II15II

61.9K 1.9K 16
                                    

Selamat membaca sayang-sayangku! jangan lupa voted, komen cerita aku yaa!

~0~

"Violyn kenapa ngga masuk bell?" Tanya Maggie sambil memakan cemilannya di tangannya.

Saat ini keduanya tengah berada di sebuha cafe tak jauh dari sekolah. Setelah pulang sekolah keduanya memutuskan ke Cafe ini sebentar.

Bella yang sedang memakan Stiknya pun menoleh ke arah maggie. "Kata papa gue sih sakit. Papa udah izinin Vio selama dua hari"

Maggie mengangguk mengerti. "Sebenernya sih gue udah tau. Paling karena lengannya luka, makanya Om kevan ngga ngizinin Vio sekolah"

"Tapi gue seneng sih Vio sakit" Celetuk Bella membuat Maggie reflek menatapnya.

Bella yang ditatap seperti itu menggeleng ribut, "Maksud gue, seneng karena kita gak jadi ulangan. Bukan karena Vio sakit!"

Maggie mengangguk dan beroh ria. "Jadi kita nggak ulangan hari ini karena Vio?"

"Heem. Papa ngomong sama buSuk kalau ulangannya diganti di hari lain setelah vio masuk sekolah" Jelas Bella yang membuat Maggie berdecak kagum.

"Wow..Gara-gara Vio gak masuk, Bokap lo sampe ngomong gitu ke Busuk?! gila sih, tanpa diminta loh bokap lo ngelakuin itu. Kayaknya bokap lo mulai suka deh sama Vio" ucap Maggie panjang Lebar.

Bella mengangguk dengan antusias, "Gue juga ngerasa gitu. Gue berharap sih mereka makin deket"

Maggie memutar bola matanya malas. "Dasar!". Bella tertawa kecil melihat reaksi maggie.

"Kenapa lo ngebet banget Vio jadi bunda lo?"

Bella tersenyum tipis melihat Maggie, "Semenjak gue temenan sama kalian apalagi Vio, gue gak ngerasa kesepian lagi. Apalagi Vio yang selalu perhatian sama gue layaknya seorang ibu. Itu ngebuat gue ngerasa kalau gue punya mama. Dan yang ngebuat gue semakin yakin adalah waktu Vio ketemu sama Al. Kayak yang lo tahu Alvaro sulit buat deket sama orang. Deket sama gue aja dia susah. Tapi sama vio, Dia langsung manggil bunda. Jad--"

"Jadi lo udah nargetin vio dari lama?" tebak Maggie membuat senyum Bella mengembang.

"True!" Seru bella tersenyum lebar.

"Cuma ya itu, setiap gue mau ketemuin Vio sama papa, ada aja halangannya. Bahkan sampe vio pulang pertukaran pelajar. Tapi gue bersyukur waktu Vio nggak sengaja ketemu sama Alvaro" Lanjut Bella tersenyum.

"Tapi lo taukan? Vio itu susah jatuh cinta!" balas Maggie tersenyum miring.

"Nah itu masalahnya! Dia masih suka jutek sama bokap gue, gimana mau makin deket?! Mana bokap gue pemaksa lagi" Ujar Bella mengeluh.

"Hah! Vio itu ngga suka di atur. Gue saranin, bilang ke papa lo kalau Violyn itu beda dari cewek lain " Balas maggie menggaruk lehernya yang tak gatal.

Bella menghela napas pelan kemudian menatap Maggie penuh arti. Maggie yang ditatap pun merasa bingung, hingga-

"Bantuin gue dong gie! bantuin supaya Vio makin deket sama papa" Melas Bella tiba-tiba membuat maggie terperanjat kaget.

"Anjir! gak usah melas gitu muka lo! Imut kagak jelek iya!"

Bella langusng menetralkan ekspresinya setelah mendengar ucapan Maggie, "Ck..yaudah! Makanya bantuin gue!"

"Ck.iya..iya! Mending sekarang lo pulang! Ntar gue pikirin caranya"

Bella pun mengangguk senang kemudian pamit dan pergi dari sana meninggalkan Maggie yang menggeleng.

My Roomate is Duda √ [END] [TERBIT]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz