oleh

3 0 0
                                    

Ninu

Ninu

Ninuuu

Suara bel istirahat yang bergema di seluruh penjuru sekolah dengan bersemangat para siswa-siswi SMA Siang ke Sorean, bergegas menuju kantin, untuk makan, ngapelin ayang dan ada juga yang berkumpul dengan circle nya.

Tak jauh berbeda kini Cia bergegas menuju kantin tempat dimana teman-temannya berada.

"Helo, helo my friend," sapannya dengan melambaikan tangan.

Kedelapan orang yang disapa oleh Cia itu hanya menoleh sekilas dan melanjutkan acaranya makannya,

Dan mengapa hanya ada delapan orang dimeja itu?, Ah sembilan orang bertambah Cia. Dua orang lainnya yakni, Hamdi dan juga Keyza tengah berkeliling sekolah guna menggeledahi tas-tas para siswa maupun siswi SMA Siang ke Sorean.

"Lama amat sat," ujar Udin dengan menyantap baksonya.

Dengan menggeser posisi duduk Tata, Cia dengan santai meminum es jeruk milik Friska, " ya abisnya perut gue mules banget anjir." Jawabnya dengan melihat ke sekeliling stan makanan guna melihat stan mana yang tidak terlalu ramai.

Tak memerlukan waktu lama akhirnya Cia kembali berdiri, "dalah gue cari makan dulu,"

Cia berjalan menuju pojok kiri kantin yang terdapat penjualan nasi goreng, ia sendiri heran mengapa stan nasi goreng ini sepi, padahal rasa dari nasi goreng ini sangat enak.

"Bu, nasi goreng telur 1, es jeruk 1, air mineralnya 1." Ujarnya

Melihat ada pembelian yang datang ibu-ibu stan itu pun langsung berdiri dari duduknya, "siap neng, kayak biasakan nggak pedes?" Tanya ibu itu, lantaran Cia adalah pelanggan setia nasi gorengnya.

"Yoi," balas cia dengan mengacungkan jempolnya.

"oh ya buk, nanti anterin ke meja saya ya." Ujar cia, yang disetujui oleh ibu penjual itu.

Setelah mendapatkan respon dari ibu penjual itu Cia langsung bergabung kembali dengan teman-temanya.

"Gibahin saha Lo pada?" Tanya cia, setelah sampai meja taman-temannya.

"Ono no, si Dempol," jawab Udin sambil memakan makanannya.

"Mang, ngapa lagi tu bocah setan?" Tanya Cia penasaran.

Dempol sendiri merupakan julukan Sinta, teman sekelas Darwis, yang gemar memamerkan harta milik orang tuanya, entah beneran kaya apa nggak ya nggak tau, orang sombong banget tu orang, selain itu Dandan dari Sinta itu sangatlah berlebihan, dengan wajah yang seperti disiram dengan minyak kepala, dan alis kotak bak Angry Birds, serta lipstik merah terangnya membuatnya terlebih seperti ibu-ibu, padahal jika dia tidak memakai apapun diwajahnya, wajah Sinta terlihat cantik, dengan kulit putih, marah indah dan juga bibir mungilnya itu sangatlah memanjakan mata, namun itu tergantung pada diri orang itu, mau dandan kek ibu-ibu kek, tante girang, lonte pinggir jalan, ya terserah mereka.

"Gila tadi pagi kan, pas kita baru masuk kelas, tu bocah udah koar-koar njir, bilang bapaknya baru beli motor cb 2 biji." Ujar Tata menyahuti.

"Ho o, mana gayanya kek sok banget anjir, masak iya bapaknya itu tiap hari ganti motor." Saut Fajar yang juga ikut menimpali.

"Dan asal lo pada tau ya, kan temen sebangku gue kan kagak masuk tuh, lah tu anak tanpa babibu langsung bilang, gue duduk sini," ujar Tata dengan menggebu.

"Iya kalo ngomongnya dia belum duduk, lah itu pas udah duduk njir, mana dari jam pelajaran pertama terus ngoceh," lanjutnya, sungguh Tata dibuat geram dengan tingkah Dempol itu, salah karena Dempol terus mengoceh guru di jam pelajaran itu terus fokus menatap dia, dan yang lebih parahnya tadi ia malah disuruh maju dan mengerjakan soal yang ada dipapan.

"Sikat aja Ta," saut Reza memberikan usulan.

"Ho o, langsung gampar ae nggak sih mulutnya." Balas Cia ikut menyahuti.

"Pengennya sih kayak gitu, tapi masak iya tanpa angin, tanpa hujan gue langsung hajar tu anak, bisa dibilang gila gue cok." Jawab Tata.

"Eh, tapi kalo ngomongin soal tu anak, kemaren malem pas kita pulang dari cafe itu gue nggak sengaja ngeliat dia ama Alvin," Ujar Ael, yang tiba-tiba mengingat kejadian kemarin malam.

"Wih Alvin kelas 12 itu kan?, Apa Alvin yang mana?" Tanya Fajar penasaran.

"Alvin kelas 12," jawab Ael sambil menunjukkan foto di galerinya.

"Anjir, kok mau dia ama pulu-pulu macam tu cok, mana tu pulu matre lagi." Ujar Tata dengan syok.

Cia sendiri langsung terpengagah melihat dua sejoli yang saling berpelukan itu, "nggak espek sih njir, dia kemaren aja pinjem gue duit 10 rebu kagak dibeliin, lah ini malah pacaran ama cowok matre."

"Ho o, kemaren aja pas dia nitip print-print nan ama njilit aja belom dibayar Cok, sungguh diluar diprediksi bmkg," saut Fajar, meskipun hanya 25 ribu saja, tapi kan lumayan itu kalo dibeliin batagor, bisa dapet banyak tuh.

"Gue aja kagak percaya njir, mangkatnya kemaren gue motonya sambil ngezoom." Saut Ael.

"Anjir emang," ujar mereka serempak.

Friska sendiri sedari tadi hanya menyimak pembicaraan mereka, ia tidak ingin menambah dosa, takutnya nanti pas mati masuk neraka, ingin mengingatkan temannya pun ia pikir akan sia-sia, teman-teman itu sangat hobi gosip, gosip yang udah dipastiin hoax aja bakal di bahas, apalagi kalo kalo yang jadi bahan gosip orang sekitar apa nggak tambah panas pembicaraan nya.

"Aku gak elu-elu tuhan, arek-arek seng cangkem e elek tuhan." Batin Frisca mengelus dadanya.

Black & White Where stories live. Discover now