Anak nakal

16 15 10
                                    

"Ari sudah berapa kali ibu bilangin, kalau di bilangin itu dengerin berapa kali kamu masuk keluar BK. Mau sampai kapan kamu seperti ini Ari?!" Omel wanita paruh baya yang kesabarannya dengan setipis tisu.

Wanita paruh baya dengan umur 35 tahun lebih itu tengah menasihati anak yang nakal yaitu Ari. Dia ibu wulan guru BK dengan kesabaran setipis tisu hanya untuk anak nakal ini sudah berapa kali dia menasihati kamu ri?

"Kamu itu anak pintar Ari, jangan jadi anak nakal seperti ini,"

Ari hanya mengangguk paham. Wulan menghembuskan nafas berat berapa kali ia harus menemui anak yang tengah pubertas ini, lelah rasanya.

"Ari, rubah lah sikap kamu dari sekarang. Ibu tidak ingin kamu menjadi anak yang nakal seperti ini, yang ibu harapkan kamu menjadi anak yang baik tidak membuat onar seperti ini." Ucap wulan menasihati.

"Baik ibu, akan Ari dengarkan tetapi Ari tidak berjanji. Masa SMP itu masa anak nakal toh bukan hanya Ari." Ari tersenyum miring, faktanya memang bukan hanya Ari. Mereka nakal namun tidak senakal dan seberani Ari.

Wulan sudah ber istighfar berkali kali tetap saja nihil semua sama tidak berubah, mau di nasihati, sampai rukiyah tidak akan mengubah sosok Ari yang nakal.

"Bu.. Ari gak akan pernah berubah, ini sudah menjadi ciri khas Ari,"

"Ibu itu capek Ari, kelas tujuh kamu baru kelas tujuh loh. Sudah berapa poin kamu dapatkan Ari, ibu harus gimana?" Emosi wulan kali ini benar benar sudah tidak terkendali lagi.

"Ya sudah, ibu wulan sabarin ajaa hehe " Kekeh Ari dengan santainya.

"Sabarin gimana lagi Ari, sudah dengan seribu satu cara nasihat kamu kembali lagi ke ruang BK bahkan satu minggu kamu bisa masuk hampir setiap hari!?" Emosi wulan.

"Yah yang penting Ari gak nabung alfa yang ujung ujungnya masuk BK, Ari hanya menabung dosa itu ajja lalu ibu wulan yang Baik hati dan tidak sombong selalu nasihatin Ari nanti nasehat nasehat ibu yang tiap hati itu kan bisa nolongin ibu masuk surga benar kan bu?" Kekeh Ari.

Wulan menggelangkan kepalanya, pusing. Lebih baik anak yang nabung alfa daripada nabung dosa.
Wulan tidak ingin memperpanjang masalah ini dengan Ari,toh dia akan menjawab lagi.

"Ingat tugas mu, sehabis pulang-"

"Siap, Ari ke kelas dahulu ya ibu!!" Ucap Ari sembari hormat kepada ibu wulan dan berlari keluar dari ruang BK.

Tugas Ari sangatlah mudah ini sudah mejadi rutinitas bagi Ari sebelum pulang sekolah, membuang sampah ke bak sampah semoga saja dosa dosanya juga ikut terbuang di pembuangan akhir.

°🌻°

"Baru semester awal udah di hukum, elu si gara gara elu!" Omel Vita, dari tadi ia terus mengomel tentang elu lu dan lu what elu?

flashback yang di usik suara kicauan gagak rupanya, apakabar ibu Wulan sekarang? Namun ibu Wulan sekarang sudah pindah entah dimana. Harap harap dikemudian hari Ari bertemu lagi dengan bu Wulan guru BK langganan Ari.

"Brisik Vit, omelan lo ga akan bisa mempercepat waktu mulut lo ga capek apa dari tadi ngomel mulu?!" Tanya Ari.

Pertanyaan Ari hanya terbalaskan oleh lirikan mata, kesal sekali rasanya. Sembari dari tadi dia tidak hormat kepada sang saka merah putih, berdiri pun tidak dalam posisi siap tangannya yang dimasukkan ke dalam saku dan kaki menekuk sebelah posisi apa itu?

"Kenapa lirik lirik gue, CLBK ya Vit? " Ucap Ari dengan tingkatan kepedean yang sangat pede.

"Ga najis!" Balas jutek Vita.

"Yakin decc?" Ledek Ari.

"Y"

"Hahaha."

Sebenarnya Ari sih yang terpesona kepada kecantikan Vita, mau bagaimanapun modelan Vita Ari akan tetap cinta.

Hening....

Sekarang hanya ada angin yang menyapa keheningan mereka angin sepoi-sepoi di pagi hari tidak dingin nun sejuk, matahari pun tidak terlalu terik.

Rasanya ingin bertanya namun menanyakan hal apa dua pertanyaan tadi saja saja tak kunjung di balas apalagi beberapa pertanyaan berikutnya.

'Gue mau nanya tentang keadaan dia mungkin sebatas sapaan apa kabar, bagaimana tiga tahun lebih yang lalu setelah kami berpisah. Dia baik baik saja kan?' bita terus bergulat dalam hati , ingin bertanya namun ditahan oleh Ego.

'Sehat lah kalau gak sehat mah ga mungkin dia berangkat sekolah, tolol emang ah tanya sendiri jawab sendiri, gak ada lagi yang namanya telinganya batin,'

°🌻°

Bagas dan Aiden tengah membawa tumpukan buku paket, namun langkahnya terhenti ketika melihat dia sejoli tengah berdiri di lapangan.

"Eh den den itu Arisama siapa dia?" Tanya Bagas.

"Vita, teman masa kecilnya." Balas Aiden.

"Lo tau mereka den?" Tanya Bagas.

Balas Aiden dengan mengangguk kecil.

"Baru saja awal semester, sudah buat onar yah Ari."

"Ini baru awal, kedepannya nanti lo juga akan tau sifat aslinya seperti apa." Jelas Aiden.

°🌻°

Jangan lupa vote dan tinggalkan komen ya

See you!!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 26 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Time MemoriesWhere stories live. Discover now