teman kerja kelompok Ridys?/balapan antara Vian & Abimanyu

57 8 0
                                    

Hari minggu...

"Panas sekali siksaan macam apa ini?"  bingung Vanter.
"Makanya bang lo itu harus tobat kayak gw" nasihat adiknya bernama Ridys Axelion.
"Apaan ini beda nih nasihat sih nasihat tapi ga nyambung! Orang ngomong panas malah dia nyuruh tobat aneh" heran Vanter.
"Panas api neraka kan?" tanya Ridys.
"Mungkin bodoh amat juga gw ga penting!" jawab Vanter tidak peduli.
"Obat lo habis bang kayaknya makin hari bukan nya makin waras malah kayak orang gila" ledek Ridys.
"Hehe bagus lo ngomong gitu ke kakak sendiri? Awas saja ya" peringat Vanter.
"Canda bang eh maksudnya kak Vanter ampun deh! Maaf maaf" pinta Ridys.
"Begitu saja langsung minta maaf pengecut sekali" seringai Vanter.
"Hey kalian berdua! Kerja kan pekerjaan rumah dan kau Ridys Axelion jangan coba coba untuk mencontek ku" sebal adik Vanter yang perempuan bernama Reisa Axelia.
"Isa apakah kau tidak bisa mengerjakan milik ku? Ini sangat susah" keluh Ridys.
"Mama!!" teriak Reisa mengadu.
"Asik akan ada drama ini untung sudah siap ayo mulai" suruh Vanter, cowok itu duduk dengan tenang di sofa.
"Ga ada niat bantu apa?" heran Ridys bergumam.
"Tidak ada gunanya lebih baik menonton" enteng Vanter.
"Ada apa ini Isa? Kenapa kamu teriak teriak?" tanya sang Mama.
"Ridys ingin menyontek jawaban ku yang susah payah aku kerjakan Ma" jawab Reisa.
"Aku tidak bilang seperti itu?! Isa kau memfitnah ku di hadapan Mama kita apa aku punya salah pada mu? Kejam nya" protes Ridys alay.
"Alay banget mukamu seperti anjing yang kehilangan makanannya lihat mirip sekali bukan?" malas Vanter, Ridys mendelik ia melemparkan buku pr nya ke muka ganteng Vanter.
"Diam saja tidak membantu malah mengatai ku" kesal Ridys.
"Tidak peduli ble" kata Vanter sambil menjulurkan lidah nya.
"Vanter!" tekan Ridys gregetan.
"Kak Vanter saudara ku itu sama sekali bukan panggilan yang sopan pada kakak mu sendiri" ujar Vanter.
"Ku harap kau cepat selesai libur ya huh baru aku bisa tenang" harap Ridys.
"Jadi sepanjang hari ini aku ingin mengganggumu" celetuk Vanter.

"Hello apa aku yang cantik dan manis ini ketinggalan sesuatu?!" tanya Shera menyapa.
"Kak Shera ku mohon cepatlah kemari bawa dia pergi" mohon Ridys berlutut.
"Ada apa dengan mu Ridys sepertinya kau tidak bisa tidur lihat sekarang bahkan ada kantung mata" tunjuk Shera.
"Aku tidak bisa tidur dengan nyenyak kak di ganggu oleh nya!" jawab Ridys berusaha menahan kekesalan.
"Tiang listrik ayo kita ke rumah pohon" ajak Shera.
"Rumah pohon? Bukannya sudah ku roboh kan pendek" balas Vanter menyeletuk.
"Aku membuat nya lagi kali ini pasti kamu tidak akan bisa merobohkan nya lagi" ricuh Shera.
"Memang aku apa?" tanya Vanter.
"Em raksasa! Lihat tinggi kamu yang seperti tiang listrik ini" jawab Shera, Vanter pundung seketika.
"Hahaha bang lo sepertinya tidak punya muka lagi" tawa Ridys.
"Ridys aku tidak datang ke sini untuk melihat kau menertawakan kak Vanter tapi memberi mu pelajaran!" marah Reisa.
"Isa kita bisa bicarakan ini baik baik jangan kejam begini beri aku kesempatan aku tidak akan mencontek mu" janji Ridys.
"Begitu baru bagus ayo" seret Reisa paksa.
"Semoga aku masih hidup ingin melihat Shakila terakhir kalinya" tukas Ridys.
"Shakila nya yang tidak ingin melihat mu Ridys" Vanter tersenyum jahat Shera menarik tangannya pergi dari sana.
"Kurang ajar!" kata Ridys mendengus.
"Jangan khawatir aku mengundang Shakila untuk makan malam bersama kita" kata Reisa, ia sibuk menatap hpnya.
"Kau lagi chatan sama siapa? Oh sama dia ternyata Reynold Darren aku penasaran dengan keadaannya sekarang kita kan berpisah sangat lama" penasaran Ridys.
"Bukankah dia pindah? Katanya dia balik ke sini" beritahu Reisa.
"Darimana kau tau?" tanya Ridys.
"Dia sendiri yang memberitahu ku sekarang aku harus menjemput nya sampai jumpa Ridys! Belajar lah dari kesalahan jangan menyontek ku!" lambai Reisa.
"Mama juga harus pergi untuk membeli bahan makanan untuk makan malam ini sampai nanti jaga rumah Ridys" pesan sang Mama.
"Ya ya ya sekarang yang lain sudah pergi Mama juga sedang pergi untuk membeli bahan makan malam ini waktunya untuk memeriksa buku tugasnya... Hua apa apaan ini?! Reisa Axelia!!" teriak Ridys histeris.

Ternyata Reisa tau bahwa saudara laki-lakinya itu akan menyontek dia langsung menukar nya dengan buku milik dia yang kosong.

"Belajar lah dari kesalahan jangan menyontek ku Ridys" perkataan Reisa tadi sungguh terbayang bayang di kepalanya.
"Akh hentikan ini!" pinta Ridys, menutup kedua telinganya.
"Rid kami datang untuk kerja kelompok! Dimana Isa? Ridys kau baik baik saja bro?" tanya salah satu teman sekelasnya, bernama Erlangga(bukan Erlangga/Erland temannya Alexondra book sebelah ya).
"Tidak baik baik saja tolong aku Erlangga singkirkan perkataan Reisa dari kepala ku!" jawab Ridys.
"Bagaimana caranya?" bingung dia.
"Pukul kepalanya menggunakan ini" usul Antonio, temannya Ridys juga.
"Tidak boleh! Itu akan membuat nya hilang ingatan Antonio! Tidak waras kau ck" peringat temannya Ridys lagi bernama Peter.
"Aku hanya mengusulkan Peter jangan marah" kata Antonio.
"Sudahlah pikirkan Ridys lihat dia akan sekarat hm tante Xeila! Tolong Ridys!" panggil Erlangga.
"Nyonya Alaska sedang pergi keluar" sahut seseorang.
"Suara apa itu?" tanya Antonio.
"Itu pasti robot ku R.O.B tolong aku tuanmu sekarat" jawab Ridys, robot keluar dari tempat persembunyian nya dan langsung membantu sang tuan.
"Sudah tuan sekarang tuan Axelion baik baik saja jangan khawatir" kata robot itu.
"Terimakasih R.B.O" kata Ridys.

Don't worry, I'm still with youWhere stories live. Discover now