Pintu depan rumah Dafa pun terbuka, memperlihatkan Dafa yang sedang memasang raut wajah sebal kepada Cia. Enak saja Cia ini, bisa-bisanya membuat Dafa terbangun dari mimpi indahnya di mana seorang Han So-hee menyuruh Dafa untuk segera pulang saat ia masih mengelilingi daerah Jalan Kaliurang bersama Farel menggunakan motor modif kesayangannya.

"Opo kowe-"

"Ibuk sama bapakmu di rumah, gak?" tanya Cia.

"Kowe nggedor-nggedor lawang omahku kui mung pengen nakoni iki, Ci?" Dafa berdecak sebal. "Hadeuh ..., Tuhan Yesus, tolong berikan saya kesabaran-"

"Shhtt, diem!" Cia dengan cepat melepas sepatunya, lantas segera memasuki rumah Dafa.

"Kamu tu asline mau nggolek i sopo to, Ci?" Dafa sekali lagi bertanya kepada Cia seraya menutup pintu rumahnya. "Mung aku tok sing di rumah ini, Ci. Bapak sama ibukku di Solo, Rebecca lagek ning Jogja tapi gak turu kene."

"Lho, ngopo kok gak turu kene?" Cia penasaran. "Mbak Becca pasti males sak omah sama kamu, Mas."

"Ngawur ae omonganmu, Ci," ujar Dafa, sambil menyandarkan dirinya pada sofa di ruang tamunya. "Ngopo to awakmu kok ke sini malem-malem? Lagek bali seko nggon anggar?"

"Hoo, badmood aku hari ini gegara dateng ke sana," jawab Cia, sambil ikut duduk sofa. Dafa yang mendengar jawabannya lantas terkekeh-kekeh.

"Ozora, Ozora. Selalu membuat masalah." Dafa melipat kedua tangannya. "Mbok sekali-sekali dihajar ae sing kayak gituin kamu, Ci. Dee lho senior, tapi gak iso memberikan contoh sing apik."

"Ancen dia itu bisanya memberikan contoh yang gak bener, kok." Cia meraih bantalan sofa, hendak memeluknya. "Aku mau ngumpulin anak-anak sekarang, Mas. Ini beneran penting banget."

"Ngumpul? Meh ngopo, to?" Dafa memicingkan mata. "Tentang DCA?"

"Iyo." Cia mengangguk. "Maaf. Aku tau Mas Dafa pengen bubarin band ini, tapi aku pengen ngasih tau kalo keputusanmu itu salah, Mas."

Dafa menghela napas. "Salah opo? Setahun gak ngapa-ngapain itu salahe dari sisi mana? Gak ada. Aku lho sekarang gaweane kumpul geng motor terus semenjak kenal ro Farel, kowe yo tiap bengi mesti mangkat kursus anggar. Angel seko Juli piknik terus gaweane ning Belanda, sedangkan Alaya wes mlebu SMP nggaya melu 'sosis' karo menjabat dadi ketua ekstra Bahasa Mandarin. Terus salahku dari sisi mana-"

"Ya kan kita meski selalu sibuk nggak pernah lupa sama DCA, Mas Dafa. Lah kamu? Cuman motoran ae lho gayanya selangit." Cia memotong, tangannya sekarang menjulurkan ponselnya kepada Dafa. "Lihat nih, ada E-Mail buat kamu."

"Hah?" Dafa segera meraih ponsel Cia, penasaran dengan isi dari surat elektronik tersebut. "Seko sopo?"

Cia pun mengangkat bahu, pura-pura tidak tahu. "Siapa ya?"

"Ehem." Dafa berdeham, bersiap untuk membaca. "Selamat datang di Smoothmore Entertainment, DCA. LHO, WEH?"

 LHO, WEH?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
DCA BAND 2 : Become The Real StarWhere stories live. Discover now