1] Woke Up

22.8K 1K 111
                                    

Di Bumi pada tahun 2014, di gemparkan dengan penemuan sebuah Asteroid yang akan menabrak Bumi pada tahun 2015. Dampak dari Asteroid itu akan membuat Bumi berada pada masa kritis dengan iklim yang berubah 180 derajat.

Hal ini memaksa seluruh peneliti, pakar teknologi dan ilmuan membuat penemuan terbesar sepanjang sejarah manusia yaitu kapsul yang bisa melindungi manusia dari hantaman Asteroid tersebut.

Setiap negara diperintahkan untuk membuat kapsul bagi setiap penduduknya maka dalam waktu 1 tahun seluruh manusia di permukaan Bumi mendapatkan masing-masing satu buah kapsul.

Kapsul ini dirancang agar dapat bertahan dalam bencana terbesar dari sejarah peradaban Bumi. Kapsul ini juga menyediakan makanan dan minum serta oksigen yang cukup untuk bertahan hidup selama bertahun-tahun.

2015 pun tiba dan seluruh manusia dihimbau memasuki kapsul berteknologi canggih yang bisa bertahan dalam bencana besar.

***

Bbssshhh! Sebuah kapsul terbuka.

Aku mencoba membuka mataku yang sudah tertutup selama bertahun-tahun. Aku tak tahu sudah berapa lama aku tertidur. Aku melihat pintu kapsul sudah terbuka, aku mencoba menggerakkan otot-ototku dan sensor motorik otakku. Aku berdiri dan keluar kapsul berwarna silver mengkilap. Aku mengenakkan kaos putih dengan celana hitam yang mulai tampak kusam.

Aku mengelus-elus wajahku dan mencoba berpikir apa yang terjadi, dan yang bisa kuingat hanyalah saat aku memasuki kapsul saat bencana Asteroid di tahun 2015.

Apakah aku selamat? Bagaimana dengan peradaban manusia? Hal itu yang terus terngiang di otakku.

Aku berjalan menyisiri sebuah lorong yang tampak sangat kotor dan lembap, bau limbah masuk melalui lubang hidungku.

Aku tak melihat seorangpun di kota yang begitu gelap di tengah suasana malamnya. Aku terus berjalan hingga aku tiba disebuah gedung yang cukup tinggi, aku masuk, kunaiki tangganya satu-persatu hingga tiba diatap gedung.

Mataku terpana, otakku tak bisa mengingat, hatiku tak bisa menerima pemandangan ini. Aku hanya berpikir "inikah Bumi setelah bencana Asteroid?"

Bumi kini tampak sangat berantakkan, gedung-gedung usang tak terawat, udara dan iklim yang sangat aneh. Benarkah ini Bumi? Bumi dimana aku tinggal?

***

"Kek, dia sudah sadar, dia sudah sadar"

Suara anak laki-laki kecil terdengar di telingaku. Aku mencoba menggerakkan kelopak mataku agar terbuka, terasa sangat kabur aku tak dapat melihat jelas hingga aku benar-benar fokus dan menyadari ada seorang anak kecil d hadapanku.

"Hey paman, kau tak apa?" Kata anak laki-laki kecil berambut mangkok berwarna coklat.

"Akh, akh.." aku mencoba bangun tapi tak bisa, ku peggang kepalaku terasa sangat sakit.

"Jangan memaksakan dirimu, nak. Kondisi fisikmu belum pulih, akan ku scan dengan Health Detector ini"

Kata kakek tua berambut putih sebahu dengan kumis dan jenggot yang lebat berwarna putih dengan jubah serba putih, menaruh sebuah benda kecil berbentuk oval dan ditaru di dadaku.

Tit! Tit! Tit! Scan selesai dilakukan. Kondisi tubuh 65% di indentifikasi mengalami hilang ingatan dan kekurangan cairan. Tidak ada tanda luka dalam atau patah tulang. Akan kuberikan ion sebagai penggantinya.

Tiiiitttttt! Pemberian ion selesai, kondisi tubuh 95%.

Suara wanita terdengar dari benda kecil ini, dan benar aku merasa sangat sehat sekarang.

"Siapa namamu?" Sang kakek itu bertanya sambil melepas benda aneh itu dari dadaku.

"A-aku? Hm... akh!" Aku coba mengingat sesuatu tapi tak ada satupun mengenai diriku yang kuingat. Malah kepalaku yang sakit.

"Tidak apa, kau memang mengalami Amnesia"

"Apakah benda itu tak bisa mengembalikan ingatanku?" Kataku sambil mengelus-elus kepalaku.

"Tidak nak, Health Detector tak bisa menggembalikkan ingatan. Maafkan aku nak"

"Kalo begitu kita beri nama saja paman ini kek"

Kata anak kecil yang berdiri disampingku.

"Hmm... kau benar kita beri dia nama dan identitas"

***

Kurang lebih sudah 2 bulan aku tinggal dirumah Profesor Hougens. Aku dibuatkan identitas, kini aku dikenal dengan nama Edward McBrown seorang pria tampan dengan rambut hitam lekam bola mata biru, postur tubuh yang cukup tinggi, berusia 21 tahun. Prof. Hou dan bocah laki-laki kecil bernama Daren Hougens mengajarkanku tentang apa itu manusia, apa itu hidup dan apa itu Bumi. Mereka mengajarkanku banyak hal tentang Dunia ini. Kini setelah 2 bulan ini aku baru tahu, kini aku hidup di Bumi pada tahun 2150.

Suasana Bumi di tahun 2150 sangat maju dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, tapi sayangnya peradaban manusia hanya tersisa kurang lebih 1 juta jiwa. Manusia yang hidup di tahun ini pun hanya tinggal di sebuah tempat yang di lindungi kubah baja yang membuat manusia tak bisa lagi melihat langit dan matahari, bahkan kebanyakan dari mereka menganggap bahwa Bumi yang dulu nya hijau dan sejuk penuh pepohonan dan sumber daya alam, hanyalah Hipotesa para peneliti jaman dulu dan hanya dianggap dongeng tidur bagi anak-anak.

Manusia kini hidup di dua bagian kota. Veltron City yang merupakan kota bagi para orang kaya dan seluruh pengusaha dan pusat pemerintahan, dan Margin City yang merupakan kota bagi para kaum miskin dan orang terbuang.

Di tahun 2150 manusia dibagi menjadi 2 kelompok, sesuai dengan tempat dimana mereka lahir.

The Metros adalah ras dengan kasta tertinggi. Mayoritas The Metros adalah kaum bangsawan dengan latar belakang miliuner, pengusaha dan pejabat pemerintah.

The Doggies adalah kata yang sangat hina bagi sejarah peradaban manusia karena sebutan ini merujuk pada Dog (Anjing). Ras ini adalah mereka yang hidup di Margin City, yang berlatar belakang kaum miskin dan orang-orang yang dibuang dari Veltron City.

Pusat pemerintahan Bumi berada di Veltron City. Sehingga mereka bebas mengatur apapun di Bumi ini. Mereka membuat Undang-undang tentang larangan bagi kaum Doggies memasuki area Veltron City, jika kedapatan akan dipenjara seumur hidup atau di lemparkan keluar dari kubah baja yang melindungi manusia. Keadaan Bumi di luar kubah baja sangat memprihatinkan. Bumi kini sangat panas dan tidak memiliki gaya gravitasi sehingga manusia yang dilempar keluar kubah akan mati oleh karena tidak adanya oksigen serta dapat lenyap terbakar dengan panasnya iklim Bumi.

Tak heran jika presiden, pejabat dan orang-orang kaya memiliki peranan penting serta memiliki kekuasaan yang dimana ini menentukan hidup matinya manusia, khususnya bagi umat manusia yang hidup di Margin City.

Hal-hal inilah yang membuat manusia yang tinggal dan hidup di Margin City merasa ketakutan dengan orang-orang yang hidup di pusat peradaban, Veltron City.

Fasilitas dan infrakstruktur yang ada di Margin City sangatlah sedikit bahkan bisa dikatakan tidak layak untuk kelancaran kehidupan manusia, seperti Rumah Sakit yang tidak layak untuk disebut sebagai Rumah Sakit, banyaknya umat manusia yang mengalami gangguan kesehatan akibat lingkungan Margin City yang sangat kotor, bahkan untuk alat kesehatan seperti Health Detector pun Rumah Sakit hanya memiliki 3 buah alat, karena memang alat ini di pesan langsung dari kota Veltron dan kadang tidak mendapatkan distribusi karena berbagai macam alasan yang diberikan oleh Hospital Center.

Dalam hal distribusi logistik pun mengalami kendala, ketersediaan Red Pill dan Blue Pill bagi manusia yang di kota Margin tidak seimbang dengan populasi yang ada di Margin. Sehingga mengakibatkan pengurangan populasi umat manusia hingga 5% per tahunnya, 4,5% dari warga Margin dan 0,5% dari warga Veltron.

Usaha dan upaya dari umat manusia yang ada di Margin tidak membuahkan hasil, karena mengingat warga Margin tidak bisa memasuki wilayah kota Veltron, salah satu faktor penyebabnya karena banyak manusia di Margin di diagnosa mengidap penyakit yang sangat menular yang sampai saat ini belum ada vaksinnya.

Di kota inilah aku hidup bersama Prof. Hougens dan Daren yang sudah kuanggap keluargaku.

EARTH IN 2150Where stories live. Discover now