Alasan

146 114 198
                                    

Berteman itu tanpa syarat yang datangnya dari hati bukan karena keterpaksaan beserta alasan,

°🌻°

"Alasan yang kedua?" Tanya ari yang penasaran .

"Jangan jadi biang onar di sekolah bokap gue!"

Bokap? Jadi tadi yang memberikan nasihat dan kata kata mutiara adalah ayahnya Aiden? Tidak mungkin masa iya.

"Halah lo bohong kan, mana mungkin kepala sekolah tadi bokap lo," Ucap ari yang tak percaya akan hal itu.

"Kalau gue bohong kenapa gue ngelakuin ini ke lo?" Jelas Aiden.

Jadi Aiden berteman dengan Ari bukan tulus dari hati melainkan keterpaksaan atas perintah dari bokap nya itu. Kasiha dia di umur seperti ini sudah menjadi pengemis, bukan mengemis meminta uang melainkan mengemis meminta pertemanan.
Apakah Aiden juga mengemis akan kasih sayang dari bokapnya?

"Lo mau ngemis sampai kaya gitu sama gue?"

"Hem."

"Kalau gue nggak mau?"

"Gue akan tetap maksain, itu perintah dari bokap gue apapun perintahnya gue tetep laksanain."

Ari hanya tersenyum miring, masih ada orang yang seperti ini ternyata.

Tak berselang lama Ari mengambil benda dari saku celananya. Bungkus rokok dan korek api, satu batang rokok dikeluarkan dari markas dan siap untuk bertempur dengan udara.

Satu batang rokok berada di bibir dan korek api pun siap untuk dinyalakan, namun Aiden mengambil rokok itu dan membuangnya ke tempat sampah.

"No smoking, lo tau kan peraturan sekolah nggak boleh ngerokok, Lo mau masuk ruang BK dan di skors?" Ancam Aiden kepada Ari.

Alih-alih Ari merasa takut dengan ancaman itu, malah Ari mengambil satu batang rokok lagi dan kali ini rokok akhirnya bertempur dengan udara.

"Lo kalau di bilangin bisa nurut nggak?"

"Nggak ada tanda No Smoking kan? Jadi ngga ada yang bisa ngelarang gue."

Melawan Ari itu susah, dia tidak akan mendengar kan orang asing.
Yang akan selalu dia dengar adalah orang yang Ari sayang.

Asap rokok kini telah menyebarkan gas karbon monoksida, baunya tidak enak seperti mencium bau bau dosa.

Ari tetap menghisap rokok dengan santai dan terlihat menikmati rasa rokok itu.
Aiden hanya melihat tampa menegur.
Menegur sekalipun kepada Ari itu hanya sia-sia saja.

Brak!!

Seketika pintu rooftop terbuka, apakah kepala sekolah yang membuka pintu itu?

Dengan cepat Ari membuang rokok itu Kesembarang tempat, kata siapa ari tidak takut? buktinya dia membuang rokok yang di belum habis.

Bayangan sosok itu mulai terlihat, kaki jenjang yang melangkah keluar pintu rooftop, perasaan Ari yang tak karuan dan sedikit senam jantung saat melihat sosok.
Dan sosok itu ternyata

Dwar!!

"Hay besty!"

Ternyata sosok itu adalah Bagas sungguh anak Jahanam dia, membuat senam jantung saja untung jantung ini terbuat dari baja kuat dan anti rusak dan lecet.

"Anjing lo!" Ucap Ari dengan kesal sungguh.

"Hehehe." Bagas hanya tertawa renyah, seolah olah tidak merasa salah dengan perbuatan nya yang telah mendobrak pintu rooftop dan mengagetkan dua manusia ini.

Time MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang