat Gino memegang kerah belakang baju mereka, sehingga tidak jadi memeluk Alena.

"Siapa sih, ganggu orang lagi senang aja." Ucap Diki dan melihat ke arah belakang begitu juga dengan Dani.

"Gino." Ucap mereka saat melihat Gino yang ternyata berdiri di belakang mereka, melihat kebelakang lagi mereka juga melihat Mahesa yang sudah menatap mereka dengan dingin. "Bos." Lanjut mereka setelah melihat Mahesa.

Alena dan Pandu mendengar Diki dan Dani memanggil bos, mereka juga langsung melihat ke depan dan melihat Mahesa yang menatap mereka dengan dingin.

"Bos." Panggil Alena dan Pandu kaget melihat Mahesa yang ternyata sudah pulang perjalanan bisnis dengan Gino.

Melihat itu Alena, Diki, Dani dan Pandu langsung melihat ke arah Gino yang sekarang pura-pura tidak melihat mereka menatapnya.

Melihat ada Mahesa mereka dengan cepat berjalan ke arah Mahesa untuk menyambut Mahesa.

Sampai di depan Mahesa, mereka merasa ada yang aneh dengan Mahesa, apalagi melihat wajah Mahesa yang sedang memerah.

"Selamat datang di perusahaan lagi pak." Ucap mereka serentak dan melihat ke arah Mahesa yang masih menatap mereka dengan dingin.

"Alena, temani saya kembali ke mobil." Ucap Mahesa tiba-tiba mengajak Alena untuk kembali ke parkiran. "Gak ada penolakan atau kamu mau saya pecat?" Lanjut Mahesa berjalan kembali masuk ke dalam lift.

"Baik pak." Ucap Alena merasa takut melihat aura dingin yang di pancarkan Mahesa. "Titip ini." Ucap Alena kembali menyerahkan kotak bekal mereka tadi ke tangan Pandu dan mengikuti Mahesa masuk ke dalam lift.

Mereka cuma diam melihat Alena yang mengikut Mahesa masuk kedalam lift.

Mereka juga heran melihat Mahesa yang langsung kembali ke mobil tanpa masuk ke dalam ruangannya di tambah lagi dengan Alena yang mengikutinya.

"Saya sudah chat kalian di grup." Ucap Gino sambil mengeluarkan telponnya dan melihatkan chat nya tadi ke Diki, Dani dan Pandu.

Diki, Dani dan Pandu melihat itu menatap Gino dengan tajam.

"Jangan natap saya seperti itu." Ucap Gino melihat mereka menatapnya dengan tajam. "Saya sarankan mulai dari sekarang kalian jangan terlalu dekat dengan Alena, nanti bos cemburu." Lanjut Gino.

Mendengar ucapan Gino mereka langsung kaget. "Bos suka dengan Alena?" Tanya mereka serentak yang langsung di anggukki Gino.

"Hmm... makannya dari sekarang kalian harus hati-hati kalau dekat-dekat dengan Alena." Jekas Gino. "Kalau gitu saya juga mau pulang." Lanjut Gino.

Baru Gino akan pergi berjalan ke dalam lift dia sudah dapat pesan dari Mahesa. Setelah selesai membaca isi pesannya dia langsung melihat ke arah Diki, Dani dan Pandu dengan simpati.

Mereka melihat tatapan Gino ke arah mereka, mereka merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi ke arah mereka dan benar saja, mendengar ucapan Gino mereka Langsung kaget.

"Bos memintak file yang harus di siapkan dalam satu bulan harus, kalian selesaikan dalam satu Minggu ini." Ucap Gino melihat ke arah mereka dan langsung masuk kedalam lift mengabaikan ekspresi mereka.

"Sial, kalau tahu begini saya rela gak makan masakan Alena." Ucap Diki. "Bos kalau cemburu buat kita kena imbasnya." Lanjut Diki kesal.

"Kenapa kita bisa gak sadar kalau bos ternyata sudah memperhatikan kita dari tadi." Ucap Dani ikut kesal. "Tahu gini bos pulang, kita akan jaga jarak dengan Alena." Lanjut Dani.

"Semuanya gara-gara Gino, kenapa gak dia beritahu kita, kalau bos ternyata sudah pulang dan menyukai Alena." Jelas Diki kesal dan menatap ke lift dengan tatapan tajam.

"Sudahlah, ayo mulai bekerja." Ucap Pandu sambil membawa kotak bekal yang diberikan Alena tadi kepadanya.

****

Semoga suka sama kelanjutan ceritanya.

Typo komen aja ya.

Jangan lupa follow vote dan komennya.

Jangan lupa follow Ig author:

story_mustika2601

ronamustika26 (DM aja kalau mau di follback.)

Transmigrasi Jadi Sekretaris CEO Where stories live. Discover now