Chapter 2

2.6K 72 6
                                    

Theo naik ke atas ranjang dan memangku sang balita, ia memakai kan baju pada balita itu.

Ia berpikir untuk menamai siapa anak ini.
Setelah berpikir, ia akhirnya menemukan nama yang cocok untuk sang balita.

"Emm, gimana kalo kamu aku namain Angkasa? Angkasa Marvelio Zeicyus ?"

"Hihihi~ akaa caaa" setelah mengucap kan kata itu Angkasa bertepuk tangan dengan semangat.

"Hahaha, nama yang bagus bukan? Angkasa"

-

Sudah 5 bulan lamanya mengurus angkasa.
Angkasa pun sudah hampir bisa berbicara dengan jelas.

Pukul 18.30, sudah waktunya makan malam, Theo berjalan ke bawah dengan menggendong Angkasa.

Setelahnya, ia duduk di meja makan sambil menunggu makanan yang di buat para maid selesai.

Tiba tiba dari arah pintu terdengar seperti orang masuk, ia adalah Reval.

"Ada apa Reval?"

"Hahh..huh...d-di depan hah...hah.. ada nona Sel- Selena tuan." Ucapnya sambil terengah-engah.

"Hah?! Bagaimana bisa!"

"S-saya tidak tau tuan, nona Selena tiba tiba memberontak ingin masuk."

"Jangan biarkan dia masuk! Bilang saya tidak ingin menemuinya."

"Baik tuan"

"Tenapa Daddy?"(Kenapa Daddy)
Tanya angkasa pada Daddy nya itu, ya, Theo menyuruh angkasa untuk memanggilnya Daddy.

"Gak papa sayang, udah ayo makan"

"Yeyy, yeyy mamam!" Ujarnya dengan antusias.
Sementara Theo hanya terkekeh pelan melihat angkasa sangat bersemangat itu.

Akhirnya mereka makan dengan tenang.

Setelah makan, Theo dan angkasa berjalan menuju kamar mereka, mereka satu kamar. Karena? Theo memang sudah menyediakan kamar untuk angkasa, tetapi angkasa menolak keras dengan alasan takut jika tidur sendiri. Dan Theo pun menyetujui permintaan angkasa.(Aslinya mah angkasa gak mau jauh jauh dari Theo, hihi~)

Saat sampai di kamar, angkasa langsung menuju ranjang, ia kekenyangan.

"Ughh~ aca tenyang Daddy" (ughh~ asa kenyang Daddy)

"Kamu sih, makannya banyak banget"

Seolah tidak ingin kalah, angkasa dengan semangat membalas sang Daddy nya.

"Ihh, kan tathi aca lapell!" (Ihh, kan tadi asa laper)

Sementara Theo hanya terkekeh pelan melihat angkasa mengucapkan itu.

"Hahaha, iya iya"

"Humm, aca mau bobo!"

"Yaudah bobo aja,"

"Ihhh, Daddy"

Tawa Theo lepas begitu saja.
"Hahahaha, iya asa bobo"

Tak lama kemudian terdengar dengkuran halus dari mulut kecil angkasa.
Theo mencium kening angkasa sekilas.

"Good night, Asanya Daddy"

Theo ikut memejamkan matanya.

Beberapa detik kemudian, handphone milik Theo berdering, tanda ada telfon masuk.

'tenonet, tetenonet'

"Hmm, siapa sih telfon malem malem gini"

Tanpa melihat siapa yang menelfonnya, Theo langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Rawrr!! Eh- Akhirnya kamu angkat Theo"
Ucap perempuan di seberang sana.

Sebentar, Theo sepertinya mengenal suara ini, YA! INI ADALAH SELENA!

Tanpa pikir panjang, Theo menutup telfon nya sepihak.
Tanpa ia sadari, ternyata angkasa sudah terbangun sejak ia mengangkat telfon.

"Daddyyy~ hiks"

"Cup cup cup, kenapa sayang?"

"Hiks, tathi aca dengel cuala cetan, hiks gini lawll, hiks gitu, hiks"
(Hiks, tadi asa denger suara setan, hiks gini rawrr, hiks gitu, hiks)

Sebenarnya Theo ingin sekali tertawa melihat kelucuan angkasa, tapi ia tahan, nanti kalau Theo ketawa, angkasa pasti bakal nangis lebih kenceng.

"Pft- utututu, sayang nya Daddy. Udah, hantu itu gaada asaa"
Ujar Theo seolah menenangkan angkasa

Tapi ternyata tidak....
"Hiks, enggaa! Antu itu ada!"
(Hiks, engga! Hantu itu ada!)

Angkasa semakin keras menangis, dan Theo kuwalahan mengurusnya.

"Cup cup, iya iya hantu ada"

Tidak lama kemudian tangisan angkasa pun mereda, hanya tinggal Isak nya yang belum ilang.

Dan akhirnya mereka berdua terlelap.

---

Siapakah Selena?

Making Love With Daddy?Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα