Bab 2

182 15 0
                                    

Jam istirahat, saat Naina akan pergi dengan sahabatnya bernama Dinda ke kantin, malah dihentikan Rafka.

"Bunda, udah siapin bekal untuk kita." Ucap Rafka menahan baju seragam Naina melihat Naina yang akan pergi dengan sahabatnya.

Naina mendengar ucapan Rafka langsung melihat kearah Dinda merasa bersalah. "Maaf Din, aku gak bisa ikut kamu ke kantin." Ucap Naina merasa bersalah, padahal Dinda sudah menunggunya untuk ke kantin.

"Gak apa-apa Nai." Ucap Dinda melihat ke arah Rafka yang sudah menatapnya dengan tajam.

"Perginya sama gue aja Din." Ucap sahabat Naina satu lagi bernama Dania. "Kamu mau nitip gak Nai?" Lanjut Dania ke Naina yang mengabaikan tatapan tajam dari Rafka.

Teman-teman Naina khusus ke Naina mereka akan manggilnya dengan sebutan aku dan kamu.

Dinda dan Dania merupakan sahabat perempuan Naina yang selalu ada untuk Naina dari awal masuk SMA, mereka tidak peduli dengan latar belakang Naina. Mereka selalu menganggap Naina sahabat mereka yang sangat baik.

"Aku mau nitip susu kotak aja Nia." Balas Naina lembut. "Kamu mau nitip juga gak Raf?" Lanjut Naina bertanya ke Rafka.

"Air putih." Balas Rafka lembut ke Naina.

"Nia, air putih satu sama susu kotak satu ya Nia." Ucap Naina lembut.

"Oke." Balas Dania yang tidak berani menolak permintaan Rafka dan dia langsung pergi mengajak Dinda untuk keluar kelas.

Setelah melihat Dania dan Dinda keluar, Rafka baru melepaskan baju Naina.

"Tumben bunda memasak?" Tanya Naina setelah duduk. "Emangnya bunda gak kerja?" Lanjut Naina.

"Bunda shift malam." Balas Rafka. "Jadi pagi ini bunda membantu bik Ika untuk buat sarapan, sekalian buatin bekal untuk kita." Lanjut Rafka sambil mengeluarkan dua kotak bekal dari tasnya.

Rafka memanggil orang tuanya dengan ayah dan bunda. Ayah Rafka bekerja sebagai tentara, dia merupakan jendral militer, sedangkan bunda Rafka bekerja sebagai dokter.

"Gak sabar pengen coba masakan bunda." Ucap Naina yang membuka kotak makan di depannya.

"Kata bunda kamu harus habisin semuanya." Ucap Rafka yang mengigat apa yang dikatakan bundanya.

Naina memang sudah sering pergi ke rumah Rafka, jadi tidak heran kalau orang tua Rafka akan kenal dengannya. Adek Rafka juga cowok yang umurnya sebelas bulan dan dia juga sangat suka dengan Naina.

Orang tua Rafka sangat menyangi Naina terutama bunda Rafka yang sering membelikan Naina baju yang menurutnya sangat bagus kalau di pakai untuk Naina, terkadang dia juga akan membelikan Rafka dan Naina baju pasangan seperti anak kembar.

Bunda Rafka memang dari dulu ingin punya anak cewek, tapi tidak kesampaian. Semenjak bunda Rafka tahu Naina tidak punya orang tua, dia sudah menganggap Naina seperti anaknya sendiri.

Bunda Rafka sebenarnya tahu dengan Rafka yang menyukai Naina, tapi dia tetap diam, karena tidak ingin ikut campur urusan percintaan anaknya.

"Aku udah kangen masakan bunda." Ucap Naina yang sudah lama tidak memakan masakan bunda Rafka. "Masakan bunda memang paling enak." Lanjut Naina dan menyuapi makannya.

"Pelan-pelan." Ucap Rafka melihat makan dengan antusias, padahal masakan bundanya biasa aja menurut Rafka. "Menurut aku masakan kamu lebih enak dari bunda." Lanjut Rafka jujur, karena masakan bundanya terkadang sedikit asin menurutnya.

Sebenarnya bunda Rafka kurang bisa  untuk memasak, masakannya terkadang keasinan, tapi saat di depan bundanya, Rafka dan ayahnya akan selalu berbohong, kalau masakan bundanya sangat enak.

Semuanya Akan Indah Where stories live. Discover now