Melihat mama bosnya yang begitu antusias kearahnya, Alena melihat ke arah Mahesa yang sedang memperhatikan dia yang berjalan dengan mamanya dengan kedua tangannya di masukkan kedalam saku celananya.

Melihat mama yang begitu antusias dengan Alena, merasa yakin kalau Alena mengunakan guna-guna ke mamanya, apalagi semenjak mereka masuk. Mata mamanya selalu tertuju ke Alena tanpa melihat ke arahnya.

Melihat Alena yang menatap ke arahnya, Mahesa menatap Alena dengan dingin.

Duduk di ruang tamu, Mahesa masih melihat mamanya yang masih belum melepaskan tangan Alena dan tersenyum lembut ke Alena, tanpa melihat ke arahnya.

Melihat itu Mahesa cuma diam dan melihat kearah telponya untuk melihat email yang masuk.

"Terimakasih sudah bantu Tante waktu itu." Ucap mama Mahesa yang duduk di sebelah Alena. "Kalau bukan karena kamu waktu itu, Tante yakin pasti sekarang Tante sudah berada di rumah sakit." Lanjut mama Mahesa.

"Iya tan, sama-sama." Balas Alena yang juga tersenyum lembut ke arah mama Mahesa.

Alena tidak menyangka ternyata mama bosnya sangat mudah didekati dan sangat baik dengannya.

"Siapapun di posisi aku waktu itu, aku yakin Tan, mereka pasti menolong Tante." Lanjut Alena.

"Kamu jangan terlalu rendah hati, jarang anak muda seperti kamu akan melakukan hal seperti itu." Jelas mama Mahesa. "Sekarang Tante lihat banyak anak muda yang terlalu cuek dengan keadaan sekitar mereka, mereka terlalu sibuk dengan diri mereka masing-masing." Lanjut mama Mahesa.

"Hehe, iya Tan." Ucap Alena yang tidak tahu harus membalas apa, karena masih canggung dengan mama bosnya.

"Owh iya, bagaimana pekerjaan kamu?" Tanya mama Mahesa. "Mahesa gak macam-macam kan sama kamu?" Lanjut mama Mahesa.

"Gak kok Tan." Ucap Alena tersenyum lembut ke mama bosnya.

Mahesa memang tidak macam-macam, tapi harus sabar untuk mengikuti kemauannya.

"Mahesa, bisa gak sih kamu kalau di rumah itu jangan main handphone." Ucap mama Mahesa saat melihat ke arah Mahesa yang sedang melihat ke arah telponya.

"Lagi check email yang masuk ma." Balas Mahesa masih fokus ke telponnya.

"Alena, ada yang ingin Tante omongin sama kamu." Ucap mama Mahesa tiba-tiba. "Kamu ayo ikut Tante." Lanjut mama Mahesa menarik Alena yang sedang duduk di kursinya.

Alena yang di perlukan seperti itu oleh mama Mahesa, melihat ke arah Mahesa.

"Pergi aja." Ucap Mahesa dingin.

"Kamubgak perlu izin sama dia." Ucap mama Mahesa setelah melihat ke arah Alena dan Mahesa.

******

M

ama Mahesa langsung ajak Alena salah satu ke kamar kosong di rumahnya.

"Tante mau ngomong apa?" Tanya Alena.

"Tante, mau kamu untuk goda Mahesa." Ucap mama Mahesa yang buat Alena menjadi kaget.

"Maksud Tante?" Tanya Alena yang tidak mengerti.

"Alena, tolong Tante." Ucap mama Mahesa membawa Alena untuk duduk di tepi kasur. "Mahesa itu gak tertarik sama perempuan, Tante sudah memperkenankan beberapa perempuan ke Mahesa, tapi gak ada satupun yang membuat dia tertarik dan dia juga tidak mau di sentuh dengan perempuan termasuk Tante sendiri, Tante curiga kalau anak Tante itu guy. Kamu tolong Tante untuk goda anak Tante." Lanjut mama Mahesa merasa sedih melihat kelakukan anaknya yang sudah berumur 30 tahun.

Transmigrasi Jadi Sekretaris CEO Where stories live. Discover now