14. Romansa Setengah Matang

81 8 0
                                    

Wildan dan Nura berakhir di rooftop gedung agensi, sebelumnya mereka sempat membeli dua cup besar minuman dan beberapa snack dari minimarket di lantai satu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Wildan dan Nura berakhir di rooftop gedung agensi, sebelumnya mereka sempat membeli dua cup besar minuman dan beberapa snack dari minimarket di lantai satu. Sepertinya Nura akan kalap untuk menghadapi patah hatinya.

"Udah lama banget kita gak kumpul-kumpul berlima," Tukas Nura sembari mendongak menatap langit yang diterangi titik-titik cahaya bintang,

Dulu, sudah lama sekali, Wildan, Nura, Bima, Aji, dan Chika sering sekali berkumpul berlima disini. Persis seperti sekarang keadaannya. Makanya Nura merasa deja vu.

Wildan terkekeh, "Iya juga. Dulu kita udah kayak double date gak sih?"

Pertanyaan itu direspon dengan tawa renyah,"Double date, terus si Aji jadi nyamuk,"

Lagi-lagi Nura terkekeh mendengar fakta mengenaskan dari Wildan. Kalau dipikir-pikir, memang benar sih.

Bicara soal geng kosong dua, Nura jadi ingat sesuatu,"Bima sama Chika ada perkembangan? atau masih HTS?" Tanya Nura,

"Baru kemaren si Bima ngajak Chika jalan, ada perkembangan kali?" Jawabnya sembari menerka-nerka, namun Nura justru menyeringai,

"Bukannya mereka dari dulu sering jalan bareng ya?"

"Iya sih," Sahut Wildan mengingat kembali moment keduanya saat Chika masih menjadi peserta pelatihan, "Berarti gak ada perkembangan,"

Setelahnya mereka berdua tertawa, tertawa diatas penderitaan temannya yang satu itu.

"Gimana kalo kita video call sama mereka?"

Awalnya Wildan mau protes, tidak tahukah Nura bahwa dirinya sedang menyelam sambil minum air? alias memanfaatkan keadaan untuk bisa berduaan dengan Nura. Sudah terlalu rindu.

Tapi kalau dia menolak permintaan manusia aneh kesayangannya yang satu ini, nanti dia malah curiga.

Jadilah sekarang mereka betulan melakuan panggilan video dengan ponsel milik Wildan.

"Ngapain sih anjir malem-malem video call?" Protes Aji yang baru saja mengangkat panggilan dengan wajah sayu,

"Dih, udah tidur lo Ji?" Tanya Wildan,

"Ya menurut lo aja anjing, udah jam--" Aji menggantung kalimatnya karena harus melihat waktu di layar ponsel, "--masih jam delapan deng,"

Tak lama, layar yang menampakkan nama kontak Chika akhirnya berganti wajah gadis itu, wajah yang kusut dengan rambut acak-acakan dan potongan koyo yang ditempelkan di sisi kanan kiri keningnya.

"Buseeet... abis perang dunia lo?"

Berada dengan Wildan yang membuat Chika cemberut karena tidak pengertian dengan perannya sebagai mahasiswa semester 5 yang tengah borongan tugas itu, Nura justru menyambutnya dengan sangat antusias,

"CHIKAAAAAAAA CANTIKA CINTAKU!!!!"

Pun Chika membalas dengan sama antusiasnya, "NURA BELAHAN HATIKUUUU!"

Fake Case [AERIIZE]Where stories live. Discover now