R2-09: KOBRA?

265 32 3
                                    

Halooooo selamat hari sabtu!!!! Maaf baru bisa update. Hari ini aku mau publish 2 part. Semoga kamu selalu suka yaaa🤝

Terima kasih selalu nunggu kelanjutannyaa!!!

***

Seorang pria berjalan menyusuri sebuah gang, dengan kedua tangan yang disembunyikan ke dalam saku jaket jeans-nya. Warna jaket yang dikenakan sudah tampak pudar. Sepertinya karena sering dicuci. Sesekali dia memegangi topi di kepalanya, mencoba menutupi sebagian wajah dengan itu.

Setelah hampir setengah jam berjalan, dia menghentikan langkahnya di ujung gang. Kini tampak jalan besar yang sudah sepi kendaraan menyambut kehadirannya.

Pandangannya mulai menyebar. Memantau situasi, berharap dirinya akan sampai ke tempat tujuan tanpa hambatan.

Ketika kakinya hendak melangkah lagi, handphone-nya bergetar. Lekas dia periksa dengan begitu rusuh. Ada inbox dari seseorang yang sedang menunggunya. Mereka bertukar pesan di Facebook.

Di mana? Gue udah di lokasi nih. Buruan!

Deheman keluar dari tenggorokannya. Dia berusaha menetralkan perasaan. Jujur saja, setiap melakukan pekerjaannya ini, rasanya selalu mendebarkan. Dia memang takut tertangkap oleh para polisi, tapi bos besarnya lebih menakutkan. Hal itulah yang membuat otaknya berusaha berpikir keras, agar bisa selalu lolos dari kejaran polisi. Terbukti sampai hari ini dia masih bisa bebas melakukan aktivitasnya.

Cahaya dari layar alat komunikasinya itu masih menyoroti wajahnya. Dia sedang mengetik balasan.

5 menit lagi gue sampe.

Segera dimasukkannya kembali benda persegi panjang itu ke dalam saku, seraya meneruskan perjalanan. Badannya menyerong ke arah kanan dan mulai menginjaki trotoar. Dia perlu berjalan melewati beberapa gedung agar bisa sampai ke klub.

Pedagang sate panggul yang sedari tadi memerhatikannya dengan diam-diam di seberang jalan, tampak sibuk mengipas-kipas panggangan. Namun, tangan kirinya mulai naik ke telinga, menekan tombol earpiece untuk menyampaikan informasi.

"Target mulai terlihat."

***

Ke mana mereka?

Lenna membuang napasnya kasar sebelum meletakkan belanjaannya ke kursi kosong di hadapannya.

Lidahnya bermain di dalam mulut. Misi pertamanya di Polrestabes Bandung ini sangat menjengkelkan.

Dia pun bertolak pinggang seraya menggaruk bagian ubun-ubun kepalanya. Matanya celingak-celinguk, mencari jejak para senior barunya yang pergi tanpa dirinya.

"Apa mereka ke klub?"

Pikirannya mengarah ke sana, karena klub memang menjadi tempat utama penangkapan Anwar hari ini.

"Sejak kapan?" gumamnya sembari memeriksa jam tangan. Pukul satu dini hari. "Kayaknya mereka belum lama pergi dari sini."

Dirinya ketinggalan informasi semenjak earpiece-nya rusak. Benda itu terlepas dari telinganya saat membereskan perampok di minimarket. Dan sepertinya tak hanya rusak karena jatuh, kemungkinan earpiece-nya tak sengaja terinjak. Entah oleh kaki siapa.

"Oke."

Suara pintu mobil yang tertutup terdengar sebelum Lenna meningalkannya. Dibutuhkan atau tidak kehadirannya oleh Abimanyu, perempuan itu tidak peduli. Ini memang sudah menjadi tugasnya, bukan?

***

Sudah tidak aneh lagi bila klub malam menjadi sebuah tempat paling strategis, untuk melakukan berbagai macam aktivitas yang melenceng. Dimulai dari yang biasa saja sampai di luar batas wajar, tempat ini memang melekat kuat dengan hal-hal buruk.

RADENNONA - IF I CATCH YOU [ON GOING]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora