"iya-iya"

____

Bella terbelalak mendengarnya.Itu adalah percakapan dirinya dengan Clara. Bagaimana bisa Violyn mengatahuinya? Ia menggeleng dan menghadap Violyn, "Vi.. gue bisa jelasin. gue bisa jelasin semuanya"

"Gak usah sentuh gue! Gak ada yang perlu lo jelasin!" Violyn menepis kasar tangan Bella yang hendak menyentuhnya.

"Hotel? Club? apa yang terjadi?" Tanya Giana kebingungan. Ia masih tak mengerti kemana arah pembicaraan mereka.

"Selama ini gue sayang sama lo. Gue sayang sama al. Bahkan gue ngebiarinin kalian nganggep gue sebagai bunda kalian! Tapi apa yang lo lakuin sama gue Bell?! LO NGEJEBAK GUE SIALAN! LO TEGA NGEBUAT GUE KEHILANGAN MAHKOTA GUE!!"

Bella menangis di hadapan Violyn, "Ma-maaf Vi.. Gue gak bermaksud kaya gitu" 

"Maaf? APA MAAF LO BISA NGEMBALIIN MAHKOTA GUE?! Jawab?!"

Bella menangis sesugukan di hadapan Violyn.

"Nggak bisa kan?!"

"G-gue cuma mau lo jadi bunda gue Vi" Ujar Bella menangis.

"Gak gitu caranya anjing! lo tau gue paling gak suka sama pengkhianatan! Lo khianati gue! Gara-gara ulah lo sama tante lo ini, Gue harus kehilangan mahkota gue saat itu!"

"Gue bener-bener kecewa sama lo! Gue benci!" Violyn berbalik pergi meninggalkan mereka semua.

Bella yang hendak mengejar Violyn, terhenti ketika Giana memegang lengannya.

Wanita paruh baya itu menatao Bella dengan serius, "Jelasin sama grandma sekarang!"

Bella menceritakan semuanya pada Giana. Dimulai saat ia mengetahui rencana Rose dan Clara. Lalu mengajak Clara kerja sama untuk membuat Violyn tidur dengan Kevanno dibantu oleh Tamara. Bella juga menyuruh orang yang sebenarnya akan meniduri Violyn berbalik meniduri Rose dan merekamnya.

Malam itu Semuanya berjalan dengan lancar sesuai rencana. Bella merasa senang ketika tau jika Kevanno dan Violyn sudah tidur bersama tanpa memikirkan akibatnya. Semua kekhawatirannya saat Violyn hilang, Lalu menghubungi Kevanno hanya sandiwara dan kesengajaan.

"Kamu gila?! Astaga Bella! Grandma gak nyangka kamu ngelakuin itu! Gak gitu caranya kalau kamu mau Violyn jadi bunda kamu! Itu malah ngebuat dia benci sama kamu! Grandma gak habis pikir!" Giana meminit keningnya yang terasa pusing.

"Kamu juga Tamara! Kenapa malah membantunya? Kalian ini benar-benar.. Aaagrh.. Grandma gak ikut campur! Selesaikan masalah kalian sendiri!" Giana bangkit dan pergi dari sana.

__________

Violyn yang sekarang berada di taksi menangis tanpa suara. Ia memutuskan untuk pulang ke mansionnya. Netranya menatap kosong ke samping. Air mata terus mengalir di pipinya.

Flasback

Saat Violyn memasuki ruangan, Ia tersenyum lebar melihat Rise dalam keadaan tak berdaya. Ia berjongkok di hadapan gadis itu.

"Hai Roseanne!" Rose yang saat itu menunduk pun mendongakkan kepalanya mendengar suara tak asing di telinganya.

"Lo?!" Mata itu menatap Violyn tajam seakan siap memakan Violyn.

"Iya ini gue. Gimana hidup lo selama disini? heem?" Tanya Violyn tersenyum miring.

"HAHAHAHAHAHAA... "

Violyn mengernyit heran melihat reaksi tak terduga dari rose. Sepertinya gadis ini sudah gila, pikir Violyn.

"Lo berharap gue hancur? Iya gue hancur! Tapi lo juga hancur Violyn! Lo bahkan gak tau siapa yang ngebuat Lo tidur sama bokapnya Bella!"

Violyn mengernyit, "Bukannya itu rencana lo sialan?!" Ia menatap Rose tajam, membuat gadis itu tersenyum miring pada Violyn.

"Lo seyakin itu? Hahaha.. awalnya memang iya. Tapi sayang sahabat lo sendiri yang ngelakuin itu. Bahkan mereka juga ngejebak gue. Bella sengaja ngajak Clara kerja sama buat seolah olah kalau lo dan bokapnya tidur bersama. Padahal semuanya udah direncanain. Ah.. lo gak tau? Kalau tante sahabat lo itu juga ikut andil di dalamnya"

Damn! Violyn diam tak bersuara. Ia tak ingin percaya, tapi ntah kenapa hatinya menjadi ragu.

"Gak usah ngada-ngada! Gak usah limpahin kesalahan lo sama orang lain!" Sentak Violyn yang dibalas senyuman oleh Rose.

"Terserah kalau lo gak percaya sama gue! Lo bisa tanya Bella sekarang juga! Satu hal yang harus lo tau, Clara adalah sepupu Bella. Gue juga baru tahu beberapa hari karena gak sengaja denger pembicaraan mereka"

"Gue emang hancur Vi. Tapi gue seneng karena lo bakal lebih hancur setelah tau semua ini"

"Kalau lo masih nggak percaya..ambil HP gue. Lo bisa liat HP gue. Disitu ada rekaman suara mereka"

Violyn menatap dengan tatapan datar, "Ada kata-kata terakhir?"

"Gue seneng bisa ngeliat lo hancur karena sahabat lo sendiri"

Dorr

Dorr

Dorr

Tiga tembakan berhasil Violyn tebakan ke kepala Rose. Kini tubuh gadis itu Luruh di atas lantai dengan dara yang mengucur deras di kepalanya.

______

Awalnya Violyn tak ingin percaya, bahkan setelah mendengar rekaman itu. Tapi melihat rekasi Bella setelah ia menanyakan hal itu, Violyn menjadi yakin. Sungguh ia tak menyangka Bella melakukan ini  hanya karena agar ia bisa menjadi bundanya.

Tiga puluh menit perjalanan akhirnya Violyn sampai di sebuah mansion yang diketahui adalah miliknya pribadi. Ia turun tak lupa membayar taksi.

Kakinya melangkah memasuki kediaman yang tampak sepi itu dengan gontai. Tidak ada gairah sama sekali.

Salah satu pelayanan yang melihat Violyn memasuki Mansion Terburu-buru menghampiri Violyn. Ia menanyakan apa yang terjadi pada Violyn dan dibalas gelengan oleh gadis itu.

Violyn langsung menuju kamarnya dan membanting pintu itu dengan keras. "Gue kecewa sama lo Bell"

__________

Makasiii udah bacaaa

My Roomate is Duda √ [END] [TERBIT]Where stories live. Discover now