02

12 3 0
                                    

"Tante Runa, aku berangkat dulu. Assalamu'alaikum!" Alaya berseru dari luar rumahnya. "Kalo nanti aku pulangnya jam 10 malem lebih, santai aja. Aku besok libur sekolah, kok!"

"Hati-hati, Al!" Runa menjawab dari dalam rumah. "Nek pulang nanti ojo lali kunci pintu!"

"Oke!" Alaya lantas berlari meninggalkan rumahnya, segera menuju ke rumah Dafa.

Hari ini adalah hari Senin, tanggal 11 Agustus. Di malam hari ini, Dafa, Cia, Angel, dan Alaya akan pergi menemui sang CEO dari agensi Smoothmore Entertainment, Bapak Michael Suharsono. Seperti yang kita semua ketahui pada dua hari yang lalu, DCA berhasil diterima di agensi tersebut tanpa harus melaksanakan tahap seleksi, bahkan tanpa melakukan pendaftaran. Maka dari itu, hari ini mereka memutuskan untuk tidak akan pernah mengingkari janji yang sudah mereka buat tersebut.

Satu hari yang lalu, pada tanggal 10 Agustus, DCA genap berusia satu tahun. Tetapi pada hari itu, Dafa, Cia, Angel, dan Alaya tidak mengadakan perayaan atau bahkan kembali berlatih bersama-sama setelah sekian lama, melainkan keempatnya malah dibuat sibuk dengan membahas satu-persatu mengenai agensi ini. Dari para artist yang dalam waktu dekat akan menjadi senior mereka, alasan mengapa Nereids dan Louve jarang dikenal karena kurangnya promosi dari agensi, bangunan 'gedung' agensi yang terlihat seperti rumah, kemudian mencoba berkomunikasi dengan teman-teman mereka yang berasal dari band The Bangs dan Elf, dan lain-lain. Terakhir, mereka saling membantu dalam menyusun respons yang terlihat baik dan juga sopan untuk membalas dan membuat janji dengan sang CEO agensi lewat surat elektronik.

Baiklah, sekarang, saatnya kita kembali ke cerita.

"Permisi!" Alaya berseru, ia baru saja sampai di depan rumah Dafa. "Mas Dafa, Bude Yoan!"

"Eh, Alaya!" Yoan berseru riang. "Sudah sampai aja. Teman-temannya yang lain di mana, Alaya?"

"Loh, Mbak Cia sama Mbak Angel belum dateng ta, Bude?" Alaya menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Kirain dah pada sampai duluan."

"Dari tadi itu sebenernya Dafa sudah ngampiri Cia dan Angel, tapi kok belum dateng-dateng mereka ini?" Yoan geleng-geleng kepala. "Disuruh manasin mobil sama ibuknya malah gak mau, disuruh njemput temennya kok gak muncul juga, nakal memang Dafa itu."

"HAHAHAHAHA!" Alaya tertawa. "Tapi Mas Dafa tuh memang gitu kok, Bude. Ya ..., begitu lah, Bude Yoan pasti tau."

"Agak lain kan anaknya?" Yoan terkekeh. "Nanti ben tak seneni anak e."

Yoan dan Alaya tertawa terbahak-bahak. Sejak dulu, membicarakan Dafa adalah hal yang begitu menyenangkan.

"Ini nanti kita ke sana naik mobil Toyota Land Cruiser punya Pakde David ya, Bude?" Alaya bertanya, kemudian dijawab oleh Yoan dengan anggukan. "Ooh ..., nanti Mas Dafa naik Mazda punya dia sendiri atau gabung sama kita?"

"Wah ..., nek itu, ben gabung ae Dafa sama kita yang cewek-cewek ini, Alaya." Yoan melambaikan tangan. "Bude tuh asline gak seneng kalo Dafa naik mobilnya sendiri, Al. Pertama, desainnya menurut Bude kalah sama mobil punya bapaknya. Kedua, Dafa itu pernah keciduk sama Bude pas dia lagi nyoba nge-drift gak jelas. Dipikir dee kuwi Dominic Toretto? Yo adoh banget!"

"Oalah ...." Alaya mengangguk. "Perasaan dia nge-drift pas carmeet doang loh, Bude. Bude kok bisa mergokin Mas Dafa?"

"Yo iso lah." Yoan tersenyum, tangannya sibuk membetulkan lengan cardigan-nya. "Bude itu daftar jadi volunteer di nggon Dafa ikut carmeet, terus keterima di bagian jaga stand-"

DCA BAND 2 : Become The Real StarWhere stories live. Discover now