01. Prolog

471 22 2
                                    

"The fake things, is a most beautiful things."

.
.
.

"Kangen?" Tanyanya dengan suara lembut yang khas, membuat yang ditanya reflek menoleh lantas tersenyum,

"Kangen siapa? kamu?"

Ditanggapi dengan bercanda membuat gadis yang tadinya bersandar manja di pundaknya langsung bangkit sambil cemberut, sementara pelakunya malah cengengesan,

"Makanya kalau nanya itu jangan ambigu, lebih spesifik dong," Tukasnya sembari menarik kembali gadisnya agar mendekat,

"Maksudnya, kamu kangen gak sama masa-masa dimana kita masih sibuk jadi pemuas nafsu orang-orang,"

"Hush!" Sentilan lembut mendarat di kening sang gadis sampai ia mengasuh pelan,"kalo ngomong yang bener!"

Gadis itu terkekeh melihat wajah lawan bicaranya masam, dikecup sekilas pipi sebelah kanannya,"Ya kan bener??"

"Koreksi, public figure,"

Gadis itu terkekeh lagi,"Iyaa iya public figure. Gimana? kangen gak?"

Sambil mengeratkan tangkapannya pada sang gadis, lelaki itu mulai bergumam memikirkan jawabannya,

"Kangen sih,"

Gadis itu mengangguk,"Kalau ada pilihan untuk balik ke masa lalu, kamu mau coba gak?"

Gadis itu ditatap sedemikian dalam, tatapan yang mengartikan sebuah jawaban dari pertanyaannya barusan,

"Dirindukan dan hanya untuk dikenang, gak perlu diulang lagi," Jawabnya sungguh-sungguh,"lagian... emang rasa sakit kamu udah sembuh sepenuhnya sayang?"

*****

April, 2022

Sunyi menerpa ruangan besar yang dikelilingi kaca sore itu, sebab sang pelatih yang kini menjelma sebagai pemateri itu sedang memberikan wejangan untuk para peserta pelatihan. Kantuk mulai menyapa satu per satu di menit-menit terakhir, naum kendati begitu, mereka tetap berusaha untuk khidmat kalau tidak mau dihukum.

"Terakhir, saya gak bosen untuk bilang ini ke kalian,"

Kalimat itu adalah kalimat legendaris, saking kuatnya, sampai membuat kantuk mereka hilang. Kini para peserta mulai melirik satu sama lain sambil menahan kedut di bibir mereka agar tidak kelepasan tertawa.

"Kalian itu trainee unggulan yang sedang disiapkan matang-matang untuk debut, maka dari sekarang, mulailah bersikap selayaknya kalian itu public figure. Basic attitude yang udah kita ajarkan, diterapkan dari sekarang. Supaya nanti kalian udah terbiasa. Paham?"

"Pahaaaam!" Jawab para peserta pelatihan dengan kompak,

"Okey, tadi itu yang terakhir. Kita sampai sini dulu evaluasi dan wejangan akhir pekannya. Abis ini semua balik ke asrama, istirahat, siapkan amunisi untuk latihan hari Senin."

Setelah mengucapkan kalimat panjang tersebut, sang pelatih mengundurkan diri dari ruangan. Seketika ruangan menjadi ramai lagi. Ada yang tergeletak karena dari tadi menahan kantuk, ada yang peregangan, ada yang menggosip, ada yang ribut mencari ponsel di tempat penyimpanan ponsel, dan lain-lain.

Namun, ada satu orang gadis yang hanya diam termenung dari tadi, sepertinya sudah sejak pertengahan wejangan dia melamun. Entah apa yang ada di kepala gadis itu. Beruntung ada yang menyadarinya,

Fake Case [AERIIZE]Where stories live. Discover now