"Ini nomor saya +628.........." Ucap Alena.

"Oke nanti kami akan chat kamu dan juga mengajak kamu untuk gabung di grup." Balas Diki yang di anggukki Alena. "Alena, nanti jangan lupa datang keruangan kami ya, kami akan bantu kamu cepat bisa berbahasa inggris." Lanjut Diki.

"Selagi bos gak ada di perusahaan kita bisa lebih santai." Ucap Dani.

"Oke." Ucap Alena berjalan menuju ruangannya.

******

Diluar negeri.

Mahesa yang turun dari pesawat dengan Gino, langsung mengajak Gino untuk menemaninya ke dokter.

"Temani saya ke dokter." Ucap Mahesa saat berjalan menuju mobil yang sudah menjemput mereka.

"Hahh.. ngapain bos?" Tanya Gino melihat Mahesa yang baik-baik aja, kecuali mata Mahesa yang kelihatan samar ada lingkaran hitam dimatanya yang menandakan Mahesa kurang tidur tadi malam. "Bukannya lebih baik kita ke hotel dulu." Lanjut Gino.

"Jangan banyak tanya." Ucap Mahesa masuk ke dalam mobil yang pintunya sudah di bukakan oleh sopir. "Pergi ke rumah sakit." Lanjut Mahesa.

"Baik pak." Ucap Gino yang ikut naik ke dalam mobil.

Gino masih sedikit kesal dengan Mahesa yang membuat hubungannya dengan pacarnya ada masalah, sampai sekarang pacarnya juga belum menjawab pesanannya di telpon pun masih tidak diangkat nya, tapi demi pekerjaan dia dengan Mahesa sebagai bawahan dia harus profesional, apalagi menghadapi permintaan Mahesa yang terkadang diluar nalar Gino.

"Bos sudah beritahu Alena, kalau bos pergi perjalanan bisnis?" Tanya Gino saat menuju kerumah sakit, tempat biasanya Mahesa untuk melakukan pemeriksaan.

Gino harus menyadarkan Mahesa, Kalau sebenarnya Mahesa sudah mulai tertarik dengan Alena, sebagai asisten Mahesa dia harus mengingatkannya tentang hal ini.

"Buat apa saya memberitahu dia?" Tanya Mahesa dingin. "Seharusnya kamu yang beritahu dia langsung, kenapa saya?" Lanjut Mahesa melihat kearah Gino.

Mehasa dari semalam sudah berusaha untuk melupakan Alena dari pikirannya, tapi hal itu tetap percuma, karena setiap apa yang dia lakukan terkadang dia masih melihat bayang-bayang Alena yang tersenyum. Apalagi sekarang dia luar negeri pun, dia masih mendengar nama Alena di telinganya.

Mendengar ucapan Mahesa, Gino melihat Mahesa yang duduk di belakang dan melihat ke arah laptop yang ada di pangkuannya.

Gino tidak tahu kapan waktu Mahesa akan berhenti untuk pekerjaan, saat pergi ke apartemen Mahesa, dia selalu melihat Mahesa yang duduk di ruang kerjanya dengan file dan laptop di depannya.

"Owh iya bos, seharusnya saya yang kasih tahu ALENA." Ucap Gino. "Waktu sekarang di Indonesia seharusnya ALENA sudah mengantarkan bos kopi." Lanjut Gino yang sengaja menekankan kata Alena saat berbicara dengan Mahesa.

Mendengar ucapan Gino, Mahesa dengan sengaja mengabaikannya tapi melihat kearah laptopnya lagi, Mahesa sudah berhenti untuk mengetik, dia cuma melihat layar laptopnya dan tangannya tidak bergerak lagi.

Tidak ada yang tahu apa yang dipikirkan Mahesa sekarang, entah Alena atau ada hal lain yang dipikirkannya.

Sampai di rumah sakit.

Transmigrasi Jadi Sekretaris CEO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang