TanjiKana : A Sweet, My Pretty Boy (2)

140 24 71
                                    












Memiliki kehidupan yang tentram dan damai di Sekolah adalah impian sederhana Tanjirou Kamado. Fokus pada materi pembelajaran serta menaati peraturan sekolah bukan hal yang sulit.

Tapi ketenangan itu mulai memudar seiring datangnya seorang gadis pengganggu, mengusik diamnya Tanjirou. Menggumamkan betapa dia menyukai dan ingin menjadi teman akrab sang pemuda.
Kendati, Tanjirou Kamado sudah berusaha sebisanya untuk menghalau gadis itu mendekat. Mengusir dengan tatapan tajam sampai terang-terangan melontarkan kalimat pedas.
Bahkan usaha terakhirnya dengan mencium sepihak gadis itu, rasanya berakhir sia-sia seperti sebelumnya.

Tanjirou pikir setidaknya Kanao Tsuyuri akan kembali seperti awal, sama seperti teman sekelas mereka. Bersikap seolah Tanjirou bukan bagian penting dari kehidupan di Bumi.





Namun nyatanya, dia keliru.

Lebah berisik itu menjauh sesaat dari koloninya. Berlari mendatangi Tanjirou dengan napas terengah sebelum ikut naik bus. Seakan tidak pernah terjadi sesuatu diantara mereka kemarin siang, di Perpustakaan sekolah yang sunyi.

"Kamado-san, bolehkah aku pulang bersamamu?"

Hanya desahan panjang sebagai ganti untaian kalimat. Disertai gurat kekesalan yang tergambar jelas pada wajah tan itu. Penolakan seperti apapun, rasanya tidak bakal mempan terhadap perempuan keras kepala macam Kanao Tsuyuri.

"Terserah."

Satu kata sudah cukup untuk mendefinisikan perizinan bagi Kanao.








A Sweet, My Pretty Boy •








Dibutuhkan lebih dari satu strategi guna melumpuhkan musuh dalam setiap pergulatan. Begitu pula menaklukan hati seseorang.

Dengan cepat Kanao mampu menyadari kekeliruannya dalam bersikap pada Tanjirou. Sepertinya dia terlalu agresif dan terburu-buru. Barangkali itu juga yang membuat Tanjirou jadi takut dan enggan kepadanya. Alih-alih bersikap terbuka seperti yang Kanao harapkan.

Jika biasanya Kanao mati-matian berusaha pulang sekolah dengan Tanjirou. Akan tetapi taktik kali ini agak sedikit berbeda.
Dia lebih memilih membuntuti Nezuko Kamado, adik dari target lelaki yang sesungguhnya.
Barangkali dengan hadiah kecil, gadis itu mampu menyogok adik Tanjirou agar mau mendekatkan mereka berdua.

Tak apa jika hari ini belum berhasil. Akan selalu ada peluang dalam setiap usaha yang dilakukan.
Meski demikian, kegiatan menguntit Nezuko tetap ia lakukan sepulang sekolah sendirian.

Kanao sedikit berbangga hati. Sejauh ini dia tidak ketahuan jika tengah mengamati pergerakan Nezuko di sebuah toko buku.
Gadis cantik dengan manik merah muda itu sedang berada pada rak Novel. Lalu beralih menapaki rak yang penuh dengan barisan buku pelajaran.
Antusiasnya amat tinggi saat menemukan satu, dua buku tanpa plastik pembungkus. Tentu kau bisa dengan mudah dan... Gratis tanpa membayar ketika membaca buku tersebut.

Cukup lama Kanao berdiri di rak belakang. Namun Nezuko kelihatan belum ingin beranjak dari buku yang menjadi fokusnya. Sesekali anak itu terlihat mencatat atau memotret lembaran yang dia pikir penting.

Langkah kaki yang cukup berisik menghampiri. Seraya mendaratkan pelan ujung kemoceng di atas puncak kepala Nezuko.
"Lagi-lagi kau. Menyingkirlah jika tidak ingin membeli. Setidaknya jangan menghalangi pembeli ku yang lain dengan terus berdiri di tempat yang sama!" hardik seseorang yang ternyata adalah penjaga toko.

Buku itu lantas diletakkan kembali oleh Nezuko. Seraya ia meminta maaf lalu keluar dengan terburu-buru.

Kanao memerhatikan rak yang ditinggalkan Nezuko. Menelisik beberapa buku latihan soal yang ternyata untuk kelas X. Ada banyak jenisnya. Buku kumpulan soal Matematika serta Bahasa Inggris lah yang barusan dibaca oleh Nezuko.
Diamatinya harga yang tertempel. Tanpa berpikir dua kali Kanao membawa ke kasir untuk dibayar dengan uang cash.

Kimetsu Academy StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang