ape

4 0 0
                                    

Dengan malas Cia menatap bangunan megah dihadapannya dan melangkahkan kakinya masuk kedalam.

"Males banget gue pulang kesini." Katanya dengan cemberut.

Jujur saja ia suka menjadi orang kaya yang apa-apa bisa langsung beli tanpa mikir dua kali, namun berbeda ceritanya jika harus menjadi anak orang kaya yang gila kerja plus punya kakak yang speknya kayak dajal.

Dengan langkahnya yang malas, Cia membuka pintu rumah tersebut, dapat ia dengar suara ramai dari sekumpulan pria yang mecah keheningan malam ini.

"Seperti alurnya, males bat dah gue," batinnya menghentikan langkahnya diambang pintu.

Jujur aja deh, seandainya ia tau jika ia akan terjebak di dunia ciptaannya sendiri, lebih baik ia akan membuat cerita bergenre komedi ataupun kerajaan. Ketimbang membuat cerita romansa yang didalamnya penuh dengan kekelaman para pemerannya.

CINTA DIBALIK KARMA, cerita yang mengisahkan tentang kisah cinta yang penuh dengan pengorbanan dan juga perjuangan, bukan hanya kedua pemerannya saja yang harus mengalami banyak rintangan melainkan seluruh pemain yang turut andil dalam cerita tersebut, banyak dari mereka yang harus mengalami depresi atau bahkan yang lebih parahnya mereka akan memilih mati ketimbang mengalami penyiksaan.
Cerita ini mengisahkan kejahatan dan juga kekejaman manusia, hanya untuk bisa mewujudkan keinginannya dalam sebulan tujuan, mereka rela mengorbankan apapun itu hanya demi sebuah keinginan semata, tanpa memikirkan dampak apa yang akan timbul dari perbuatan yang mereka lakukan.
Mungkin diawal bagian cerita itu, tidak ada hal yang aneh dan juga terlihat seperti kisah romansa lainya, namun saat memasuki bab selanjutnya banyak kejutan yang akan di berikan oleh penulisnya.

Setelah beberapa menit berdiam di ambang pintu, Cia melangkahkan kakinya masuk kedalam, tanpa mengucapkan sepatah katapun ia membuang napasnya berat.

"Santai cok, karek lewat, kalo banyak bacot hajar aja mereka," batin Cia dengan mengulas senyum paksanya.

"Abis dari mana lo?" Tanya seorang laki-laki yang duduk di sofa ruang tamu.

Dengan memberikan senyuman palsu dan juga terpaksa Cia menjawab, "kamu nanyak," katanya dengan meniruh nada Dilan cepmek, yang sudah lama viral di dunia asalnya.

"Kamu, nanyak aku abis dari mana?"
"Kamu bertanya-tanya?" Lanjutnya seraya menyelipkan rambutnya dibelakang telinga.

"Setres," batin para pemudah yang berada di sana.

"Pakek nanyak lagi lo, udah tau gue dari luar rumah,  pakek nanyak dari mana?, Ya abis dari luar lah," lanjutnya mengibaskan rambutnya, dan beranjak pergi meninggalkan mereka dengan tatapan cengong.

"Fixs, selain nambah ngeselin nambah gila pula adek lo Yan," kata pemuda bernama Daniel itu.

"Eh, tapi gue suka tau gayanya tadi, kamu nanyak?" Saut Samuel menirukan gaya Cia.

"Kamu bertanya-tanya?, Wih fixs, gue bakal tiruin gaya dia tadi," lanjutnya dengan antusias, dalam benaknya sudah tercatat jika ada orang yang bertanya padanya ia akan menjawab seperti tadi, ia juga sudah berniat untuk memperaktekannya dirumah nanti.

Sementara itu Bian hanya memutar bola matanya malas, jujur saja ia tak berminat untuk mengurus urusan adiknya itu, jika bukan karna orang tuanya terus bertanya-tanya padanya ia juga ogah untuk sekedar berbicara dengan adiknya itu. Kembali lagi pada Cia yang kini  merebahkan dirinya di kasur empuk nan lembut didalam kamarnya.

"Oke, langkah pertama gue disini bakal berjalan mulai besok,"
"Dan mulai besok gue harus, bikin progres yang bisa mengubah takdir buruk dan membangongkan yang bakal menimpah kehidupan gue disini," monolognya menatap langit-langit kamarnya.

Black & White Where stories live. Discover now