Chapter 7

1.4K 41 2
                                    

Setelah membahas Selena, bi Luna dan Reval pun masuk ke mansion. Reval mengingat angkasa, ia langsung pergi ke kamar Theo/angkasa.

Ia berlari takut jika angkasa kenapa Napa, kalau misal angkasa terluka sedikit pun, ia akan dipecat oleh Theo.

Dan ternyata saat ia membuka pintunya terdapat angkasa yang masih anteng liat tv, Reval menghela nafas lega.

"Kenapa paman?" Tanya angkasa dan didapati gelengan oleh reval.

Reval berjalan menuju angkasa, "asa ga laper?"

"Engga paman, aca kenyang abic mamam ini." ia menunjuk ke arah biskuit coklat yang di pangkunya.

"Dapet dari mana?"

"Tadi aca dikacih bibi Dea." ujar angkasa.

"Ohh, asa bosen ga?"

"Engga."

"Asa haus?"

"Ga."

"Asa mau main?"

"Tidak."

"Asa mau ke taman?"

"Nda."

''asa mau mainan?"

"No." angkasa lagi lagi menolak ajakan Reval. Ia memang sedang tidak menginginkan itu semua.

"Hmm, yaudah deh."

Angkasa tidak menghiraukan ucapan Reval, angkasa hanya fokus melihat rabids di tv yang kebetulan sedang hujan².

DUARR!!

"AAAA" Spontan angkasa dan Reval berteriak karena kaget dengan suara petir yang sangat keras itu.

Tak lama kemudian disusul oleh hujan yang cukup deras mengguyur jalanan, tak terkecuali mansion Theo.

"Hihihi~ paman dicini hujan kaya di citu." Angkasa menunjuk arah tv yang terlihat satu rabids yang tersambar petir.

Sedangkan Reval? Ia hanya cekikikan melihat tingkah lucu angkasa.

"Umm, aca mau hujan hujan paman!" Ujar angkasa dengan antusias.

"Asaa! No! Ingat pesan Daddy kamu? Gaboleh hujan hujanan, nanti sakit!"

"Yahh, tapi aca mau!"

"Hmhh, yaudah deh."

"Tapi jangan lama lama!" Lanjutnya.

"Iya paman celewet. Hihihi~" kata angkasa.

"Heh, apa tadi?"

"Ehh, kabull!!"

.
.
.
.
.

Kini angkasa tengah hujan hujanan di taman milik Theo, ia hujan² sembari bermain mobil mobilan kecil yang dari besi (author lupa namanya🌚)
Bi Luna maupun Reval tidak takut angkasa hilang, karena taman itu berada di dalam mansion Theo yang di Pagari.

Angkasa begitu semangat dan antusias saat hujan hujan, maklum lah dari dulu ga pernah hujan hujan.

Dari arah gerbang depan terlihat mobil BMW milik Theo yang mulai memasuki mansion, angkasa yang tadinya terfokus dengan hujan, tiba tiba di kejutkan dengan kedatangan Theo. Ia takut jika nanti akan dimarahi Theo karena ia hujan hujanan.

Tapi.. tidak, Theo tidak menghampiri angkasa maupun menegur. Wajah Theo terlihat seperti ricuh dan marah.

.
.
.
.
.

Theo POV

Semenjak pulang dari kerjanya, Theo terlihat kelelahan, dan marah. Ia mengurung dirinya dikamar dan tidak membuka pintu itu sampai akhirnya Reval datang untuk membuka pintu itu.

Making Love With Daddy?Where stories live. Discover now