13. Petaka Dan Sebuah Kisah Kasih

82 9 0
                                    

I need a loving tonight,Hold me so i'm not falling apart, A little but i'm hoping it might kick start, Me and my broken heart

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I need a loving tonight,
Hold me so i'm not falling apart,
A little but i'm hoping it might kick start,
Me and my broken heart.

- Rixton

💕💔💘

"Oh? Egar!" Seru Nina riang saat berpapasan dengan Saudagar di lift.

Dia bersyukur sekali bisa bertemu disini karena dari tadi pikirannya hampir dipenuhi oleh sahabat seimannya itu. Sudah sejak dia memutuskan untuk memperjuangkan Zuhana agar mau menjadi saksi, mereka belum pernah bertemu lagi.

Rindu? sudah pasti.

Sementara Saudagar yang tampak lelah itu hanya tersenyum lalu membungkuk untuk membalas sapaannya.

Sunyi menyergap dalam sejenak, bisa Nina pastikan betapa berkecamuknya isi pikiran Egar saat ini. Ingin sekali memecah hening, tapi masih kesulitan mencari topik. Sampai sebuah ide lewat di kepalanya setelah dia menatap cup strawberry milkshake di tangannya.

"Egar..." Panggilnya lembut yang disahuti dengan gumaman,"lo masih suka minuman manis?" Tanyanya,

Awalnya Saudagar terkejut sekaligus bingung ditanya seperti itu, tapi kemudian dia mengangguk,

"Masih kak, kenapa emang?"

Nina tersenyum, selanjutnya ia menyodorkan cup minuman miliknya. Lagi-lagi Saudagar dibuat bingung.

"Apa?"

"Buat lo. Tenang aja, belum gue sentuh kok,"

Mau tidak mau Egar menerimanya meski masih tak mengerti konteks. Gadis itu memang selalu membuat kejutan tak terduga.

"Tangan lo," Kata Nina tiba-tiba,

"Hah?"

Telapak tangan mungil itu masih terbentang di depan dada Saudagar, memberi isyarat agar dia memberikan tangannya juga.

"Sini, tangan lo,"

Pasrah, kini pemuda itu benar-benar hanya bisa menurut. Entah apa lagi yang akan dia dapatkan setelah ini. Tangan yang tidak ia gunakan untuk memegang cup diulurkan, digenggam dengan kedua telapak tangan Nina sampai membentuk kuncup bunga lantas gadis itu menaruhnya tepat di depan bibir, bersikap layaknya sedang berdoa.

Mata Nina terpejam sembari mengeratkan genggam,"Tuhan... aku berharap, setelah ini yang datang hanyalah hal-hal baik, Amen," Usai mengucap harap, Nina mengecup sekilas genggaman dihadapannya, membuat Egar tersentak kaget, sekujur tubuhnya sampai merinding.

Setelah tatap keduanya kembali dipertemukan, Nina tersenyum. Senyum yang untungnya menular pada pemuda dihadapannya.

"Bahkan sampe sekarang, bibir lo masih bikin gagal fokus,"

Fake Case [AERIIZE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang