GiyuShino : Run, Baby, Run!

126 11 172
                                    

(Well, 4k word. Moga gak bosen scroll bacanya ヘ⁠(⁠ ̄⁠ω⁠ ̄⁠ヘ⁠) )
______________










"Kita putus. Jangan pernah menemuiku lagi. Dan jangan pernah tanya alasannya."







Kalimat menyakitkan itu seharusnya tidak keluar dari mulut dua orang yang saling mencintai secara tulus.
Hubungan yang sudah berjalan selama hampir lima tahun nyatanya harus kandas tanpa ada berita miring yang menerpa.

Apa salahnya? Kenapa sang kekasih tega memutuskan hubungan mereka secara sepihak?
Bahkan sebelum mendapat kesempatan untuk berbicara, menyanggah atau menolak, sang Primadona Kampus Waseda langsung berpaling dan melenggang meninggalkan kafetaria. Pergi sejauh mungkin dari Mahasiswa yang kerap dimintai tolong oleh para Dosen terkait.

Kejam sekali bukan?
Tetapi kenapa mata gadis itu terlihat seperti menyimpan ketidakrelaan?

Bahunya melemas tak percaya. Wajah datar nan tenang itu kehilangan warnanya. Seperti kanvas putih yang siap dilukis warna apa saja yang diinginkan oleh pelukis.
Riuh penghuni Kafetaria seolah terbenam oleh gelombang rasa sakit yang tiba-tiba menyerang dada sang pria.

Sahabatnya yang sejak tadi menjadi penonton setia, mulai beraksi mengamankan karakter utama yang tersakiti. Menariknya keluar dari tengah kafetaria agar tidak menjadi pusat perhatian lebih lama. Ini keadaan genting. Giyu Tomioka harus segera dibawa pergi untuk makan Salmon Daikon. Satu-satunya makanan yang mampu mengembalikan keadaan hati dan akal sehatnya yang tercerai-berai akibat insiden siang ini.

"Sabito, tolong tampar aku. Ini sepertinya tidak nyata," pemuda itu berhenti di tengah lorong yang sepi. Ingin memastikan jika semua hanyalah mimpi belaka. Kesedihan dengan cepat menguasainya.

Sabito memastikan. "Kau yakin, Bro? Aku tidak akan main-main jika kau ingin ditampar."

Anggukan Giyu menjadi persetujuan mutlak. Tanpa aba-aba, suara plak yang keras terdengar menggema di sekitar mereka.

Pemuda itu mengaduh sembari mengusap-usap pipi kiri yang baru saja ditampar oleh tangan Sabito. Dia mendesis menandakan betapa perihnya efek cap lima jari itu.

"Ya tidak sekeras itu juga, Bajingan. Apa kau punya dendam pribadi padaku, huh?!"

Cengiran tersemat pada bibir tipis Sabito.
"Sorry, kan sudah kuperingatkan. Seharusnya kau berterima kasih padaku," balasnya sambil mengangkat kedua bahu lebarnya.

Enggan memperpanjang masalah. Dua orang Mahasiswa Teknik itu pun memutuskan pergi ke kedai langganan mereka di seberang jalan. Kedai yang menjual Salmon Daikon, makanan kesukaan Giyu.

Baru pada keesokan harinya Giyu Tomioka menemukan jawaban dibalik terjadinya insiden di Kafetaria.




_________________

Run, Baby, Run!
_________________




Siang itu selesai dengan kelas Pak Kyojuro Rengoku. Seorang gadis SMA KIMETSU datang menghampirinya yang sedang duduk bersama teman-temannya.
Dari radius beberapa meter. Giyu sudah bisa mengenali siapa gadis cantik dengan kuncir samping dan berponi rata.
Sosok itu adalah Kanao Kocho, adik dari sang mantan.

Gadis itu mengatur napasnya yang agak terengah. Sepertinya habis berlari. Barangkali juga tersesat mencari keberadaannya di kampus yang luas ini.
Duduk di meja terpisah. Giyu memesankan segelas orange jus yang langsung dihabiskan. Hanya menyisakan dua cube es yang masih utuh.

Kimetsu Academy StoryWhere stories live. Discover now