II3II

74.1K 2.3K 18
                                    

Selamat Membaca

~0~

Violyn sampai di mansion saat sore hari. Setelah berusaha membujuk Alvaro untuk pulang hingga akhirnya ia mau pulang dengan Bella. Alvaro benar-benar tidak mau lepas dari violyn. Bocah laki-laki itu terus saja memeluk Violyn erat.

Violyn membantingkan tubuhnya di kasur empuknya. Hari ini cukup melelahkan bagi dirinya. Apalagi ia menjadi bunda dadakan.

Tidak lama kemudian seseorang mengetuk pintu kamar Violyn yang tak lain dan tak bukan adalah seorang pelayan.

"Masuk"

Pintu itu terbuka dan menampilkan seorang pelayan, "Maaf non, nyonya memanggil. Katanya ada yang ingin dibicarakan"

Violyn mengangguk tak lupa mengucapkan terima kasih. Pelayan itu pergi dari sana. Violyn kemudian bangkit untuk mengganti bajunya dahulu dengan pakaian santai.

Setelah selesai Violyn turun menemui kedua orang tuanya.

"Ada apa mi, pi?" tanya Violyn yang sudah duduk di sebelah Diana, Maminya.

Diana dan Vian bertatapan sejenak lalu mengangguk. Diana memegang tangan putrinya itu lalu tersenyum lembut.

"Besok mami sama papi akan berangkat ke Swiss untuk mengunjungi kakek dan nenekmu"

"Terus?" Tanya Violyn bingung.

"Papi sama mami udah mutusin kalau kita akan nitipin kamu sama temen papi"

Mata Violyn membola sempurna. Apa? Dititipkan?! Yang bener saja?

"Kayaknya gak perlu mi, Aku tinggal di mansion aja. Lagian bakal ada bodyguard papi yang bakal jagain aku kan? dan aku juga bisa bela diri. Aku bisa gunain beberapa senjata papi buat lindungin diri! " Tolak violyn berusaha membujuk papi dan maminya.

Dengan tegas Vian menggeleng, "Nggak, keputusan papi udah bulat. Sekarang kita akan antar kamu ke sana. Papi nggak mau kamu kenapa-napa"

Violyn hanya bisa mengangguk pasrah, Jika Vian sudah berbicara tegas maka ia tidak bisa membantah.

"Kalau gitu beres-beres gih, mami sama papi tunggu"

"Iya mi" Violyn bangkit dan menuju kamarnya.

Sesampainya di kamar, Violyn membantingkan dirinya di kasur dan berguling ke kanan dan kiri.

"Sialan!, Masa gue tinggal sama om-om sih" Gerutu violyn Membenamkan wajahnya di bantal.

"Aaaagrh..padahal udah bagus mami sama papi pergi, gue bisa bebas"

Menyudahi gerutuannya violyn mulai berkemas dengan memasukkan bajunya ke dalam koper dan membawa beberapa peralatan penting. Setelah semuanya selesai Vio turun dengan membawa satu koper dan tas ransel sekolahnya.

"Aku udah siap mi,pi"

Vian dan diana mengernyit melihat penampilan Violyn yang hanya menggunakan Piyama Hitam dan sendal bulu miliknya.

"Kamu yakin cuma pake ini?"

"Emang kenapa? Kan udah mau malem juga mi" Balas Violyn melihat penampilannya. Ia merasa penampilannya tidak ada yang aneh.

"Terserah la Vi, kalau gitu ayo kita berangkat" Diana berjalan lebih dulu diikuti Violyn dan Vian.

Vian memasukkan koper Violyn kedalam Bagasi lalu ia pun masuk ke mobil. Di dalam perjalanan tidak ada percakapan sama sekali. Violyn yang memainkan Hpnya dan keduanya orang tuanya yang sibuk berbicara.

" Mi,,berarti vio tinggal sama om-om dong" celetuk Violyn Tiba-tiba.

"Iyalah, orang temen papi kamu!" Balas Diana.

My Roomate is Duda √ [END] [TERBIT]Where stories live. Discover now