Chapter 8

1.2K 40 0
                                    

..14 tahun pun berlalu, kini asa yang awalnya berumur 3 tahun, sekarang menjadi 17 tahun. Tak terasa, waktu berjalan begitu cepat, asa yang cerewet, bandel, usil, cempreng. Sekarang telah berubah menjadi asa yang... yang apa ya, sama aja sih.

Jujur Theo merindukan masa masa dulunya.

Dan jangan lupakan pak tua kita! Theo🌚 sekarang Theo berumur 36 tahun, tua skali- sygel

Para maid maupun bodyguard disana tetap sama, mulai dari bi Luna, sygel, Reval, dan lain lain..

Asa tumbuh menjadi anak yang cerdas, dan tampan.

.
.
.
.
.

Pada malam yang sunyi, seorang pemuda yang tak lain itu adalah Angkasa, mengendap endap masuk kedalam karangan mansion. Para satpam sedang tertidur dan para bodyguard masuk kedalam rumah untuk istirahat.

'Yes'

Angkasa mematikan mesin motornya dan mendorongnya sampai pada tepi garasi. Ia menepikan motornya terlebih dahulu dan membuka pintu garasi lalu memasukkan motor ninjanya ke dalam garasi.

Mencabut kunci dan memasukkannya kedalam saku celana lalu berjalan ke pintu utama.

Cklekk

Betapa terkejutnya Angkasa saat melihat ada sang Daddy berdiri tepat di depan pintu. Dengan ketar ketir Angkasa menunduk tak berani menatap mata tajam itu.

"Kenapa baru pulang hm?" Suara bariton itu menyapa gendang telinga Angkasa yang langsung membuat Angkasa bergidik ngeri.

Gulp

Menelan ludah dengan susah payah, Angkasa sudah tau apa yang akan terjadi nantinya. Ia memang sering dihukum seperti ini hanya karena telat pulang sekolah, namun sekarang berbeda.

"Jawab Angkasa!" Jika Theo sudah menyebut nama panjangnya, Angkasa. Artinya Theo sedang marah besar.

"A-anu, A-asa main ke r-rumah temen." Ucapnya dengan terbata bata.

"Dari rumah temen pulang jam segini?! Gak mungkin!"

"Ohh, KAMU PASTI BALAPAN LAGI KAN?!" Ucap Theo tajam dengan suara lantang.

"Hiks, e-engga." Salah satu sifat kekanak-kanakan Angkasa yang tak berubah adalah paling tidak bisa dibentak, jika dibentak sedikit saja langsung nangis.

"Nangis! Nangis! Kamu itu udah gede asa, seharusnya jangan ikut balap balapan kaya gitu! Bahaya! Bisa merenggut nyawa kamu"

"Hiks, asa minta m-maaf." Cicitnya.

"Huftt, baiklah, untuk hari ini Daddy maafin. Tapi kalau kamu ketahuan balapan lagi! Kamu akan tahu akibatnya" ujar Theo.

"I-iya"

Karena tak tega, Theo mendekap angkasa membiarkan anak itu menangis.

"Stt, udah maafin Daddy ya" ucap Theo sembari mengusap air mata yang berlomba lomba turun ke pipi angkasa.

"H-hiks, hiks d-daddy jahat"

"Maafin Daddy ya sayang"

"Udah cup cup jangan nangis lagi, nanti gantengnya ilang loh"

Angkasa menyenderkan kepalanya ke dada bidang milik Theo.

"Hoaamm, Asa mau bobo bareng Daddy boleh? Asa lupa beresin kamar." Theo sudah melarang bi Luna untuk membersihkan kamar tidur angkasa lagi, biar angkasa sendiri yang bersihin. Kata Theo biar mandiri. Dan siang tadi, sekolah diliburkan karena ada rapat khusus guru. Tapi tugas tetap ada, jadinya tadi teman teman kelas angkasa mengadakan kerja kelompok yang di lakukan di mansion Theo.

"Boleh sayang" ucap Theo sambil menggendong angkasa ala koala, angkasa sudah tertidur pulas di gendongannya. Theo menaiki tangga guna menuju kamarnya yang berada dilantai dua, bersebelahan dengan kamar angkasa.

Theo membuka pintu kamar miliknya, berjalan ke ranjang lalu menidurkan angkasa di ranjang. Theo masuk ke walk in closet untuk ganti baju, lalu Theo keluar kamar dan masuk kekamar angkasa, mengambil beberapa baju untuk angkasa, lalu keluar dan menutup pintu.

Saat sampai kamar, Theo melucuti pakaian serta pakaian dalam angkasa, mengambil seember air hangat, lalu menggosokkan ke tubuh putih susu angkasa. Setelahnya, Theo memakaikan baju angkasa.

Theo berbaring didekat angkasa lalu mendekapnya dan mencoba tidur.

-

Pendek dulu tsayy🥲

Jangan lupa votment!!!

Follow jugaa boleeh😁

Making Love With Daddy?Where stories live. Discover now