Chapter 4

1.9K 54 1
                                    

Mereka menuju apotek untuk membeli obat gigi untuk angkasa.

Sedari tadi angkasa belum juga meredakan tangisnya.

"Tuan, sudah sampai. Yang turun saya atau tuan?" Tanya Reval.

"Huss cup cup cup, ya kamu lah!" Sengitnya.

"Baik tuan"

Saat Reval ingin keluar dari mobil, Theo memanggil Reval hingga Reval harus naik lagi ke mobil.

"Ada apa tuan?"

"Jangan lupa obatnya yang buat sakit gigi, yang buat anak kecil loh ya"

"Iya tuan"

"Ehh Reval, nitip minum satu"
"Eh dua deh"
"Eh sama kamu ya, yaudah tiga"

"Tuan Theooo, saya mau beli obat lohh, bukan beli oleh oleh"

Setelah puas mengerjai Reval, ia tertawa keras
"Hahahaha, yaudah sana"

Sedangkan Reval hanya ngeroll eyes malas.

Setelahnya, Reval kembali ke mobil.
"Tuan, apa benar ini obatnya?"
Tanyanya.

"Iya bener itu, cuppp itu om Reval nya udah Dateng" jawab Theo sambil menenangkan angkasa.

Theo pun mengambil obat yang dibeli oleh reval.
"Eh Reval kamu kok beli kiranti sih!"

"Lah, tuan kan suka minum kiranti"

"Kapaann aku minum kiranti"
Ujar Theo.

"Lah, tuan ga minum kiranti? Saya pikir minum"

"Huss, udah sana beli air mineral, yakali asa di kasih minum kiranti?"
Ucap Theo dengan sedikit ngegas.

"Iya tuan"

-

Mereka sudah sampai di mansion. Terlihat Theo yang turun dengan angkasa di gendongan nya, sepertinya anak itu terlelap di gendongan Daddy nya.

Ia menuju kamar, saat sampai di kamar, dengan perlahan Theo menidurkan angkasa pada ranjang.
Lalu, Theo pergi ke walk in closet untuk berganti baju.

Setelahnya, ia berjalan menuju balkon sambil membawa barang yang ia butuhkan, seperti handphone, dan bir.

Ia mulai duduk di kursi yang memang berada di balkon itu, dan kursinya tidak terlalu besar. Ia mengeluarkan rokok dari sakunya, dan mulai menyesap benda nikotin tersebut.

Ia membuka handphone. saat dilihat, banyak pesan yang tak terbaca, tentunya dari Selena. Theo langsung mematikan handphone nya, lagipula ia tidak ingin dan tidak peduli dengan pesan pesan itu.

Saat ia melihat sekitar, Theo seperti melihat orang dibawah, dibagian pohon terlihat seperti orang jahat, pakaian nya saja serba hitam.

Dengan segera Theo langsung turun ke bawah dan mulai berteriak seolah menandakan bahaya, bodyguard-bodyguard yang berada disitu pun paham apa yang di ucapkan Theo.

Para bodyguard pun mulai mengepung mansion Theo, dan sebagian berjaga jaga membawa senjata. Theo dengan bodyguard di belakangnya mulai mendekati pohon tersebut.

Saat ia buka... Tidak ada apa apa.

Theo mendengar kebisingan di luar mansion, sepertinya penjahat itu berhasil keluar.

Theo langsung berlari ke depan. saat dilihat, disitu hanya ada bodyguard nya saja.

"Dimana penjahat itu?" Tanya nya dengan suara lantang.

"Maaf tuan, penjahat itu kabur"

Dalam hati Theo misuh².

"Hm, yasudah. Kalau ada orang mencurigakan, langsung tangkap"

Setelah itu, Theo masuk ke dalam rumah, di dalam rumah ia disambut dengan tangisan angkasa yang begitu keras.

Theo langsung menghampiri angkasa dan menggendongnya. ia heran sekali, mengapa angkasa sangat suka menangis?. Theo pun tidak tau itu.

---

>>>

Kalau ada typo tandai na.

Making Love With Daddy?Where stories live. Discover now