tapi

2 0 0
                                    

"Entar istirahat kumpulan nggak?" Tanya Keyza setelah kawan-kawannya itu melepas helmnya.

Dengan muka memelas Reza menjawab, "Ngumpul yuk, gue nggak ada temen nih,"

Dengan cepat keyza pun menyahuti, "iya ni, gue juga nggak punya temen, mana tu anak-anak dajal dikelas gue natep gue serasa kek ngelubangin badan gue pakek leser," sahutnya dengan menunjukkan mimik wajah nelangsa.

Ke-dua orang tersebut memegang terpisah dari gerombolannya, yang dimana,
Cia, Friska, Udin, Jenar, berada di kelas 11 Mipa 1. Tata, Fajar, dan juga Darwis berada di kelas 11 Ips 4, Keyza dikelas 11 Mipa 3, Reza di kelas 12 Bahasa, dan yang terakhir Hamdi dan juga Ael berada di kelas 12 Ips 1.

"Nasip lo key, mangkanya jan jadi nerd," kata Hamdi dengan sok bijak,

"Ia njir,Cia anjir, kurang ajar lo, tega-teganya lo bikin gue jadi kutu buku, plus nerd," kesal keyza dengan berdecak pinggang pada Cia,

Cia sendiri hanya bersikap bodoh amat, dan mencibirkan bibirnya, "salah sendir lo ngeselin." Balas yang langsung dihadiahi geplakan kuat di kepalanya.

Plak

Dengan puas keyza mengatakan, "Mampus lo anak anjing,"

Cia, gadis itu sama sekali tidak mengeluh sakit, bukan karna apa, dia sudah kebal dengan perlakuan teman-temannya itu, ingat itu hanya geplaka bukan tendangan dan hantaman, jadi oke-oke aja.

"Dalah gue cabut dulu," pamit Hamdi menepuk bahu Jenar yang kebetulan berada disebelahnya.

Dengan penasaran Udin bertanya, "tumben lo, biasanya juga paling males lo masuk kelas,"

"Biasa, osis." Jawabnya dan beranjak pergi dari sana, namun sebelum itu,

"Oh ya nanti keknya ada pemeriksaan, ada yang mau nitip barang sama gue nggak?," tanyanya menghentikan langkah

Mendengar hal itu sontak para barudak somplak itupun langsung membuka tas ransel mereka masing-masing,

"Nitip bedak gue,"
"Eh iya ni nitip, liptin njir,"
"Lah si bangsat, gue pakek sepatu putih anying,"
"Rambut gue giman we, info dong yang jual semir," kata para anak-anak itu dengan panik, fiks kali ini mereka memiliki dendam pribadi dengan Hamdi,

Terutama Reza dan juga Tata, pasalnya Reza berniat untuk memamerkan sepatu putih barunya, dan juga Tata yang berniat memamerkan rambut berwarna hijau neon-nya.

Dengan menunjukan wajah mintak ditampol, Hamdi berkata, "say hello, emang gue pikirin,"

Keyza sendiri yang merupakan wakil ketua osis itu pun langsung mengernyitkan kepalanya, "kok gue kagak tau sih?" Tanyanya.

"Ya makanya, kalo ada wa itu dibuka, dibaca, dibales, jan diangurin aja," saut Hamdi.

"Bacot, pokonya ini salah lo, Napa cobak nggak ngasih tau gue kemaren." Ujar Keyza.

"Ho o, gue setuju, kita nggak pren ya," saut Tata melas.

"Bener, nggak gue prenin lo, kalo Lo nggak beliin gue pentol mercon se panci." Ujar Reza yang menyahuti.

Hamdi sendiri hanya menatap teman-teman pongah, 'sukur-sukur udah dikasih tau, ini malah nyalain gue, emang susah berurusan sama anak monyet.' batin Hamdi.

"Bener gue setuju sama Reza, harus ada pentol mercon, kalo bisa sekalian sama marimas anggur." Saut Ael yang menyetujui usulan Reza, ayolah dia sudah membawa seperangkat, alias alat make upnya .

"Fixs pulang sekolah, jajan pentol ama marimas, ditraktir Hamdi." Balas Cia yang ikut serta mendrama.

Hamdi yang tidak terima pun memicingkan matanya, "ye si bangsat, akal-akal lo aja anjing yang mau makan gratis."

Dengan kompak para anak-anak itu menjawab, "salah sendiri, say hello, emang gue pikirin."

Melihat temannya yang mendistribusikannya itu Hamdi hanya bisa tersenyum sambil mengumpat, "Yo nginiki, lek koncoan mbek anak e monyet, gak duwe sungkan."monolognya.

"Dalah cabut gue, pusing ngomong sama temennya opet." Ujar Hamdi dan langsung pergi meninggalkan teman-temannya.

Black & White Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang